Tim Donald Trump Komplain Kamala Harris Ambil Alih Dana Kampanye Biden

Rabu, 24 Juli 2024 13:00 WIB

Kamala Harris dan Donald Trump. FOTO/Erin Schaff/Pool via REUTERS dan REUTERS/Mike Segar

TEMPO.CO, Jakarta - Tim kampanye calon presiden Amerika Serikat Donald Trump mengajukan pengaduan ke Komisi Pemilihan Umum Federal (FEC) pada Selasa, 23 Juli 2024 menyangkut Wakil Presiden Kamala Harris yang mengambil alih dana kampanye yang sebelumnya digunakan untuk pencalonan kembali Presiden Joe Biden. Tim Trump berargumen hal itu termasuk pelanggaran terhadap Undang-Undang Kampanye Pemilu Federal.

Harris segera mengambil kendali atas rekening kampanye Biden setelah presiden petahana itu mundur sebagai kandidat capres Partai Demokrat pada 21 Juli 2024 dan mendukung Harris untuk menggantikannya. Wakil presiden itu telah memenangkan suara mayoritas dari delegasi partainya menjelang Konvensi Nasional Partai Demokrat bulan depan, di mana akan dilakukan pengumuman calon resmi.

Rekening tersebut berisi dana sekitar US$ 95 juta atau sekitar Rp1,5 triliun per akhir Juni 2024.

David Warrington, pengacara tim kampanye Trump, menyebut pengambilalihan dana tersebut sebagai “perampasan uang secara kurang ajar” dan “pelanggaran terbesar dalam sejarah Undang-Undang Kampanye Pemilu Federal”, menurut salinan pengaduan yang dilihat oleh beberapa media termasuk Reuters dan Bloomberg News.

Warrington juga mengatakan Harris sedang melakukan apa yang dia gambarkan sebagai “pelanggaran dana kampanye terbesar dalam sejarah Amerika.”

Komplain dari tim kampanye Trump ini memunculkan pertanyaan hukum baru. Namun, banyak pakar keuangan kampanye mengatakan bahwa transfer dana tersebut mungkin diperbolehkan. Steve Roberts, seorang pengacara yang telah mewakili kandidat-kandidat Partai Republik sebelumnya, mengatakan bahwa argumen hukum yang menentang transfer dana itu “mungkin hanyalah angan-angan” dari Partai Republik.

<!--more-->

Saurav Ghosh, seorang pengacara di kelompok pengawas nonpartisan Campaign Legal Center, mengatakan klaim Harris atas uang di rekening tersebut seharusnya aman, sebab ia sudah menjadi bagian dari kampanye “Biden untuk Presiden” sebagai calon wakil presiden.

Bagaimanapun, regulator pemilu kemungkinan besar tidak akan menyelesaikan masalah ini sebelum pemilu presiden yang dijadwalkan pada 5 November mendatang. FEC mengatakan mereka tidak dapat mengomentari masalah penegakan hukum yang belum terselesaikan.

Tim kampanye Harris mengatakan mereka telah mengumpulkan dana US$81 miliar atau setara Rp1,3 triliun dalam waktu 24 jam setelah pengumuman mundurnya Biden. Jumlah tersebut kini telah naik menjadi US$ 100 juta atau Rp 1,6 triliun, melebihi sisa jumlah uang kampanye Biden. Timnya mengabaikan komplain terhadap FEC tersebut.

“Partai Republik mungkin iri karena Demokrat bersemangat untuk mengalahkan Donald Trump dan sekutu MAGA-nya, namun klaim hukum yang tidak berdasar – seperti yang mereka buat selama bertahun-tahun untuk mencoba menekan suara dan mencuri pemilu – hanya akan mengalihkan perhatian mereka saat kita merekrut sukarelawan, berbicara dengan pemilih, dan menangkan pemilu ini,” kata Charles Kretchmer Lutvak, juru bicara kampanye Harris, seperti dikutip Reuters.

