500 Narapidana Kabur, Bobol Penjara di Bangladesh Saat Kerusuhan

Reporter

Rabu, 7 Agustus 2024 08:45 WIB

TEMPO.CO, Jakarta - Sebanyak 500 narapidana di Bangladesh utara kabur setelah sejumlah orang bersenjata pentungan dan batu menerobos masuk ke dalam penjara di Distrik Sherpur. Menurut Dhaka Tribune, massa merusak kantor pemerintahan, membakar kantor polisi setempat, menjarah toko-toko dan tempat perdagangan.

Para penyerang, yang bersenjatakan tongkat dan senjata, menerobos gerbang penjara dan membakar gedung antara pukul 16.30 dan 17.30, menurut laporan United News of Bangladesh (UNB). Selama kekacauan itu, mereka juga membakar Kantor Polisi Sadar dan merusak berbagai kantor distrik, termasuk kantor pemilihan distrik dan Bank Sonali.

Media Bangladesh itu mengatakan bahwa pihak berwenang telah memberhentikan sementara 77 pejabat, termasuk kepala penjara dan sipir penjara. Serangan itu terjadi di tengah jam malam, dan Wakil Komisaris Sherpur, Abdullah Al Khairun, melaporkan bahwa beberapa bangunan di distrik itu dibakar dan dirusak.

Pada hari Selasa, Bangladesh dilanda kekacauan saat Hasina meninggalkan negara itu dengan pesawat militer. Tentara pun turun tangan untuk mengisi kekosongan kekuasaan setelah protes antipemerintah selama berhari-hari yang telah menewaskan lebih dari 300 orang.

Kerusuhan dilaporkan di banyak wilayah Bangladesh. Menurut surat kabar Business Standard, sedikitnya 110 orang tewas dalam kerusuhan hari itu.

Advertising
Advertising

Para mahasiswa turun ke jalan di berbagai kota di Bangladesh pada awal Juli, menuntut penghapusan kuota pegawai negeri untuk keluarga peserta perang kemerdekaan tahun 1971. Situasi di republik tersebut berkembang cepat. Demonstrasi pun berubah menjadi kerusuhan.

Protes antipemerintah kembali berkobar di ibu kota Dhaka dan kota-kota Bangladesh lainnya pada 4 Agustus 2024. Kerumunan pengunjuk rasa masih berkeliaran di jalan-jalan di Dhaka dan kota-kota Bangladesh lainnya bahkan setelah Perdana Menteri Sheikh Hasina mengundurkan diri. Hasina bahkan telah kabur ke India.

Militer telah mengambil alih kekuasaan sementara di negara tersebut dan menyerukan kepada rakyat untuk menghentikan kekerasan. Pemerintah sementara diharapkan akan segera dibentuk.

Koordinator Gerakan Mahasiswa Antidiskriminasi telah mengumumkan bahwa peraih Nobel Dr Muhammad Yunus akan menjadi penasihat utama bagi pemerintah sementara di Bangladesh. Dalam sebuah video yang diunggah di media sosial pada Selasa pagi, Nahid Islam, salah satu koordinator utama gerakan tersebut, mengatakan bahwa Prof Yunus telah setuju untuk mengemban tanggung jawab penting ini atas panggilan komunitas mahasiswa untuk menyelamatkan negara, menurut laporan surat kabar Daily Star.

