Mali Putus Hubungan Diplomatik dengan Ukraina atas Dugaan Keterlibatan dalam Penyergapan Wagner

Senin, 5 Agustus 2024 11:30 WIB

Pejuang dari kelompok tentara bayaran Wagner Rusia melakukan pelatihan untuk militer Belarusia di jarak dekat kota Osipovichi, Belarus 14 Juli 2023. Voen Tv/Belarusian Defence Ministry/Handout via REUTERS

TEMPO.CO, Jakarta -Mali memutus hubungan diplomatik dengan Ukraina atas dugaan andil negara Eropa itu dalam penyergapan pasukan Grup Wagner pada Juli lalu. Diduga bahwa Ukraina memberikan intelijen kepada pemberontak Mali yang terlibat dalam penyergapan tersebut.

“Pemerintah transisi Republik Mali mengutuk permusuhan otoritas Ukraina yang tidak memperhatikan bahwa Mali selalu menyerukan penyelesaian damai atas krisis antara Federasi Rusia dan Ukraina,” kata juru bicara pemerintah Kolonel Abdoulaye Maiga dalam sebuah pernyataan yang disiarkan televisi, Ahad, 4 Agustus 2024.

Pemberontak Tuareg di Mali utara mengatakan mereka menewaskan sedikitnya 84 tentara bayaran Wagner Rusia dan 47 tentara Mali dalam pertempuran sengit selama berhari-hari di utara negara Afrika Barat itu.

Pembantaian itu tampaknya menjadi kekalahan terberat Wagner sejak turun tangan dua tahun lalu untuk membantu otoritas militer Mali memerangi kelompok pemberontak.

Juru bicara badan intelijen militer Ukraina (GUR) Andriy Yusov belum mengonfirmasi keterlibatan Kyiv dalam pertempuran itu. Namun, ia mengatakan pemberontak Mali telah menerima informasi “yang diperlukan” untuk melakukan serangan itu.

“Para pemberontak menerima semua informasi yang mereka butuhkan, dan bukan hanya informasi yang memungkinkan (mereka) untuk melakukan operasi militer yang berhasil terhadap para pelaku kejahatan perang Rusia,” katanya, dalam komentar yang dipublikasikan di situs web penyiar publik Suspilne pada Senin, 29 Juli 2024.

Yusov saat itu mengatakan “tidak akan membahas detailnya sekarang - Anda akan melihat lebih banyak tentang ini di masa mendatang”.

Mali mengatakan bahwa mereka “sangat terkejut” telah mengetahui pernyataan tersebut, yang mereka sebut “subversif”. Mereka berkata bahwa Yusov telah “mengakui keterlibatan Ukraina dalam serangan pengecut, berbahaya, dan biadab oleh kelompok teroris bersenjata yang mengakibatkan kematian anggota Pasukan Pertahanan dan Keamanan Mali”.

“Tindakan yang diambil oleh otoritas Ukraina melanggar kedaulatan Mali, melampaui ruang lingkup campur tangan asing, yang sendirinya sudah dapat dikutuk, dan merupakan agresi terang-terangan bagi Mali dan dukungan untuk terorisme internasional,” kata pemerintah Mali.

Mali juga mengutip komentar duta besar Ukraina untuk Senegal, Guinea, Guinea-Bissau, Pantai Gading, dan Liberia.

Menteri Luar Negeri Senegal Yassine Fall memanggil Duta Besar Ukraina Yurii Pyvovarov pada 2 Agustus terkait sebuah video yang menurut keterangan kedutaan Ukraina telah diunggah di laman Facebook-nya. Di video itu, Pyvovarov memberikan “dukungan tegas dan tanpa syarat terhadap serangan teroris” di Mali.

