Manufaktur Senjata di Amerika Serikat Didesak Buka Bengkel di Ukraina

Reporter

Tempo.co

Kamis, 8 Agustus 2024 08:30 WIB

Predator C dapat dipersenjatai dengan rudal anti tank udara ke permukaan AGM-114 Hellfire, bom diameter kecil GBU-39 250 lb, bom dipandu laser GBU-12/GBU-49 Paveway II 500 lb, bom dipandu laser GBU-16 1.000lb dan bom presisi GBU-48. Avenger juga dapat membawa GBU-31, GBU-32, dan GBU-38 Joint Direct Attack Munition (JDAM). airforce-technology

TEMPO.CO, Jakarta - Sejumlah manufaktur senjata dari Amerika Serikat ragu-ragu membuka bengkel (workshop) di Ukraina meskipun Pentagon membujuk mereka untuk melakukan hal tersebut. Kabar ini diwartakan Defense One pada Selasa, 6 Agustus 2024, berdasarkan sumber di Kementerian Luar Negeri Amerika Serikat.

Pemerintah Ukraina telah memuji adanya kenaikan pasokan senjata buatan asing sebagai alternatif untuk suplai jangka panjang bantuan militer dari negara-negara Barat ke Ukraina. Manufaktur asal Jerman Rheinmetall telah menyuarakan sejumlah rencana ambisius untuk beroperasi di Ukraiana dan menjanjikan bukan hanya amunisi, tetapi juga kendaraan lapis baja dan tank-tank buat Ukraina.

Sedangkan sebagian besar manufaktur senjata khususnya dari Amerika Serikat telah berhati-hati untuk membuat janji-janji. Namun tidak berlaku bagi Northrop Grumman yang pada bulan lalu mengumumkan telah melakukan finalisasi sebuah kesepakatan memproduksi amunisi kaliber medium ke Ukraina. Bukan hanya itu, Northrop Grumman juga bersedia memberikan pelatihan dan peralatan militer. Hanya saja, mereka tak mau menempatkan tentara di medan tempur.

Sumber di Kementerian Luar Negeri Amerika Serikat mengatakan mengucurkan investasi pada sebuah sektor manufaktur yang bisa dihancurkan Rusia dan permintaannya tidak akan berkesinambungan di masa depan, sama dengan tidak masuk akal bagi sebuah kasus bisnis. Sumber tersebut mengatakan pelaku bisnis bidang pertahanan Amerika Serikat sangat berfokus pada profit dan ingin pemerintah menjaga investasi bisnis mereka dari berbagai risiko.

"Dalam kontek bisnis apapun yang mereka coba lakukan, mungkin bisa dimulai dari bisnis perawatan, perbaikan dan bongkar-pasang tipe senjata tertentu, produksi suku cadang, jadi mulailah dari hal kecil sebelum Anda benar-benar melangkah lebih jauh," kata sumber tersebut.

Advertising
Advertising

Sebelumnya pada Mei 2024, Amerika Serikat mengumumkan pengiriman paket senjata dan peralatan baru ke Ukraina senilai US$ 275 juta atau sekitar Rp 4,4 triliun. Menurut Kementerian Luar Negeri Amerika Serikat, bantuan ini untuk mengusir serangan Rusia di dekat Kharkiv. Paket tersebut berisi kemampuan yang sangat dibutuhkan termasuk amunisi untuk HIMARS, peluru artileri 155mm dan 105mm, rudal, sistem anti-lapis baja dan amunisi udara presisi.

Anggota parlemen Amerika Serikat meloloskan kesepakatan bantuan militer senilai US$ 61 miliar yang telah lama tertunda untuk Ukraina. Dalam beberapa bulan terakhir, terjadi perselisihan di Kongres ketika pasukan Ukraina mengalami kemunduran di medan perang karena kekurangan amunisi dan pendanaan.

