Partai Demokrat akan Galang Dukungan untuk Kamala Harris dari Pemilih di Luar Negeri

Selasa, 13 Agustus 2024 09:00 WIB

Wakil Presiden AS Kamala Harris saat pertemuan dengan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu di Gedung Kantor Eksekutif Eisenhower di halaman Gedung Putih, di Washington, D.C., AS, 25 Juli 2024. REUTERS/Nathan Howard

TEMPO.CO, Jakarta - Partai Demokrat akan berupaya menggalang dukungan dari kalangan pemilih di luar negeri untuk kandidatnya, Wakil Presiden Kamala Harris, dalam pemilu presiden Amerika Serikat pada 5 November mendatang. Komite Nasional Demokrat akan menghabiskan lebih dari US$100.000 (Rp1,5 miliar) untuk mendaftarkan 9 juta warga Amerika yang tinggal di luar negeri, dengan tujuan memenangkan suara bagi Harris.

Pendanaan untuk Democrats Abroad, yang mewakili Demokrat yang tinggal di luar Amerika Serikat, akan digunakan untuk membiayai pendaftaran pemilih dan menyebarkan informasi tentang cara memilih dari luar negeri, kata seorang pejabat DNC pada Senin, 12 Agustus 2024.

“DNC tidak akan melewatkan satu hal pun untuk memastikan Kamala Harris akan menjadi presiden Amerika Serikat berikutnya,” kata DNC dalam sebuah pernyataan, seperti dikutip oleh Reuters. Komite itu mencatat sebelumnya, hanya 8 persen warga Amerika Serikat yang tinggal di luar negeri telah mendaftar untuk memilih dalam pemilu presiden 2020.

Pejabat DNC mengatakan ada lebih dari 1,6 juta warga Amerika dari negara bagian medan pertempuran Arizona, Georgia, Michigan, Nevada, North Carolina, Pennsylvania, dan Wisconsin yang tinggal di luar negeri, dan mereka akan berjuang untuk setiap suara.

Negara-negara bagian tersebut penting bagi Harris dan lawannya, mantan presiden Donald Trump dari Partai Republik, untuk memenangkan pemilu. Presiden Joe Biden sebelumnya mengalahkan Trump untuk memenangkan kursi kepresidenan 2020 dengan hanya memenangkan 44.000 suara di Arizona, Georgia, dan Wisconsin.

“Pemilihan ini akan dimenangkan dengan selisih suara tipis, dan dengan hanya tiga bulan menjelang pemilihan, setiap suara penting – termasuk suara dari mereka yang bertugas atau tinggal di luar negeri,” kata DNC.

Kontingen terbesar warga Amerika yang tinggal di luar negeri tinggal di Meksiko, kata seorang pejabat DNC, dengan jumlah terbesar berikutnya tinggal di berbagai negara di Eropa.

Harris telah menghimpun dukungan masif dari partainya sejak Presiden Joe Biden mundur sebagai kandidat karena dianggap tak mampu mengalahkan Trump untuk kedua kalinya.

Harris belakangan ini unggul dari Trump dalam berbagai jajak pendapat. Ia unggul selisih empat poin persentase di jajak pendapat terpisah di Wisconsin, Michigan, dan Pennsylvania yang dilakukan oleh New York Times dan Siena College. Hal itu merupakan perubahan besar dari jajak pendapat di negara-negara bagian yang diambil sebelum Biden mundur dari pemilihan presiden.

Secara nasional, Harris unggul atas Trump dengan lima poin persentase, 42 persen berbanding 37 persen, dalam jajak pendapat Ipsos yang dipublikasikan pada Kamis lalu, memperlebar keunggulannya dari survei Reuters/Ipsos pada 22-23 Juli, yang menemukan bahwa ia unggul 37 persen berbanding 34 persen.



