MK Thailand Bubarkan Partai Move Forward, APHR: Serangan terhadap Demokrasi!

Reporter

Tempo.co

Rabu, 7 Agustus 2024 18:07 WIB

Mantan pemimpin Partai Move Forward Pita Limjaroenrat berpose setelah wawancara dengan Reuters di Bangkok, Thailand pada 25 Juli 2024. REUTERS/Patipat Janthong

TEMPO.CO, Jakarta - ASEAN Parliamentarians for Human Rights (APHR) mengecam keputusan Mahkamah Konstitusi Thailand membubarkan Partai Move Forward pada Rabu 7 Agustus 2024 karena janji kampanye partai tersebut untuk mengamandemen undang-undang lese-majeste.

Mahkamah juga menjatuhkan larangan berpolitik hingga 10 tahun terhadap 11 anggota eksekutif partai saat ini, termasuk mantan pemimpin Pita Limjaroenrat.

“Kami terkejut dengan keputusan Mahkamah Konstitusi Thailand yang membubarkan Partai Move Forward. Menyamakan usulan amendemen – yang merupakan fungsi inti parlemen – dengan upaya untuk ‘menggulingkan monarki’ adalah hal yang tidak masuk akal dan melemahkan integritas proses parlemen,” kata Mercy Chriesty Barends, Ketua APHR dan anggota parlemen Indonesia.

“Mahkamah telah mengirimkan pesan yang jelas bahwa agenda reformasi tertentu tidak akan pernah mendapat sorotan di parlemen, karena perdebatan politik dimaksudkan sebagai alat check and balance yang sah terhadap kekuasaan,” Mercy menambahkan.

MFP memenangkan jumlah suara terbanyak pada Pemilu Thailand pada 2023 tetapi dihalangi untuk memimpin pemerintahan koalisi karena mekanisme kontra-mayoritas yang dilembagakan. APHR memperingatkan bahwa keputusan ini akan semakin menghambat perdebatan politik di Thailand dimana semua diskusi yang berkaitan dengan landasan konstitusi sudah sangat dibatasi.

Advertising
Advertising

“Pelanggaran sistem peradilan ini tidak hanya merusak stabilitas politik Thailand tetapi juga menodai reputasi internasionalnya. Ketika suara masyarakat tidak mendapat haknya, kita mulai kehilangan kepercayaan terhadap integritas demokrasi Thailand. Tidak ada demokrasi tanpa kebebasan berekspresi, serta oposisi politik yang aktif dan bebas,” ujar Mercy.

APHR juga khawatir dengan pola penuntutan yang ditargetkan terhadap MFP dan anggotanya, mengingat 44 anggota parlemen MFP sedang diselidiki oleh Komisi Nasional Anti Korupsi atas dukungan mereka terhadap proposal tersebut pada 2021.

“Kami berdiri dalam solidaritas dengan sesama anggota parlemen dari Partai Move Forward. Kami yakin bahwa meskipun partai tersebut dibubarkan secara tidak adil, mereka akan terus berjuang bersama rakyat demi demokrasi dan hak asasi manusia Thailand,” kata Charles Santiago, Wakil Ketua APHR, dan mantan anggota parlemen Malaysia.

APHR juga mendesak pemerintah Thailand untuk memenuhi janji perubahan dan menjamin demokrasi yang menghormati hak semua orang. APHR menyebut jika pemerintah benar-benar berkomitmen untuk membawa Thailand lebih dekat ke demokrasi sejati, mereka harus melakukan peninjauan penuh terhadap konstitusi untuk memperkuat pemisahan kekuasaan dan menjamin hak konstitusional seluruh warga negara.

“Kami menyerukan kepada pemerintah Thailand untuk meninjau sepenuhnya konstitusi yang dirancang junta agar amendemen diperlukan. Kita harus memastikan bahwa pembubaran seperti ini tidak akan terjadi lagi dan membawa Thailand lebih dekat ke demokrasi sejati. Penyalahgunaan sistem hukum yang dilakukan Thailand secara terang-terangan merupakan ancaman besar bagi demokrasi di wilayah tersebut,” tambah Santiago.