Sumber: RT.com

Pilihan editor: Media Israel Klaim Ismail Haniyeh Dibunuh Anggota Garda Revolusi Iran yang Direkrut Mossad

Ikuti berita terkini dari Tempo.co di Google News, klik di sini

Berita terkait

USAID Menyelenggarakan Pameran Magang dan Kerja

3 jam lalu

USAID Menyelenggarakan Pameran Magang dan Kerja

USAID akan menyelenggarakan Pameran Magang dan Karier di Ritz-Carlton Pacific Place dan @america di Jakarta

Baca Selengkapnya

Poin-Poin UU Keimigrasian: Pejabat Imigrasi Boleh Bawa Senjata Api

6 jam lalu

Poin-Poin UU Keimigrasian: Pejabat Imigrasi Boleh Bawa Senjata Api

RUU Nomor 6 Tahun 2011 tentang Keimigrasian disahkan, pejabat imigrasi diizinkan membawa senjata api.

Baca Selengkapnya

Rencana Pertemuan Donald Trump dan Presiden Polandia Dikabarkan Batal

6 jam lalu

Rencana Pertemuan Donald Trump dan Presiden Polandia Dikabarkan Batal

Jika rencana ini terwujud, maka ini akan menjadi kejadian langka kepala negara asing muncul bersama calon presiden Amerika Serikat dalam masa kampanye

Baca Selengkapnya

Ketahui Perbedaan Antara CIA dan FBI, Apa Tugas Keduanya di Amerika Serikat?

23 jam lalu

Ketahui Perbedaan Antara CIA dan FBI, Apa Tugas Keduanya di Amerika Serikat?

Central Intelligence Agency (CIA) sering disamakan dengan The Federal Bureau of Investigation (FBI). Apa beda keduanya?

Baca Selengkapnya

Sean Diddy Combs, Ikon Hiphop yang Kontroversial

1 hari lalu

Sean Diddy Combs, Ikon Hiphop yang Kontroversial

Sean Diddy Combs, rapper, musisi hiphop, produser, sekaligus pengusaha ini tengah menghadapi berbagai kontroversi.

Baca Selengkapnya

Serangan Drone Ukraina ke Rusia Menimbulkan Bola Api dan Getaran Sekuat Gempa

1 hari lalu

Serangan Drone Ukraina ke Rusia Menimbulkan Bola Api dan Getaran Sekuat Gempa

Serangan drone Ukraina dalam skala besar yang menyerang Rusia telah memicu ledakan besar seperti kekuatan gempa bumi

Baca Selengkapnya

Alasan Brunei Darussalam Masuk Daftar Hitam Pemerintah Amerika Serikat

1 hari lalu

Alasan Brunei Darussalam Masuk Daftar Hitam Pemerintah Amerika Serikat

AS menganggap negara-negara di Tingkat 3 termasuk Brunei Darussalam tidak berbuat cukup banyak untuk bertindak melawan perdagangan manusia (TPPO).

Baca Selengkapnya

Donald Trump Berharap Bisa Bertemu Narendra Modi di Amerika Serikat

1 hari lalu

Donald Trump Berharap Bisa Bertemu Narendra Modi di Amerika Serikat

Donald Trump mengutarakan keinginan bertemu Perdana Menteri India Narendra Modi pada pekan depan disela kunjungan kerja Modi ke Amerika

Baca Selengkapnya

Jubir Tegaskan Kaesang Nebeng Teman, Pemilik Jet Pribadi Ikut Terbang ke Amerika Serikat

2 hari lalu

Jubir Tegaskan Kaesang Nebeng Teman, Pemilik Jet Pribadi Ikut Terbang ke Amerika Serikat

Juru bicara Kaesang Pangarep, Francine Widjojo, menegaskan Kaesang menaiki jet pribadi bersama teman atau pemilik dari pesawat tersebut.

Baca Selengkapnya

Selain Y, KPK Buka Peluang Panggil Jokowi dalam Dugaan Gratifikasi Kaesang

2 hari lalu

Selain Y, KPK Buka Peluang Panggil Jokowi dalam Dugaan Gratifikasi Kaesang

Selain akan panggil Y, KPK buka peluang panggil Jokowi dalam dugaan gratifikasi Kaesang.

Baca Selengkapnya