Donald Trump Usulkan Debat Capres di Fox News, Beda dari Jadwal Sebelumnya

Minggu, 4 Agustus 2024 17:00 WIB

Former President Donald Trump Manhattan Criminal Court room during trial in NYC May 13 2024. Trump faces 34 counts of falsifying business records related to the hush money payment to adult film actress Stormy Daniels. He has pleaded not guilty and denied a relationship with Daniels. Mark Peterson/Pool via REUTERS

TEMPO.CO, Jakarta - Calon presiden Amerika Serikat dari Partai Republik Donald Trump mengusulkan debat capres selanjutnya antara dia dan Kamala Harris, kandidat pengganti Presiden Joe Biden dari Partai Demokrat, dilakukan di Fox News pada 4 September 2024. Tim kampanye Harris menolak usulan tersebut dan berkata Trump mencoba mundur dari debat yang telah ditetapkan dengan ABC News sebagai tuan rumah.

Trump mengatakan Harris “tidak memiliki kapasitas mental” dan “takut” untuk berdebat dengannya pada 4 September di Pennsylvania. “Saya akan menemuinya pada tanggal 4 September atau, saya tidak akan menemuinya sama sekali,” katanya di media sosial Truth Social pada Sabtu, 3 Agustus 2024.

Aturannya akan serupa dengan debat capres pertama dengan Biden pada 27 Juni lalu, yang telah membatalkan pencalonannya kembali, tulis Trump di Truth Social pada Jumat malam. Namun kali ini, ia mengatakan debat akan dihadiri audiens di arena yang penuh dan akan dilaksanakan di Pennsylvania, negara bagian yang menjadi medan pertempuran dalam pemilu.

Sebelumnya, Trump dan Biden telah sepakat untuk menggelar debat kedua pada 10 September di ABC News. Namun demikian, Trump telah berulang kali mengusulkan jaringan berita konservatif Fox News menjadi tuan rumah debat selanjutnya. Fox News sendiri telah mengundang Trump dan Harris untuk berdebat di sana.

Harris, yang pada Jumat lalu telah mengamankan suara delegasi yang dibutuhkan untuk memenangkan nominasi Demokrat, mengatakan bahwa ia berencana untuk berpartisipasi dalam debat yang sudah direncanakan sebelumnya.

“Saya akan hadir pada 10 September, seperti yang telah disetujuinya. Saya berharap dapat melihatnya (Trump) di sana,” tulisnya di media sosial X, Sabtu.

Kedua kandidat telah saling menyerang secara agresif. Trump kerap menyerang karakter Harris dan kebijakan yang ia suarakan selama menjadi wakil presiden Biden, juga mempertanyakan identitas rasial Harris, yang merupakan keturunan India dan Afrika.

Dalam unggahannya di Truth Social, Trump mengatakan bahwa debat di ABC News telah “dihentikan karena Biden tidak akan lagi menjadi peserta” dalam pemilu, dan karena Trump sendiri sedang dalam proses litigasi dengan jaringan berita tersebut.

ABC News pada 26 Juli lalu menguraikan persyaratan kualifikasi untuk debat capres tersebut, tetapi tidak menyebutkan nama kandidat mana pun. Beberapa persyaratannya termasuk membuktikan dukungan jajak pendapat dan akses surat suara negara bagian paling lambat 3 September.

Jajak pendapat terkini menunjukkan persaingan ketat antara Harris dan Trump, yang telah unggul atas Biden sejak debat capres pertama yang dinilai mengecewakan bagi para pendukung Demokrat.


REUTERS

Pilihan editor: Profil University of Pennsylvania Tempat Erina Gudono dapat Beasiswa, Kaesang: Mas Sangat Bangga

Berita terkait

Bukan Kamala Harris atau Donald Trump, Kandidat Inilah yang Jadi Pilihan Warga Muslim AS

7 jam lalu

Bukan Kamala Harris atau Donald Trump, Kandidat Inilah yang Jadi Pilihan Warga Muslim AS

Dukungan AS atas serangan-serangan Israel di Gaza menjauhkan calon Partai Demokrat, Kamala Harris, dari para pemilih Arab-Amerika dan Muslim.

Baca Selengkapnya

Ketahui Perbedaan Antara CIA dan FBI, Apa Tugas Keduanya di Amerika Serikat?

8 jam lalu

Ketahui Perbedaan Antara CIA dan FBI, Apa Tugas Keduanya di Amerika Serikat?

Central Intelligence Agency (CIA) sering disamakan dengan The Federal Bureau of Investigation (FBI). Apa beda keduanya?

Baca Selengkapnya

Kamala Harris: Dukungan dari Billie Eilish hingga Isu Ekonomi

9 jam lalu

Kamala Harris: Dukungan dari Billie Eilish hingga Isu Ekonomi

Kamala Harris calon presiden Amerika Serikat mendapat dukungan dari Billie Eilish dan Taylor Swift

Baca Selengkapnya

Harris Disebut-sebut Lebih Unggul dari Trump di Debat Pertama, Apa Saja Faktornya?

13 jam lalu

Harris Disebut-sebut Lebih Unggul dari Trump di Debat Pertama, Apa Saja Faktornya?

Meskipun sempat tersandung pada beberapa isu di awal, Kamala Harris mampu mengendalikan sebagian besar dalam debat.

Baca Selengkapnya

Sean Diddy Combs, Ikon Hiphop yang Kontroversial

13 jam lalu

Sean Diddy Combs, Ikon Hiphop yang Kontroversial

Sean Diddy Combs, rapper, musisi hiphop, produser, sekaligus pengusaha ini tengah menghadapi berbagai kontroversi.

Baca Selengkapnya

Billie Eilish dan Finneas Serukan Dukungan untuk Kamala Harris di Pemilu AS 2024

16 jam lalu

Billie Eilish dan Finneas Serukan Dukungan untuk Kamala Harris di Pemilu AS 2024

Billie Eilish dan Finneas mendukung Kamala Harris dalam Pemilu AS 2024, menyerukan pemilih untuk menolak ekstremisme dan melindungi demokrasi.

Baca Selengkapnya

Percobaan Pembunuhan Donald Trump Lagi, Berikut Fakta-faktanya

17 jam lalu

Percobaan Pembunuhan Donald Trump Lagi, Berikut Fakta-faktanya

Terduga pelaku upaya pembunuhan Donald Trump di lapangan golf, belakangan diketahui bernama Ryan W Routh berusia 58 tahun. Apa motifnya?

Baca Selengkapnya

Alasan Brunei Darussalam Masuk Daftar Hitam Pemerintah Amerika Serikat

19 jam lalu

Alasan Brunei Darussalam Masuk Daftar Hitam Pemerintah Amerika Serikat

AS menganggap negara-negara di Tingkat 3 termasuk Brunei Darussalam tidak berbuat cukup banyak untuk bertindak melawan perdagangan manusia (TPPO).

Baca Selengkapnya

Kamala Harris Serukan Perang Gaza Diakhiri

1 hari lalu

Kamala Harris Serukan Perang Gaza Diakhiri

Kamala Harris berharap Hamas Israel mau segera mengunci kesepakatan gencatan senjata, dan solusi dua negara agar stabilitas terwujud.

Baca Selengkapnya

Donald Trump Berharap Bisa Bertemu Narendra Modi di Amerika Serikat

1 hari lalu

Donald Trump Berharap Bisa Bertemu Narendra Modi di Amerika Serikat

Donald Trump mengutarakan keinginan bertemu Perdana Menteri India Narendra Modi pada pekan depan disela kunjungan kerja Modi ke Amerika

Baca Selengkapnya