Peraih Nobel Perdamaian Ales Bialiatski Tak Masuk Daftar Pertukaran Tahanan

Reporter

Tempo.co

Minggu, 4 Agustus 2024 20:00 WIB

Aktivis hak asasi manusia Ales Bialiatski, pendiri organisasi Viasna (Belarus), menerima 2020 Right Livelihood Award pada upacara penghargaan digital di Stockholm, Swedia 3 Desember 2020. Anders Wiklund/Kantor Berita TT/via REUTERS

TEMPO.CO, Jakarta - Para pendukung peraih Nobel perdamaian dari Belarus Ales Bialiatski pada Kamis, 1 Agustus 2024 kecewa karena Bialiatski tidak masuk dalam daftar pertukaran tahanan antara timur dan barat. Itu adalah pertukaran tahanan terbesar sejak perang dingin.

Kekecewaan juga dirasakan oleh sekutu-sekutu Bialiatski dan tahanan warga negara Belarus lainnya karena mereka tidak dimasukkan dalam daftar tahanan yang akan dibebaskan. Di antara daftar tahanan yang dibebaskan adalah delapan warga negara Rusia, yang salah satunya didakwa pembunuhan. Ke-8 tahanan warga negara Rusia di barat itu, ditukar dengan 16 tahanan yang ada di penjara Rusia dan Belarus. Banyak tahanan politik tidak dibebaskan dalam program ini.

Beberapa tahanan politik warga negara Rusia yang dibebaskan dalam program ini seperti Ilya Yashin yang seorang aktivis oposisi. Dia sempat mengutarakan kemarahan pada Jumat 2 Agutus 2024 karena dideportasi dari negaranya, di mana hal ini bertolak belakang dengan kemauannya.

Bialiatski, 61 tahun, adalah aktivis HAM. Dia divonis 10 tahun ke penjara karena dituduh mendanai unjuk rasa anti-pemerintah. Persidangannya pada 2023 dikecam oleh Amerika Serikat dan Uni Eropa dan menyebutnya sebagai hal memalukan. Bialiatski mendapatkan Nobel perdamaian pada 2022 atau setahun setelah dia ditahan.

“Ketika kami mendengar ada kesepakatan pertukaran tahanan, kami berharap ada tahanan politik dari Belarus yang masuk dalam daftar yang dibebaskan. Tentu saja kami berharapnya sang pemenang Nobel perdamaian. Ini sungguh mengecewakan,” kata Alena Masliukova, anggota Viasna yakni lembaga HAM yang didanai Bialiatski.

Advertising
Advertising

Di antara tahanan yang dibebaskan dalam program ini adalah Rico Krieger tahanan warga negara Jerman yang divonis hukuman mati atas dakwaan terorisme di Belarus. Menurut Viasna, ada sekitar 1.390 tahanan politik yang terkait gelombang unjuk rasa empat tahun lalu.

Presiden Belarus Alexander Lukashenko sudah berkuasa sejak 1994. Dia menghadapi gelombang unjuk rasa besar-besaran setelah pemilu pada 2020 berujung sengketa. Ini adalah ujian terbesar selama masa pemerintahannya.

Sumber: Reuters

Pilihan editor: Donald Trump Usulkan Debat Capres di Fox News, Beda dari Jadwal Sebelumnya

Ikuti berita terkini dari Tempo.co di Google News, klik di sini

Berita terkait

3 Fakta Warga Rusia Hilang Di Gunung Rinjani

15 jam lalu

3 Fakta Warga Rusia Hilang Di Gunung Rinjani

Seorang WNA asal Rusia dinyatakan hilang saat mendaki Gunung Rinjani. Ia diduga mendaki secara ilegal

Baca Selengkapnya

Serangan Drone Ukraina ke Rusia Menimbulkan Bola Api dan Getaran Sekuat Gempa

23 jam lalu

Serangan Drone Ukraina ke Rusia Menimbulkan Bola Api dan Getaran Sekuat Gempa

Serangan drone Ukraina dalam skala besar yang menyerang Rusia telah memicu ledakan besar seperti kekuatan gempa bumi

Baca Selengkapnya

Rusia: Ledakan Pager di Lebanon Dirancang Agar Perang Timur Tengah Meluas

1 hari lalu

Rusia: Ledakan Pager di Lebanon Dirancang Agar Perang Timur Tengah Meluas

Ledakan pager di Lebanon menyebabkan ribuan orang terluka dan sembilan tewas. Sengaja dirancang agar perang di Timur Tengah makin luas.

Baca Selengkapnya

Diblokir Meta, Media RT dari Rusia Buka Suara

2 hari lalu

Diblokir Meta, Media RT dari Rusia Buka Suara

RT menyebut pemblokiran oleh Meta ini sebagai hal yang 'lucu'.

Baca Selengkapnya

Rusia Siap Tawarkan PLTN Kapasitas Besar dan Kecil untuk Indonesia

2 hari lalu

Rusia Siap Tawarkan PLTN Kapasitas Besar dan Kecil untuk Indonesia

Petinggi BUMN Rusia, Rosatom, menyatakan siap menawarkan PLTN berkapasitas besar dan kecil kepada Indonesia.

Baca Selengkapnya

Meta Memblokir Media-media dari Rusia

2 hari lalu

Meta Memblokir Media-media dari Rusia

Media-media asal Rusia beberapa hari ke depan tak bisa lagi menggunakan media sosial milik Meta

Baca Selengkapnya

Kapal Penjaga Pantai Cina Patroli dan Latihan Bersama Rusia

2 hari lalu

Kapal Penjaga Pantai Cina Patroli dan Latihan Bersama Rusia

Kapal Meishan dan Xiushan hendak melakukan patroli dan latihan bersama dengan mitra mereka, Rusia.

Baca Selengkapnya

Terungkap Alasan Megawati Usulkan Adanya Hukum Internasional terkait Penggunaan AI

2 hari lalu

Terungkap Alasan Megawati Usulkan Adanya Hukum Internasional terkait Penggunaan AI

Presiden ke-5 RI Megawati Soekarnoputri mengajak negara-negara di dunia segera menyusun hukum internasional yang mengatur penggunaan Artificial Intell

Baca Selengkapnya

Terpopuler: Arsjad Rasjid Optimistis Selasa Sudah Temukan Kantor Lain, Susi Pudjiastuti Menangis di X Jokowi Buka Ekspor Pasir Laut

3 hari lalu

Terpopuler: Arsjad Rasjid Optimistis Selasa Sudah Temukan Kantor Lain, Susi Pudjiastuti Menangis di X Jokowi Buka Ekspor Pasir Laut

Ketua Umum Kadin Indonesia Arsjad Rasjid mengaku optimistis Selasa pekan depan timnya bisa menemukan tempat lain untuk berkantor.

Baca Selengkapnya

Megawati Sambangi Rusia, Mencuat Wacana St Petersburg University Bangun Kampus di RI

3 hari lalu

Megawati Sambangi Rusia, Mencuat Wacana St Petersburg University Bangun Kampus di RI

Megawati mengatakan Indonesia butuh bantuan dalam proses ilmu dasar bidang nuklir, metalurgi, kimia, nanoteknologi, bioteknologi dari Rusia.

Baca Selengkapnya