REUTERS

Pilihan editor: Rumah Sakit Indonesia di Gaza Rusak, Dokter Lakukan Operasi dengan Listrik Padam

Ikuti berita terkini dari Tempo.co di Google News, klik di sini

Advertising
Advertising

Berita terkait

Bukan Kamala Harris atau Donald Trump, Kandidat Inilah yang Jadi Pilihan Warga Muslim AS

11 jam lalu

Bukan Kamala Harris atau Donald Trump, Kandidat Inilah yang Jadi Pilihan Warga Muslim AS

Dukungan AS atas serangan-serangan Israel di Gaza menjauhkan calon Partai Demokrat, Kamala Harris, dari para pemilih Arab-Amerika dan Muslim.

Baca Selengkapnya

Ketahui Perbedaan Antara CIA dan FBI, Apa Tugas Keduanya di Amerika Serikat?

12 jam lalu

Ketahui Perbedaan Antara CIA dan FBI, Apa Tugas Keduanya di Amerika Serikat?

Central Intelligence Agency (CIA) sering disamakan dengan The Federal Bureau of Investigation (FBI). Apa beda keduanya?

Baca Selengkapnya

SBY Bertemu Prabowo di Kertanegara, Dahnil Anzar: Diskusi Biasa

12 jam lalu

SBY Bertemu Prabowo di Kertanegara, Dahnil Anzar: Diskusi Biasa

Dahnil menyebut pertemuan Prabowo dengan SBY di Kertanegara hanya berdiskusi biasa saja.

Baca Selengkapnya

Kamala Harris: Dukungan dari Billie Eilish hingga Isu Ekonomi

13 jam lalu

Kamala Harris: Dukungan dari Billie Eilish hingga Isu Ekonomi

Kamala Harris calon presiden Amerika Serikat mendapat dukungan dari Billie Eilish dan Taylor Swift

Baca Selengkapnya

SBY Sambangi Kediaman Prabowo di Kertanegara Siang Ini

13 jam lalu

SBY Sambangi Kediaman Prabowo di Kertanegara Siang Ini

SBY tampak mendatangi kediaman Prabowo pada siang hari ini. Belum diketahui apa topik pembicaraan mereka.

Baca Selengkapnya

Apa Saja Fasilitas yang Diterima Keluarga Presiden?

16 jam lalu

Apa Saja Fasilitas yang Diterima Keluarga Presiden?

Fasilitas presiden yang juga ditujukan kepada keluarganya hanya ada dua menurut regulasi, yaitu keamanan dan kesehatan.

Baca Selengkapnya

Sean Diddy Combs, Ikon Hiphop yang Kontroversial

17 jam lalu

Sean Diddy Combs, Ikon Hiphop yang Kontroversial

Sean Diddy Combs, rapper, musisi hiphop, produser, sekaligus pengusaha ini tengah menghadapi berbagai kontroversi.

Baca Selengkapnya

Billie Eilish dan Finneas Serukan Dukungan untuk Kamala Harris di Pemilu AS 2024

20 jam lalu

Billie Eilish dan Finneas Serukan Dukungan untuk Kamala Harris di Pemilu AS 2024

Billie Eilish dan Finneas mendukung Kamala Harris dalam Pemilu AS 2024, menyerukan pemilih untuk menolak ekstremisme dan melindungi demokrasi.

Baca Selengkapnya

Presiden Jokowi Sahkan Pemberlakuan Visa Bebas Kunjungan, Ini Daftar 13 Negaranya

22 jam lalu

Presiden Jokowi Sahkan Pemberlakuan Visa Bebas Kunjungan, Ini Daftar 13 Negaranya

Presiden Joko Widodo atau Jokowi secara resmi memberlakukan bebas visa ketika berkunjung ke Indonesia bagi 13 negara.

Baca Selengkapnya

Alasan Brunei Darussalam Masuk Daftar Hitam Pemerintah Amerika Serikat

23 jam lalu

Alasan Brunei Darussalam Masuk Daftar Hitam Pemerintah Amerika Serikat

AS menganggap negara-negara di Tingkat 3 termasuk Brunei Darussalam tidak berbuat cukup banyak untuk bertindak melawan perdagangan manusia (TPPO).

Baca Selengkapnya