Israel Umumkan Rencana Bangun Pemukiman Baru di Tepi Barat

Kamis, 15 Agustus 2024 08:00 WIB

Tampilan udara menunjukkan sekelompok rumah di Beit Hogla, sebuah pemukiman di Tepi Barat yang diduduki Israel, 15 Februari 2023. REUTERS/Ronen Zvulun

TEMPO.CO, Jakarta - Israel mengumumkan rencana membangun pemukiman baru di wilayah Tepi Barat yang diduduki, kata Menteri Keuangan Israel Bezalel Smotrich pada Rabu, 14 Agustus 2024. Langkah itu merupakan respons terhadap tindakan oleh para pemimpin Palestina di Tepi Barat dan negara-negara yang telah mengakui Palestina sebagai negara.

Pemukiman yang bernama Nahal Chaletz itu tepatnya akan dibangun di Gush Etzion oleh Administrasi Sipil Israel, kata Smotrich. Pembangunan pemukiman ini bagian dari rencana pembangunan lima pemukiman baru yang telah disetujui pemerintah Israel.

“Tidak ada keputusan anti-Israel dan anti-Zionis yang akan menghentikan pembangunan pemukiman lebih lanjut,” kata Smotrich di media sosial X.

Pemukiman yang dibangun di Tepi Barat dan wilayah lain yang dicaplok Israel pada 1967 dianggap ilegal menurut hukum internasional oleh sebagian besar negara anggota PBB. Israel membantah hal ini, dengan alasan hubungan historis dan alkitabiah orang-orang Yahudi dengan tanah tersebut.

Pada Mei lalu, mayoritas anggota Knesset atau parlemen Israel mendukung resolusi yang menolak didirikannya negara Palestina.

“Kami akan terus melawan gagasan berbahaya tentang negara Palestina dan menetapkan fakta di lapangan. Ini adalah misi hidup saya dan saya akan meneruskannya semampu saya,” tulis Smotrich.

Israel mengumumkan pada Juni bahwa mereka akan melegalkan lima pos terdepan di Tepi Barat, membangun tiga pemukiman baru, dan menyita sebagian besar tanah tempat warga Palestina berusaha mendirikan negara merdeka. Otoritas Palestina (PA), yang menjalankan kewenangan terbatas atas Tepi Barat di bawah pendudukan militer Israel, menegaskan kembali pembangunan pemukiman dan pembongkaran rumah-rumah warga Palestina merupakan tindakan pembersihan etnis.

Kementerian Luar Negeri dan Ekspatriat PA mengatakan kegagalan komunitas internasional mendorong Israel untuk terus “memperdalam kolonisasi” di Palestina. “Kementerian mengutuk pengumuman pembangunan pemukiman baru di Betlehem,” tulisnya di X.

Spanyol, Irlandia dan Norwegia pada Mei lalu bergabung dengan mayoritas negara PBB yang telah mengakui negara Palestina. Mereka memandang pembentukan negara Palestina bersama Israel sebagai satu-satunya cara untuk mengamankan perdamaian abadi antara keduanya.

Hanya sedikit kemajuan telah dicapai menuju pembentukan negara Palestina sejak penandatanganan Perjanjian Oslo pada awal 1990-an. Perjanjian tersebut diteken antara Israel dan Organisasi Pembebasan Palestina (PLO) untuk memulai proses perdamaian bagi kedua pihak.

REUTERS

Pilihan editor: Junta Myanmar Menampik Kabar Min Aung Hlaing Ditahan dalam Kudeta Internal

Ikuti berita terkini dari Tempo.co di Google News, klik di sini

Berita terkait

Cara Kerja Teknologi Walkie Talkie Hizbullah Lebanon yang Meledak dan Menewaskan 25 Orang

7 jam lalu

Cara Kerja Teknologi Walkie Talkie Hizbullah Lebanon yang Meledak dan Menewaskan 25 Orang

Cara kerja walkie talkie yang digunakan Hizbullah Lebanon hanya bisa digunakan dalam jarak dekat.

