Profil Masyarakat Druze di Dataran Tinggi Golan: Bukan Islam, Keturunan Arab

Reporter

Selasa, 30 Juli 2024 19:00 WIB

Sebuah helikopter militer Apache Israel menunggu sebelum mengevakuasi orang-orang yang terluka setelah roket diluncurkan melintasi perbatasan Lebanon dengan Israel yang, menurut layanan ambulans Israel, melukai banyak orang di lapangan sepak bola di Majdal Shams, sebuah desa Druze di Dataran Tinggi Golan yang diduduki Israel, di luar Majdal Shams, 27 Juli 2024. REUTERS/Ayal Margolin

TEMPO.CO, Jakarta - Komunitas Druze menjadi sasaran roket yang menyebabkan 12 orang anak dan remaja tewas pada akhir pekan lalu. Anak-anak ini tewas saat sedang bermain bola. Israel dan Hizbullah saling menyalahkan atas insiden tersebut.

Ribuan pelayat berkumpul di kota yang mayoritas penduduknya beragama Druze untuk memakamkan anak-anak tersebut pada hari Minggu dan Senin. Para lelaki berpakaian hitam dan memakai topi putih dengan hiasan merah di atasnya mengusung peti jenazah yang dilapisi kain putih, para remaja putra secara simbolis mengusung bola sepak di atas kepala mereka. Sejumlah perempuan menangis sembari memeluk anak-anak. "Sudah cukup. Kami berharap perang akan berakhir. Sudah cukup tragedi dan pertumpahan darah ini," kata seorang perempuan.

Druze Mendiami Dataran Tinggi Golan

Populasi Druze mendiami Dataran Tinggi Golan. Sejak 1967, Israel merebut dua pertiga wilayah Dataran Tinggi Golan dari Suriah. Wilayah itu kemudian dianeksasi secara resmi pada tahun 1981 oleh Israel meski tak diakui oleh dunia internasional.

Sejumlah besar penduduk Druze di Dataran Tinggi Golan telah memperoleh kewarganegaraan Israel sejak 2011, karena kekhawatiran terhadap Perang Saudara Suriah. Selain di Golan, sekitar 130.000 Druze Israel tinggal di Karmel dan Galilea di utara Israel.

Meskipun berstatus demikian, penduduk Dataran Tinggi Golan telah menjadi sasaran kebijakan diskriminatif seperti alokasi tanah dan air, karena meningkatnya pemukiman Israel yang menghalangi akses ke sumber air. Sekitar 25.000 warga Yahudi Israel tinggal di Dataran Tinggi Golan yang diduduki saat ini yang tersebar di 30 pemukiman.

Advertising
Advertising

Selain itu, Undang-Undang Dasar Negara-Bangsa Yahudi tahun 2018 yang diajukan oleh parlemen, yang secara resmi menetapkan Israel sebagai "rumah bersejarah bagi orang-orang Yahudi" dengan "Yerusalem bersatu" sebagai ibu kotanya, juga memicu kekhawatiran akan adanya diskriminasi lebih lanjut di kalangan Druze.

<!--more-->

Agama Masyarakat Druze

Druze adalah sekte Arab yang beranggotakan sekitar satu juta orang yang sebagian besar tinggal di Suriah, Lebanon, dan Israel. Berasal dari Mesir pada abad ke-11, kelompok ini tidak mengizinkan orang pindah agama, baik pindah agama ke agama lain maupun pindah agama dari agama tersebut, dan tidak mengizinkan perkawinan campur.

Namun tidak seperti suku Kurdi, yang sebagian besar beragama Islam, suku Druze adalah kelompok agama dan etnis yang unik. Tradisi mereka sudah ada sejak abad ke-11 dan menggabungkan unsur-unsur Islam, Hinduisme, dan bahkan filsafat Yunani klasik.

Warga Negara Israel

Setelah pecahnya perang saudara Suriah pada tahun 2011, semakin banyak orang Druze di Dataran Tinggi Golan yang berupaya memperoleh kewarganegaraan Israel. Saat ini sekitar 25 persen dari komunitas Druze adalah warga negara Israel, menurut Rami Zeedan, seorang profesor di Universitas Kansas, yang juga seorang Druze.

Zeedan, yang juga merupakan editor Jurnal Studi Druze, mengatakan bahwa beberapa orang menjadi lebih terhubung dengan masyarakat Israel, sementara yang lain tetap berakar kuat pada identitas mereka sebagai warga Suriah.

