Meta Hapus Unggahan Belasungkawa Ismail Haniyeh, Turki Blokir dan Malaysia Kecam Perusahaan Itu

Senin, 5 Agustus 2024 08:55 WIB

Seorang warga Palestina membawa foto mendiang pemimpin Hamas Ismail Haniyeh, yang terbunuh di Iran, saat unjuk rasa mengutuk pembunuhannya, di kamp pengungsi Palestina Burj al-Barajneh di Beirut, Lebanon 31 Juli 2024. REUTERS/Mohamed Azakir

TEMPO.CO, Jakarta - Perusahaan teknologi Meta, yang membawahi aplikasi Facebook dan Instagram menghapus unggahan ucapan belasungkawa terhadap pemimpin Hamas, Ismail Haniyeh. Sikap Meta tersebut mendapat kecaman dari Perdana Menteri Malaysia dan akses platform Meta diblok dari negara Turki sejak Jumat, 2 Agustus 2024.

Meta telah menetapkan Hamas, gerakan Islam Palestina yang memerintah Gaza, sebagai “organisasi berbahaya” dan melarang konten yang memuji kelompok tersebut. Meta juga menggunakan campuran deteksi otomatis dan peninjauan manusia untuk menghapus atau memberi label pada visual grafis.

Perdana Menteri Malaysia Anwar Ibrahim mengecam Meta Platforms pada Kamis, 1 Agustus 2024 dan menyebutnya “pengecut” setelah unggahannya di Facebook dan Instagram tentang pembunuhan pemimpin Hamas Ismail Haniyeh dihapus.

Seperti diketahui, Ismail haniyeh dibunuh sehari setelah Israel menyerang markas Hezbollah di selatan Beirut, Lebanon, yang menewaskan seorang komandan senior pada Selasa, 30 Juli 2024. Haniyeh melakukan perjalanan ke Teheran untuk menghadiri pelantikan Presiden Iran, Masoud Pezeshkian.

Biarkan ini menjadi pesan yang jelas dan tegas kepada Meta: Hentikan sikap pengecut ini dan berhentilah bertindak sebagai instrumen rezim Zionis Israel yang menindas!” tulis Anwar di media sosial Facebook, Instagram dan X.

Advertising
Advertising

Terpantau di akun Instagram perdana menteri tersebut, tiga dari unggahannya kemarin yang mengecam pembunuhan Haniyeh di Iran dan foto-foto pertemuan mereka telah dihapus.

Ia mengunggah tangkapan layar penghapusan unggahan tersebut, yang berbunyi, “Sepertinya Anda membagikan atau mengirim simbol, pujian, atau dukungan kepada orang dan organisasi yang kami anggap berbahaya, atau mengikuti mereka.”

“Saya mengutuk keras pembunuhan Ketua Biro Politik Hamas saudara Ismail Haniyeh hari ini,” demikian kata Anwar dalam salah satu unggahannya, yang tampak dihapus oleh Meta pada 1 Agustus 2024.

Sebelumnya, Anwar juga mengutuk tindakan Meta kembali menghapus unggahan pertemuan Anwar di Instagram dengan para pemimpin Hamas di Doha, Qatar pada Mei lalu.

“Kami mengecam tindakan penyedia platform Instagram, Meta, yang menghapus unggahan Perdana Menteri YAB, Dato' Seri Anwar Ibrahim yang sedang bertemu dengan pemimpin Hamas di Doha, Qatar, Mei lalu,” tulis Kantor Perdana Menteri Malaysia di X pada Rabu, 31 Juli.

Menteri Komunikasi Malaysia Fahmi Fadzil mengatakan bahwa pihaknya telah meminta penjelasan dari Meta, dan sejauh ini belum jelas apakah unggahan tersebut dihapus secara otomatis, atau dihapus setelah adanya pengaduan.

Sementara itu, akibat tindakan sewenang-wenang Meta, Turki memblokir akses ke jejaring sosial Instagram yang berada di bawah naungan Meta pada Jumat 2 Agustus 2024. Sejak Jumat pagi, jejaring sosial tersebut belum dapat diakses dari komputer atau perangkat seluler.

“Pada 2 Agustus, akses ke situs Instagram.com diblokir berdasarkan keputusan Otoritas Teknologi Informasi dan Komunikasi,” kata regulator, tanpa memberikan rincian apa pun.

Hal ini terjadi setelah Fahrettin Altun, kepala Direktorat Komunikasi pemerintahan kepresidenan Turki, mengecam platform media sosial tersebut pada 31 Juli karena “secara aktif menghalangi” pengguna yang mengunggah pesan belasungkawa menyusul pembunuhan Ismail Haniyeh.

