Hacker Korea Utara Curi Rahasia Penting Militer AS dan Sekutunya

Reporter

Jumat, 26 Juli 2024 10:00 WIB

Flash drive sumbangan ditampilkan dengan gambar pemimpin Korea Utara Kim Jong-un di dinding HAM "Flash Drives for Freedom" selama konvensi hacker Def Con di Las Vegas, Nevada, 29 Juli 2017. Kelompok ini menggunakan Flash drive sumbangan untuk menyelundupkan informasi dari luar ke Korea Utara. REUTERS/Steve Marcus

TEMPO.CO, Jakarta - Peretas atau hacker Korea Utara telah mencuri rahasia militer yang dirahasiakan untuk mendukung program senjata nuklir terlarang Pyongyang. Tudingan itu diungkapkan oleh Amerika Serikat, Inggris dan Korea Selatan pada Kamis, 25 Juli 2024.

Para peretas, yang dijuluki Anadriel atau APT45 oleh peneliti keamanan siber, diyakini merupakan bagian dari badan intelijen Korea Utara. Badan ini dikenal sebagai Biro Umum Pengintaian, sebuah entitas yang dikenai sanksi oleh AS pada 2015.

Unit cyber tersebut telah menargetkan atau membobol sistem komputer di berbagai perusahaan pertahanan atau teknik, termasuk produsen tank, kapal selam, kapal angkatan laut, pesawat tempur, serta sistem rudal dan radar. Korban di AS juga termasuk Badan Penerbangan dan Antariksa Nasional (NASA), Pangkalan Angkatan Udara Randolph di Texas, dan Pangkalan Angkatan Udara Robins di Georgia, kata pejabat FBI dan Departemen Kehakiman AS pada hari Kamis.

Dalam serangan terhadap NASA pada Februari 2022, para peretas menggunakan skrip malware untuk memperoleh akses tidak sah ke sistem komputernya selama tiga bulan, menurut jaksa AS. Lebih dari 17 gigabita data yang tidak diklasifikasikan berhasil diekstraksi.

"Badan-badan yang menyusun laporan tersebut meyakini bahwa kelompok dan teknik siber tersebut tetap menjadi ancaman berkelanjutan bagi berbagai sektor industri di seluruh dunia, termasuk namun tidak terbatas pada entitas di negara masing-masing, serta di Jepang dan India," kata penasihat tersebut.

Advertising
Advertising

Korea Utara memiliki sejarah panjang dalam menggunakan tim peretas rahasia untuk mencuri informasi militer yang sensitif. Untuk mendanai operasi mereka, para peretas menggunakan ransomware untuk menargetkan rumah sakit dan perusahaan perawatan kesehatan AS, menurut pejabat AS.

Pada hari Kamis, Departemen Kehakiman AS mengatakan telah mendakwa seorang tersangka, Rim Jong Hyok, karena berkonspirasi untuk mengakses jaringan komputer di Amerika Serikat dan pencucian uang.

<!--more-->

Salah satu insiden ransomware yang dituduhkan kepada Rim melibatkan peretasan pada bulan Mei 2021 terhadap sebuah rumah sakit di Kansas yang membayar tebusan setelah para peretas mengenkripsi empat server komputernya.

Rumah sakit tersebut membayar dengan bitcoin, yang ditransfer ke bank Cina dan kemudian ditarik dari ATM di Dandong, Cina. ATM itu terletak di sebelah Jembatan Persahabatan Cina-Korea yang menghubungkan kota itu dengan Sinuiju, Korea Utara.

FBI mengatakan pihaknya menawarkan hadiah hingga US$ 10 juta untuk informasi yang dapat menangkap Rim. Ia diyakini berada di Korea Utara.

Pejabat FBI dan Departemen Kehakiman mengatakan kepada wartawan pada hari Kamis bahwa mereka telah menyita beberapa akun daring milik para peretas, termasuk mata uang virtual senilai US$ 600.000 yang akan dikembalikan kepada para korban serangan ransomware.

"Operasi spionase siber global yang kami ungkap hari ini menunjukkan sejauh mana aktor yang disponsori Korea Utara bersedia melakukan apa saja untuk meneruskan program militer dan nuklir mereka," kata Paul Chichester di Pusat Keamanan Siber Nasional Inggris, bagian dari badan mata-mata GCHQ negara itu.