Baca Selengkapnya

Jokowi Resmikan Tol Solo-Yogyakarta Segmen Kartasura-Klaten: Dibangun Sejak 2021, Biayanya Rp 5,6 Triliun

7 jam lalu

Jokowi Resmikan Tol Solo-Yogyakarta Segmen Kartasura-Klaten: Dibangun Sejak 2021, Biayanya Rp 5,6 Triliun

Presiden Jokowi meresmikan Jalan Tol Solo-Yogyakarta-YIA Kulonprogo Seksi I Segmen Kartasura-Klaten, hari ini, Kamis, 19 September 2024.

Baca Selengkapnya

PBB: Israel Lakukan Pelanggaran Berat Konvensi Hak Anak di Gaza

7 jam lalu

PBB: Israel Lakukan Pelanggaran Berat Konvensi Hak Anak di Gaza

Sebuah komite PBB mengecam pelanggaran berat yang dilakukan Israel terhadap Konvensi Hak Anak terhadap anak Palestina di Gaza

Baca Selengkapnya

Teror Lewat Pager dan Walkie Talkie di Lebanon, Dosen Binus Bandingkan dengan Serangan Stuxnet ke Iran

8 jam lalu

Teror Lewat Pager dan Walkie Talkie di Lebanon, Dosen Binus Bandingkan dengan Serangan Stuxnet ke Iran

Dugaan teror di Lebanon dengan serangan Stuxnet ke Iran disebutnya memiliki karakter yang berbeda 180 derajat. Simak penjelasannya.

Baca Selengkapnya

Bulgaria Selidiki Perusahaan Pager terkait Ledakan di Lebanon

8 jam lalu

Bulgaria Selidiki Perusahaan Pager terkait Ledakan di Lebanon

Bulgaria akan menyelidiki sebuah perusahaan yang terkait dengan penjualan pager ke kelompok Hizbullah Lebanon.

Baca Selengkapnya

Israel Buka Suara Soal Ledakan Pager dan Walkie Talkie: Era Baru Perang Dimulai!

11 jam lalu

Israel Buka Suara Soal Ledakan Pager dan Walkie Talkie: Era Baru Perang Dimulai!

Israel akhirnya buka suara soal ledakan pager dan walkie talkie yang menyerang kelompok Hizbullah.

Baca Selengkapnya

Siapa Pembuat Pager Hizbullah yang Meledak?

12 jam lalu

Siapa Pembuat Pager Hizbullah yang Meledak?

Ratusan pager milik kelompok Hizbullah meledak di Lebanon pada Selasa, 17 September 2024. Siapa pembuat pager Hizbullah yang meledak?

Baca Selengkapnya

124 Negara Anggota PBB Sepakat Pendudukan Israel di Palestina Harus Berakhir

12 jam lalu

124 Negara Anggota PBB Sepakat Pendudukan Israel di Palestina Harus Berakhir

Sidang umum PBB akhirnya menyetujui resolusi bahwa Israel harus hengkang dari Palestina paling lambat tahun depan.

Baca Selengkapnya

Perusahaan Jepang 10 Tahun Lalu Setop Produksi Walkie Talkie yang Meledak di Lebanon

12 jam lalu

Perusahaan Jepang 10 Tahun Lalu Setop Produksi Walkie Talkie yang Meledak di Lebanon

Perusahaan Jepang ICOM mengaku telah menghentikan produksi walkie talkie yang meledak milik Hizbullah sejak 10 tahun lalu.

Baca Selengkapnya

Hizbullah Gempur Israel Pertama Kali Sejak Ledakan Pager

13 jam lalu

Hizbullah Gempur Israel Pertama Kali Sejak Ledakan Pager

Hizbullah menggempur Israel sejak pertama kali sejak pager meledak serentak.

Baca Selengkapnya