Pilihan Editor: Puluhan Tentara Bayaran Grup Wagner Dikabarkan Tewas di Mali Dibunuh Pemberontak

REUTERS

Berita terkait

Serangan Drone Ukraina ke Rusia Menimbulkan Bola Api dan Getaran Sekuat Gempa

1 jam lalu

Serangan Drone Ukraina ke Rusia Menimbulkan Bola Api dan Getaran Sekuat Gempa

Serangan drone Ukraina dalam skala besar yang menyerang Rusia telah memicu ledakan besar seperti kekuatan gempa bumi

Baca Selengkapnya

Rusia: Ledakan Pager di Lebanon Dirancang Agar Perang Timur Tengah Meluas

14 jam lalu

Rusia: Ledakan Pager di Lebanon Dirancang Agar Perang Timur Tengah Meluas

Ledakan pager di Lebanon menyebabkan ribuan orang terluka dan sembilan tewas. Sengaja dirancang agar perang di Timur Tengah makin luas.

Baca Selengkapnya

Top 3 Dunia: Spesifikasi Rudal Palestina 2 hingga Pengakuan Anak Penembak Donald Trump

1 hari lalu

Top 3 Dunia: Spesifikasi Rudal Palestina 2 hingga Pengakuan Anak Penembak Donald Trump

Top 3 dunia adalah spesifikasi rudal milik Houthi yang berhasil serang Israel, ucapan selamat dari Yahya Sinwar hingga pengakuan anak penembak Trump.

Baca Selengkapnya

Diblokir Meta, Media RT dari Rusia Buka Suara

1 hari lalu

Diblokir Meta, Media RT dari Rusia Buka Suara

RT menyebut pemblokiran oleh Meta ini sebagai hal yang 'lucu'.

Baca Selengkapnya

Rusia Siap Tawarkan PLTN Kapasitas Besar dan Kecil untuk Indonesia

1 hari lalu

Rusia Siap Tawarkan PLTN Kapasitas Besar dan Kecil untuk Indonesia

Petinggi BUMN Rusia, Rosatom, menyatakan siap menawarkan PLTN berkapasitas besar dan kecil kepada Indonesia.

Baca Selengkapnya

Meta Memblokir Media-media dari Rusia

1 hari lalu

Meta Memblokir Media-media dari Rusia

Media-media asal Rusia beberapa hari ke depan tak bisa lagi menggunakan media sosial milik Meta

Baca Selengkapnya

Kapal Penjaga Pantai Cina Patroli dan Latihan Bersama Rusia

1 hari lalu

Kapal Penjaga Pantai Cina Patroli dan Latihan Bersama Rusia

Kapal Meishan dan Xiushan hendak melakukan patroli dan latihan bersama dengan mitra mereka, Rusia.

Baca Selengkapnya

Terungkap Alasan Megawati Usulkan Adanya Hukum Internasional terkait Penggunaan AI

1 hari lalu

Terungkap Alasan Megawati Usulkan Adanya Hukum Internasional terkait Penggunaan AI

Presiden ke-5 RI Megawati Soekarnoputri mengajak negara-negara di dunia segera menyusun hukum internasional yang mengatur penggunaan Artificial Intell

Baca Selengkapnya

Anak Pelaku Penembak Donald Trump Akui Ayahnya Pernah ke Ukraina

2 hari lalu

Anak Pelaku Penembak Donald Trump Akui Ayahnya Pernah ke Ukraina

Oran Routh, anak pelaku penembakan terhadap mantan Presiden Amerika Serikat Donald Trump, mengatakan bahwa ayahnya telah bepergian ke Ukraina

Baca Selengkapnya

Terpopuler: Arsjad Rasjid Optimistis Selasa Sudah Temukan Kantor Lain, Susi Pudjiastuti Menangis di X Jokowi Buka Ekspor Pasir Laut

2 hari lalu

Terpopuler: Arsjad Rasjid Optimistis Selasa Sudah Temukan Kantor Lain, Susi Pudjiastuti Menangis di X Jokowi Buka Ekspor Pasir Laut

Ketua Umum Kadin Indonesia Arsjad Rasjid mengaku optimistis Selasa pekan depan timnya bisa menemukan tempat lain untuk berkantor.

Baca Selengkapnya