Berbeda dengan komunitas minoritas lain di dalam perbatasan Israel, banyak di antara mereka yang sangat patriotik. Pria Druze berusia di atas 18 tahun telah direkrut menjadi tentara IDF sejak 1957. Sering kali lelaki dari komunitas Druze menduduki jabatan tinggi, sementara banyak yang meniti karier di kepolisian dan pasukan keamanan.

NBC | PEW RESEARCH | ARAB NEWS

Pilihan editor: PBB: Serangan Israel terhadap Penampungan Air Minum Gaza Langgar Hukum Humaniter

Berita terkait

Cara Kerja Teknologi Walkie Talkie Hizbullah Lebanon yang Meledak dan Menewaskan 25 Orang

4 jam lalu

Cara Kerja Teknologi Walkie Talkie Hizbullah Lebanon yang Meledak dan Menewaskan 25 Orang

Cara kerja walkie talkie yang digunakan Hizbullah Lebanon hanya bisa digunakan dalam jarak dekat.

Baca Selengkapnya

PBB: Israel Lakukan Pelanggaran Berat Konvensi Hak Anak di Gaza

4 jam lalu

PBB: Israel Lakukan Pelanggaran Berat Konvensi Hak Anak di Gaza

Sebuah komite PBB mengecam pelanggaran berat yang dilakukan Israel terhadap Konvensi Hak Anak terhadap anak Palestina di Gaza

Baca Selengkapnya

Teror Lewat Pager dan Walkie Talkie di Lebanon, Dosen Binus Bandingkan dengan Serangan Stuxnet ke Iran

5 jam lalu

Teror Lewat Pager dan Walkie Talkie di Lebanon, Dosen Binus Bandingkan dengan Serangan Stuxnet ke Iran

Dugaan teror di Lebanon dengan serangan Stuxnet ke Iran disebutnya memiliki karakter yang berbeda 180 derajat. Simak penjelasannya.

Baca Selengkapnya

Bulgaria Selidiki Perusahaan Pager terkait Ledakan di Lebanon

5 jam lalu

Bulgaria Selidiki Perusahaan Pager terkait Ledakan di Lebanon

Bulgaria akan menyelidiki sebuah perusahaan yang terkait dengan penjualan pager ke kelompok Hizbullah Lebanon.

Baca Selengkapnya

Israel Buka Suara Soal Ledakan Pager dan Walkie Talkie: Era Baru Perang Dimulai!

8 jam lalu

Israel Buka Suara Soal Ledakan Pager dan Walkie Talkie: Era Baru Perang Dimulai!

Israel akhirnya buka suara soal ledakan pager dan walkie talkie yang menyerang kelompok Hizbullah.

Baca Selengkapnya

Siapa Pembuat Pager Hizbullah yang Meledak?

9 jam lalu

Siapa Pembuat Pager Hizbullah yang Meledak?

Ratusan pager milik kelompok Hizbullah meledak di Lebanon pada Selasa, 17 September 2024. Siapa pembuat pager Hizbullah yang meledak?

Baca Selengkapnya

124 Negara Anggota PBB Sepakat Pendudukan Israel di Palestina Harus Berakhir

9 jam lalu

124 Negara Anggota PBB Sepakat Pendudukan Israel di Palestina Harus Berakhir

Sidang umum PBB akhirnya menyetujui resolusi bahwa Israel harus hengkang dari Palestina paling lambat tahun depan.

Baca Selengkapnya

Perusahaan Jepang 10 Tahun Lalu Setop Produksi Walkie Talkie yang Meledak di Lebanon

9 jam lalu

Perusahaan Jepang 10 Tahun Lalu Setop Produksi Walkie Talkie yang Meledak di Lebanon

Perusahaan Jepang ICOM mengaku telah menghentikan produksi walkie talkie yang meledak milik Hizbullah sejak 10 tahun lalu.

Baca Selengkapnya

Hizbullah Gempur Israel Pertama Kali Sejak Ledakan Pager

10 jam lalu

Hizbullah Gempur Israel Pertama Kali Sejak Ledakan Pager

Hizbullah menggempur Israel sejak pertama kali sejak pager meledak serentak.

Baca Selengkapnya

Snowden Kecam Ledakan Pager Hizbullah: Israel Tak Bisa Dibedakan dengan Terorisme

11 jam lalu

Snowden Kecam Ledakan Pager Hizbullah: Israel Tak Bisa Dibedakan dengan Terorisme

Edward Snowden mengecam Israel atas ledakan pager Hizbullah. Ia menyebut Israel teroris.

Baca Selengkapnya