“Ini adalah sensor, murni dan sederhana,” kata Altun di X, seraya menambahkan bahwa Instagram tidak menyebutkan adanya pelanggaran kebijakan atas tindakannya. Belum ada komentar langsung dari induk Instagram, Meta Platforms Inc, baik mengenai larangan tersebut maupun komentar Altun tentang kematian Ismail Haniyeh.

ANANDA RIDHO SULISTYA | REUTERS | BERNAMA | AL MAYADEEN | NABIILA AZZAHRA

Pilihan Editor: PM Malaysia Sebut Meta Pengecut karena Hapus Unggahan tentang Pembunuhan Ismail Haniyeh

Berita terkait

Artefak dari Perunggu yang Dicuri Lebih dari 40 Tahun Dikembalikan ke Turki

51 menit lalu

Artefak dari Perunggu yang Dicuri Lebih dari 40 Tahun Dikembalikan ke Turki

Artefak itu adalah sebuah kline perunggu yakni sebuah sofa persegi panjang yang digunakan di Yunani dan Romawi kuno pada tahun 530 sebelum masehi

Baca Selengkapnya

Ribuan Pejuang Houthi Siap Pergi ke Lebanon jika Perang Pecah

5 jam lalu

Ribuan Pejuang Houthi Siap Pergi ke Lebanon jika Perang Pecah

Houthi Yaman siap mengirim ribuan pejuang untuk mendukung kelompok Hizbullah Lebanon jika perang pecah dengan Israel.

Baca Selengkapnya

Anies Sambut Keluarga Gaza di Rumahnya, Tegaskan Solidaritas untuk Palestina

10 jam lalu

Anies Sambut Keluarga Gaza di Rumahnya, Tegaskan Solidaritas untuk Palestina

Anies dan Fery Farhati menerima keluarga Gaza di rumahnya dan menegaskan dukungan Indonesia untuk kemerdekaan Palestina.

Baca Selengkapnya

Facebook Punya AI, Berikut Fitur yang Menarik untuk Dicoba

10 jam lalu

Facebook Punya AI, Berikut Fitur yang Menarik untuk Dicoba

Fitur AI Facebook tidak hanya memperkaya pengguna, namun juga memudahkan pengguna untuk menciptakan sejumlah konten kreatif.

Baca Selengkapnya

Faksi-faksi Perlawanan Palestina Kutuk Serangan Pager Maut Israel di Lebanon

11 jam lalu

Faksi-faksi Perlawanan Palestina Kutuk Serangan Pager Maut Israel di Lebanon

Faksi-faksi Perlawanan Palestina menyatakan solidaritas dan kepercayaan mereka terhadap Hizbullah menyusul serangan Israel dengan bom pager.

Baca Selengkapnya

Kamala Harris Serukan Perang Gaza Diakhiri

15 jam lalu

Kamala Harris Serukan Perang Gaza Diakhiri

Kamala Harris berharap Hamas Israel mau segera mengunci kesepakatan gencatan senjata, dan solusi dua negara agar stabilitas terwujud.

Baca Selengkapnya

Dubes Lebanon Sebut Ledakan Pager Kejahatan Perang di Sidang Umum PBB

16 jam lalu

Dubes Lebanon Sebut Ledakan Pager Kejahatan Perang di Sidang Umum PBB

Duta Besar Lebanon Hadi Hachem untuk PBB menyebut serangkaian ledakan pager oleh Israel sebagai kejahatan perang

Baca Selengkapnya

Pangeran Arab Saudi Salahkan Inggris yang Ciptakan Negara Israel

1 hari lalu

Pangeran Arab Saudi Salahkan Inggris yang Ciptakan Negara Israel

Pangeran Arab Saudi menuduh Inggris yang menciptakan negara Israel dan berandil besar menyebabkan perang di Gaza.

Baca Selengkapnya

Korban Genosida Israel di Gaza: 41.200 Orang Tewas Termasuk 173 Jurnalis, Lebih 95.300 Orang Terluka

1 hari lalu

Korban Genosida Israel di Gaza: 41.200 Orang Tewas Termasuk 173 Jurnalis, Lebih 95.300 Orang Terluka

Genosida Israel terhadap Palestina kian brutal. Jumlah korban sekitar 41.200 orang mayoritas perempuan dan anak-anak tewas, termasuk 173 jurnalis.

Baca Selengkapnya

Jajak Pendapat Palestina: Dukungan terhadap Serangan 7 Oktober Menurun Jauh

1 hari lalu

Jajak Pendapat Palestina: Dukungan terhadap Serangan 7 Oktober Menurun Jauh

Untuk pertama kalinya dalam 11 bulan perang Israel, mayoritas warga Gaza tidak setuju dengan serangan 7 Oktober.

Baca Selengkapnya