Netanyahu Bantah Bicara dengan Trump soal Negosiasi Gencatan Senjata Gaza
Reporter
Nabiila Azzahra
Editor
Sita Planasari
Jumat, 16 Agustus 2024 07:00 WIB
TEMPO.CO, Jakarta -Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu membantah laporan media bahwa ia berbicara dengan calon presiden Amerika Serikat Donald Trump sehari sebelum perundingan gencatan senjata di Gaza dan pembebasan sandera.
“Bertentangan dengan laporan media, Perdana Menteri Benjamin Netanyahu tidak berbicara kemarin dengan mantan Presiden Donald Trump,” kata pernyataan dari kantor Netanyahu pada Kamis, 15 Agustus 2024, seperti dikutip Reuters.
Putaran negosiasi selanjutnya telah dijadwalkan dengan Israel bersama para pejabat senior Amerika Serikat, Qatar, dan Mesir di Doha, Qatar pada 15 Agustus.
Ketiga negara tersebut telah menjadi penengah dalam perundingan gencatan senjata antara Israel dan Hamas selama berbulan-bulan sejak November 2023, sebulan setelah pertempuran pecah di Gaza.
Israel menghadiri perundingan di Doha dengan delegasi yang terdiri dari kepala intelijen Mossad, David Barnea, kepala dinas keamanan dalam negeri Ronen Bar, dan kepala sandera militer, Nitzan Alon, menurut konfirmasi dari pejabat pertahanan Israel pada Rabu.
Sementara itu, laporan sejauh ini menunjukkan bahwa Hamas tidak akan mengirimkan perwakilan ke perundingan tersebut.
“Melakukan perundingan baru memungkinkan pendudukan untuk memberlakukan persyaratan baru dan menggunakan labirin perundingan untuk melakukan lebih banyak pembantaian,” kata pejabat senior Hamas Sami Abu Zuhri kepada kantor berita Reuters.
Sebelum perundingan, media Axios menerbitkan laporan bahwa Netanyahu sempat berbicara dengan Trump lewat panggilan telepon soal negosiasi gencatan senjata.
Laporannya mengutip dua sumber Amerika Serikat yang mengetahui tentang panggilan telepon tersebut.
Satu sumber mengatakan bahwa panggilan Trump dimaksudkan untuk mendorong Netanyahu agar menerima kesepakatan tersebut, tetapi sumber itu menekankan bahwa ia tidak tahu apakah memang ini yang dikatakan Trump kepada Netanyahu.
Sekretaris Pers Gedung Putih Karine Jean Pierre mengatakan dalam sebuah pengarahan pers pada Rabu bahwa sangat penting untuk mencapai kesepakatan guna membebaskan para sandera, memberikan bantuan kepada warga Palestina di Gaza, dan mengurangi ketegangan regional.
Saat ini terdapat 115 sandera yang ditahan oleh Hamas di Gaza, dari jumlah awal warga Israel yang disandera yaitu 251 orang.
Pasukan Israel telah menewaskan lebih dari 40.000 orang dan melukai 92.401 orang lainnya di Gaza sejak 7 Oktober 2023, menurut Kementerian Kesehatan Gaza. Sebagian besar dari 2,3 juta penduduk Gaza telah mengungsi dari rumah mereka, dan berbagai infrastruktur telah hancur menjadi puing-puing.
Serangan tersebut dilancarkan Israel setelah Hamas menyerbu Israel selatan. Pihak Israel mengatakan serangan Hamas pada 7 Oktober menewaskan 1.200 orang, sementara AFP menghitung ada sekitar 1.197 korban jiwa dan Al Jazeera menetapkan jumlah 1.139 korban jiwa.
Pilihan Editor: Perwira Lapangan: Israel Masih Jauh dari Kemenangan di Gaza
AXIOS | REUTERS