Pada bulan Agustus tahun lalu, sekelompok elit peretas Korea Utara telah berhasil membobol sistem di NPO Mashinostroyeniya, sebuah biro desain roket yang berpusat di Reutov, sebuah kota kecil di pinggiran Moskow.

Seperti halnya kasus peretasan itu, APT45 - bagian dari badan intelijen Biro Umum Pengintaian Korea Utara - menggunakan teknik phishing umum dan eksploitasi komputer untuk mengelabui pejabat di perusahaan yang mereka targetkan. Tujuannya untuk memberikan akses ke sistem komputer internal mereka.

REUTERS

Pilihan editor: Kamala Harris Desak Netanyahu Gencatan Senjata di Gaza: Saya Tak Akan Diam

Berita terkait

Balon Sampah Korea Utara Picu Kebakaran di Seoul

5 jam lalu

Balon Sampah Korea Utara Picu Kebakaran di Seoul

Sebuah balon sampah dari Korea Utara mendarat di atap gedung Seoul dan menyebabkan kebakaran

Baca Selengkapnya

Menteri Luar Negeri Korea Utara ke Rusia

7 jam lalu

Menteri Luar Negeri Korea Utara ke Rusia

Menteri Luar Negeri Korea Utara bertolak ke Rusia untuk menyampaikan pidato dan berdiskusi dalam sebuah forum

Baca Selengkapnya

Polisi Tangkap Tersangka Percobaan Pembunuhan Kedua Donald Trump

8 jam lalu

Polisi Tangkap Tersangka Percobaan Pembunuhan Kedua Donald Trump

David Aronberg, jaksa negara bagian Palm Beach County, mengonfirmasi tersangka percobaan pembunuhan Donald Trump adalah Ryan Wesley Routh.

Baca Selengkapnya

Aktivis AS Bakar Diri Dekat Konsulat Israel, Protes Genosida di Gaza

9 jam lalu

Aktivis AS Bakar Diri Dekat Konsulat Israel, Protes Genosida di Gaza

Seorang aktivis AS bakar diri di depan Konsulat Israel di Boston, Amerika Serikat sebagai protes terhadap genosida di Gaza

Baca Selengkapnya

Donald Trump Kembali Selamat dari Percobaan Pembunuhan

13 jam lalu

Donald Trump Kembali Selamat dari Percobaan Pembunuhan

Anggota secret service telah melihat dan melumpuhkan seseorang yang membawa senjata di dekat area tempat Donald Trump bermain golf

Baca Selengkapnya

Perbandingan Jumlah Kementerian di Indonesia, AS, Rusia, dan India

1 hari lalu

Perbandingan Jumlah Kementerian di Indonesia, AS, Rusia, dan India

Penambahan kementerian di Kabinet Prabowo menjadikan Indonesia sebagai salah satu negara dengan jumlah kementerian terbanyak di dunia.

Baca Selengkapnya

Intelijen Ukraina Gusar Korea Utara Kirim Banyak Bom dan Senjata untuk Rusia

1 hari lalu

Intelijen Ukraina Gusar Korea Utara Kirim Banyak Bom dan Senjata untuk Rusia

Rusia dituduh mendapat pasokan senjata dalam jumlah besar dari Korea Utara untuk perang di Ukraina.

Baca Selengkapnya

Capres AS Kamala Harris Mengaku Punya Pistol, Ungkap Alasannya

1 hari lalu

Capres AS Kamala Harris Mengaku Punya Pistol, Ungkap Alasannya

Kamala Harris membuat pengakuan mengejutkan bahwa ia memiliki senjata api. Apa alasannya?

Baca Selengkapnya

Wapres dan Menlu Turki Hadiri Pemakaman Aktivis yang Dibunuh oleh Israel di Tepi Barat

2 hari lalu

Wapres dan Menlu Turki Hadiri Pemakaman Aktivis yang Dibunuh oleh Israel di Tepi Barat

Para pejabat Turki dan tokoh-tokoh dari berbagai spektrum politik berkumpul untuk menghormati pemakaman aktivis Turki-Amerika Aysenur Ezgi Eygi

Baca Selengkapnya

Server Indodax Diserang Kelompok Hacker Korea Utara, Bagaimana Nasib Aset Kripto Pengguna?

2 hari lalu

Server Indodax Diserang Kelompok Hacker Korea Utara, Bagaimana Nasib Aset Kripto Pengguna?

Peretasan oleh kelompok hacker asal Korea Utara melumpuhkan layanan Indodax sejak Rabu, 11 September 2024.

Baca Selengkapnya