Putin Disebut Minta Iran Hindari Korban Sipil dalam Merespons Israel
Editor
Ida Rosdalina
Rabu, 7 Agustus 2024 04:05 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Rusia Vladimir Putin telah meminta Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei untuk menahan diri dalam menanggapi dugaan pembunuhan pemimpin Hamas oleh Israel. Ia juga menyarankan agar tidak ada serangan terhadap warga sipil Israel, demikian dikatakan dua sumber senior Iran.
Pesan tersebut, menurut sumber-sumber tersebut, disampaikan pada Senin, 5 Agustus 2024, oleh Sergei Shoigu, seorang sekutu senior pemimpin Kremlin, dalam pertemuan dengan para pejabat tinggi Iran ketika Republik Islam tersebut mempertimbangkan tanggapannya terhadap pembunuhan Ismail Haniyeh.
Teheran juga menekan Moskow untuk pengiriman jet tempur Sukhoi Su-35 buatan Rusia, kata dua sumber Iran yang mengetahui pertemuan di Teheran kepada Reuters.
Di Moskow, Kremlin tidak menanggapi permintaan komentar. Kantor berita RIA yang dikelola pemerintah melaporkan pada Selasa bahwa Shoigu mengatakan dia membahas pembunuhan Haniyeh dalam kunjungannya ke Teheran.
Kedua sumber yang mengetahui masalah ini tidak memberikan rincian lebih lanjut mengenai pembicaraan dengan Shoigu, yang menjabat sebagai menteri pertahanan sebelum menjadi sekretaris dewan keamanan Rusia pada Mei.
Mereka mengatakan bahwa kunjungan Shoigu adalah salah satu dari beberapa cara yang digunakan Moskow untuk menyampaikan kepada Iran tentang perlunya menahan diri dan pada saat yang sama mengutuk pembunuhan Haniyeh sebagai "pembunuhan yang sangat berbahaya", dalam upaya untuk mencegah perang Timur Tengah.
Timur Tengah, kata sumber-sumber itu, sedang berada di ambang perang besar dan mereka yang berada di balik pembunuhan itu jelas-jelas berusaha memicu konflik semacam itu.
Rusia telah membina hubungan yang lebih dekat dengan Iran sejak dimulainya perang dengan Ukraina dan mengatakan bahwa mereka sedang mempersiapkan untuk menandatangani perjanjian kerjasama yang luas dengan Teheran.
Tidak ada komentar langsung dari kementerian Luar Negeri Iran. Pada Senin, kementerian tersebut mengatakan bahwa Teheran tidak berusaha untuk meningkatkan ketegangan regional namun perlu menghukum Israel untuk mencegah ketidakstabilan lebih lanjut.
Di Washington, seorang pejabat dari pemerintahan Biden memperingatkan pada Senin tentang risiko konflik regional yang besar. Pejabat tersebut, yang berbicara dengan syarat anonim, menekankan bahwa skala respons Iran dan Hizbullah akan menjadi faktor kunci dalam menentukan sejauh mana potensi konflik.
<!--more-->
Diplomasi Bukan Lagi Pilihan
Terlepas dari upaya negara-negara Barat dan regional untuk membujuk Iran agar melakukan pembalasan dengan cara yang terukur, atau tidak sama sekali, Teheran telah mengatakan kepada para pejabat asing bahwa mereka akan menanggapi "dengan keras" pembunuhan Haniyeh di Teheran, di mana dia menghadiri pelantikan Presiden Masoud Pezeshkian, demikian konfirmasi empat sumber Iran secara independen.
Di Lebanon, sebuah sumber terkemuka Lebanon yang dekat dengan Hizbullah mengatakan "serangan balasan tidak dapat dihindari dan diplomasi tidak lagi menjadi pilihan yang layak". Ia menambahkan bahwa Iran ingin serangan tersebut "parah" tetapi tidak mengarah pada perang regional. Namun, katanya, hal ini tidak menutup kemungkinan terjadinya perang di Lebanon antara Hizbullah yang didukung Iran dan Israel.
Seorang pejabat senior AS yang berfokus pada Timur Tengah mengatakan bahwa Washington melakukan semua yang dapat dilakukannya "untuk mencegah semua pihak pergi ke tempat yang tidak dapat mereka kembalikan," dan menekankan bahwa negara-negara lain di kawasan ini dan Eropa harus berbuat lebih banyak. Seorang pejabat Qatar mengatakan bahwa Doha terus berdiskusi dengan Iran untuk mengurangi ketegangan.
Menteri Pertahanan Israel Yoav Gallant memperingatkan pada Senin bahwa Israel harus siap menghadapi apa pun, termasuk transisi yang cepat menuju serangan.
Tanggapan negara itu terhadap setiap serangan oleh Hizbullah atau Iran kemungkinan besar akan lebih bergantung pada kerusakan yang ditimbulkan daripada skala serangan, menurut dua sumber yang mengetahui penilaian Israel baru-baru ini.
Para pejabat Israel belum mengaku bertanggung jawab atas pembunuhan tersebut. Iran mendukung Hamas, yang berperang dengan Israel di Gaza, dan juga Hizbullah, yang telah saling bertukar serangan dengan Israel sejak Hamas menyerang Israel pada 7 Oktober lalu dan menyulut konflik Gaza.
REUTERS
Pilihan Editor: Antisipasi Serangan Iran, Apa Saja Sistem Pertahanan yang Disiapkan Israel?