Utusan Khusus Palestina Jawab Soal Rencana Presiden Mahmoud Abbas ke Gaza
Reporter
Nabiila Azzahra
Editor
Dewi Rina Cahyani
Senin, 19 Agustus 2024 21:27 WIB
Israel melancarkan kampanye militer itu setelah Hamas menyerbu Israel selatan, menewaskan 1.200 orang dan menyandera sekitar 251 orang. Berbeda dengan Israel, AFP menghitung ada sekitar 1.197 korban jiwa dan Al Jazeera menetapkan jumlah 1.139 korban jiwa dalam serangan Hamas.
Kantor berita Palestina WAFA melansir pada 18 Agustus lalu bahwa kepemimpinan PA telah memulai upaya dan kontak di tingkat global untuk mempersiapkan perjalanan Abbas ke Gaza.
Komunikasi telah dilakukan dengan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), para anggota tetap Dewan Keamanan PBB, Organisasi Kerja Sama Islam (OKI), Uni Eropa (UE), Uni Afrika, dan negara-negara penting lainnya serta kekuatan global untuk mengamankan dukungan, kata WAFA. Menurut kantor berita itu, PA juga telah memberi tahu Israel, sebab butuh izin dari pihak berwenang Israel untuk memasuki Gaza.
Kunjungan ke wilayah kantong yang diperintah oleh Hamas itu, kata WAFA, bertujuan untuk memulihkan persatuan nasional Palestina dan menekankan bahwa Negara Palestina yang dipimpin oleh Organisasi Pembebasan Palestina (PLO) memiliki mandat atas seluruh Palestina.
Palestina, yang politik internalnya terpecah, diperintah oleh dua faksi rival yaitu Hamas dan Fatah. Hamas menguasai Gaza sejak menang dalam pemilu pada 2006, yang hasilnya ditolak oleh Fatah. Sementara, Fatah merupakan bagian dari koalisi PLO yang diakui secara internasional sebagai perwakilan resmi Palestina.
Al-Maliki mengatakan bahwa Abbas telah mengundang para pemimpin Arab dan muslim, juga Sekretaris PBB Antonio Guterres, untuk bergabung dengannya dalam kunjungan ke Gaza. “Namun, ia juga meminta jaminan dan garansi untuk keamanan. Karena Israel tidak akan membiarkan siapa pun tanpa menyakitinya,” kata dia.
NABIILA AZZAHRA
Pilihan editor: Top 3 Dunia: PLTN Zaporizhzhia Memburuk, Hamas Pesimistis Gencatan Senjata