TASS | NEWS18.C0M

Pilihan editor: Top 3 Dunia: Warga Israel Dihujani Roket hingga Sheikh Hasina Anak Pendiri Bangladesh

Berita terkait

49 Petugas Imigrasi Malaysia Ditangkap karena Terlibat Perdagangan Orang Asing, Termasuk WNI

1 hari lalu

49 Petugas Imigrasi Malaysia Ditangkap karena Terlibat Perdagangan Orang Asing, Termasuk WNI

Sebanyak 49 petugas Departemen Imigrasi Malaysia ditangkap oleh lembaga antirasuah terkait sindikat perdagangan orang yang bawa pekerja asing ilegal

Baca Selengkapnya

Napi Lapas Cipinang Ditemukan Tewas di Kamar Sel, Polda Metro Jaya: Tak Ada Tanda Kekerasan

3 hari lalu

Napi Lapas Cipinang Ditemukan Tewas di Kamar Sel, Polda Metro Jaya: Tak Ada Tanda Kekerasan

Napi yang tewas di Lapas Cipinang diduga sakit. Polisi tak menemukan tanda bekas kekerasan.

Baca Selengkapnya

Ratusan Narapidana Kabur setelah Tembok Penjara Nigeria Roboh Akibat Banjir

4 hari lalu

Ratusan Narapidana Kabur setelah Tembok Penjara Nigeria Roboh Akibat Banjir

Para narapidana kabur dengan memanfaatkan runtuhnya tembok penjara akibat banjir besar.

Baca Selengkapnya

Perempuan Prancis Demo, Dukung Nenek 72 Tahun yang Diperkosa Ratusan Kali

5 hari lalu

Perempuan Prancis Demo, Dukung Nenek 72 Tahun yang Diperkosa Ratusan Kali

Ratusan perempuan di Prancis memprotes pemerkosaan yang dilakukan terhadap Gisele Picolot, perempuan 72 tahun.

Baca Selengkapnya

Perkelahian di Lapas Tua Tunu Pangkalpinang, Satu Narapidana Dilarikan ke Rumah Sakit

8 hari lalu

Perkelahian di Lapas Tua Tunu Pangkalpinang, Satu Narapidana Dilarikan ke Rumah Sakit

Perkelahian sesama narapidana terjadi di Lapas Kelas II A Tua Tuna Kota Pangkalpinang.

Baca Selengkapnya

Bangladesh Meminta India Pastikan Mantan PM Hasina Diam

13 hari lalu

Bangladesh Meminta India Pastikan Mantan PM Hasina Diam

Hasina melarikan diri ke India pada 5 Agustus menyusul protes massal terhadap pemerintahan yang dijalankannya selama 15 tahun di Bangladesh

Baca Selengkapnya

Ketua KPU Bangladesh Mundur Menyusul Penjungkalan Sheikh Hasina

14 hari lalu

Ketua KPU Bangladesh Mundur Menyusul Penjungkalan Sheikh Hasina

Ketu KPU Bangladesh mundur setelah menyangkal campur tangan politik dalam pemilu Januari yang memilih kembali pemimpin otokratis Sheikh Hasina.

Baca Selengkapnya

Kematian Tahanan Rutan Depok Dikeroyok 6 Napi, Berikut Sejumlah Tahanan Tewas dalam Penjara

15 hari lalu

Kematian Tahanan Rutan Depok Dikeroyok 6 Napi, Berikut Sejumlah Tahanan Tewas dalam Penjara

Kematian tahanan dalam Rutan Depok akibat dikeroyok 6 napi mendapat sorotan publik. Bukan kali ini saja tahanan tewas dalam penjara.

Baca Selengkapnya

UEA Bebaskan 57 Warga Bangladesh yang Dipenjara karena Unjuk Rasa

17 hari lalu

UEA Bebaskan 57 Warga Bangladesh yang Dipenjara karena Unjuk Rasa

Warga Bangladesh dipenjara di UEA karena berunjuk rasa menentang eks PM Sheikh Hasina.

Baca Selengkapnya

Polres Banda Aceh Pulangkan 16 Demonstran yang Ditangkap di DPR Aceh

18 hari lalu

Polres Banda Aceh Pulangkan 16 Demonstran yang Ditangkap di DPR Aceh

Polisi menyebut, para demonstran yang ditangkap telah dijemput oleh keluarga dan wali mereka pada Sabtu, 31 Agustus 2024.

Baca Selengkapnya