Pilihan Editor: Mahkamah Konstitusi Thailand Perintahkan Pembubaran Partai Move Forward

Berita terkait

Koalisi Organisasi Masyarakat Adat dan Sipil Gugat UU Konservasi ke Mahkamah Konstitusi

8 jam lalu

Koalisi Organisasi Masyarakat Adat dan Sipil Gugat UU Konservasi ke Mahkamah Konstitusi

Sejumlah organisasi masyarakat sipil dan masyarakat adat gugat UU Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya ke Mahkamah Kosntitusi.

Baca Selengkapnya

Denny Indrayana Sebut UU Wantimpres dan Kementerian Negara yang Baru Disahkan Punya 4 Cacat

15 jam lalu

Denny Indrayana Sebut UU Wantimpres dan Kementerian Negara yang Baru Disahkan Punya 4 Cacat

Undang-Undang Wantimpres dan Kementerian Negara yang baru disahkan DPR dinilai memiliki 4 kecacatan yang rentan digugat ke MK.

Baca Selengkapnya

Profil Hamdan Zoelva, Kuasa Hukum Kadin Indonesia yang Menentang Hasil Munaslub karena Dianggap Langgar AD/ART

15 jam lalu

Profil Hamdan Zoelva, Kuasa Hukum Kadin Indonesia yang Menentang Hasil Munaslub karena Dianggap Langgar AD/ART

Kuasa hukum Kadin Indonesia, Hamdan Zoelva menolak hasil munaslub yang menurutnya tidak sesuai ketentuan yang berlaku. Siapa sosok Hamdan Zoelva?

Baca Selengkapnya

Thailand Larang Pemotretan Prewedding dan Iklan di Kuil Kerajaan

22 jam lalu

Thailand Larang Pemotretan Prewedding dan Iklan di Kuil Kerajaan

Terletak di dekat Istana Agung Thailand dan Wat Pho, Bangkok, Wat Rajabopit dibangun pada masa pemerintahan Raja Chulalongkorn (Rama V) pada 1869

Baca Selengkapnya

Mahfud MD Sebut Negara Hukum Lemah Karena Oligarki dan Kleptokrasi, Apa Maksudnya?

3 hari lalu

Mahfud MD Sebut Negara Hukum Lemah Karena Oligarki dan Kleptokrasi, Apa Maksudnya?

Guru Besar Hukum Tata Negara yang juga mantan Menko Polhukam Mahfud MD menyebut negara hukum lemah karena oligarki dan kleptokrasi. Apakah itu?

Baca Selengkapnya

KPU Diminta Segera Buat Aturan Teknis Kampanye Calon Kepala Daerah di Kampus

3 hari lalu

KPU Diminta Segera Buat Aturan Teknis Kampanye Calon Kepala Daerah di Kampus

KPU harus segera membuat peraturan mengenai aturan teknis kampanye di kampus itu untuk menindaklanjuti Putusan MK Nomor 69/PUU-XXII/2024.

Baca Selengkapnya

Sindikat TPPO di Myanmar Minta Tebusan Rp 550 Juta ke Keluarga Korban di Sukabumi

4 hari lalu

Sindikat TPPO di Myanmar Minta Tebusan Rp 550 Juta ke Keluarga Korban di Sukabumi

Sejumlah warga Kabupaten Sukabumi menjadi korban TPPO dan disekap di Myanmar. Mereka dijanjikan bekerja di bisnis kripto di Thailand.

Baca Selengkapnya

Khasiat dan Manfaat Tanaman Kratom

5 hari lalu

Khasiat dan Manfaat Tanaman Kratom

Masyarakat telah memanfaatkan kratom selama berabad-abad sebagai obat alami untuk mengatasi beragam masalah kesehatan.

Baca Selengkapnya

Junta Myanmar Mohon Bantuan Asing untuk Atasi Banjir Mematikan

5 hari lalu

Junta Myanmar Mohon Bantuan Asing untuk Atasi Banjir Mematikan

Pemimpin junta Myanmar mengajukan permintaan bantuan asing yang jarang terjadi, untuk mengatasi banjir mematikan.

Baca Selengkapnya

MK Tolak Uji Materi Batas Usia Capim KPK yang Diajukan Novel Baswedan dkk, Berikut Pendapat Pakar Hukum

6 hari lalu

MK Tolak Uji Materi Batas Usia Capim KPK yang Diajukan Novel Baswedan dkk, Berikut Pendapat Pakar Hukum

MK menolak permohonan untuk mengubah syarat batas usia capim KPK yang diajukan Novel Baswedan dkk. Apa kata pengamat hukum ini?

Baca Selengkapnya