REUTERS | TIME

Pilihan editor: Fakta-fakta tentang Aksi Saling Serang Israel-Houthi di Tengah Perang Gaza

Berita terkait

Kamala Harris Serukan Perang Gaza Diakhiri

14 jam lalu

Kamala Harris Serukan Perang Gaza Diakhiri

Kamala Harris berharap Hamas Israel mau segera mengunci kesepakatan gencatan senjata, dan solusi dua negara agar stabilitas terwujud.

Baca Selengkapnya

Donald Trump Berharap Bisa Bertemu Narendra Modi di Amerika Serikat

15 jam lalu

Donald Trump Berharap Bisa Bertemu Narendra Modi di Amerika Serikat

Donald Trump mengutarakan keinginan bertemu Perdana Menteri India Narendra Modi pada pekan depan disela kunjungan kerja Modi ke Amerika

Baca Selengkapnya

Elon Musk Hapus Postingan tentang Kamala Harris dan Biden

1 hari lalu

Elon Musk Hapus Postingan tentang Kamala Harris dan Biden

Gedung Putih mengutuk postingan Elon Musk di X sebagai hal yang 'tidak bertanggung jawab'.

Baca Selengkapnya

Kamala Harris Dituduh Manfaatkan Wearable Audio Earrings dalam Debat Lawan Trump, Benarkah?

1 hari lalu

Kamala Harris Dituduh Manfaatkan Wearable Audio Earrings dalam Debat Lawan Trump, Benarkah?

Anting-anting yang dikenakan Kamala Harris viral di media sosial pasca-debatnya melawan Donald Trump.

Baca Selengkapnya

Percobaan Pembunuhan Donald Trump, Tersangka Telah Menunggu Selama 12 Jam

1 hari lalu

Percobaan Pembunuhan Donald Trump, Tersangka Telah Menunggu Selama 12 Jam

Percobaan pembunuhan terhadap Donald Trump kembali terjadi. Pelaku mengaku kecewa terhadap Trump.

Baca Selengkapnya

Anak Pelaku Penembak Donald Trump Akui Ayahnya Pernah ke Ukraina

1 hari lalu

Anak Pelaku Penembak Donald Trump Akui Ayahnya Pernah ke Ukraina

Oran Routh, anak pelaku penembakan terhadap mantan Presiden Amerika Serikat Donald Trump, mengatakan bahwa ayahnya telah bepergian ke Ukraina

Baca Selengkapnya

Elon Musk Tuding Tokoh Partai Demokrat Dorong Percobaan Pembunuhan Donald Trump

2 hari lalu

Elon Musk Tuding Tokoh Partai Demokrat Dorong Percobaan Pembunuhan Donald Trump

Elon Musk, menuding sejumlah tokoh penting Partai Demokrat secara aktif mendorong percobaan pembunuhan terhadap Donald Trump

Baca Selengkapnya

Top 3 Dunia: Profil Pelaku Percobaan Pembunuhan terhadap Donald Trump

2 hari lalu

Top 3 Dunia: Profil Pelaku Percobaan Pembunuhan terhadap Donald Trump

Berita Top 3 Dunia pada Senin 16 September 2024 diawali oleh profil Ryan Wesley Routh, tersangka percobaan pembunuhan terhadap Donald Trump

Baca Selengkapnya

Tanggapan atas Percobaan Pembunuhan Kandidat Presiden AS, Donald Trump

2 hari lalu

Tanggapan atas Percobaan Pembunuhan Kandidat Presiden AS, Donald Trump

Kandidat Presiden AS Donald Trump untuk kedua kalinya menghadapi upaya percobaan penembakan, Minggu, 15 September 2024.

Baca Selengkapnya

Profil Ryan Routh: Dari Pendukung Menjadi Musuh Donald Trump

2 hari lalu

Profil Ryan Routh: Dari Pendukung Menjadi Musuh Donald Trump

Tersangka ditahan atas dugaan percobaan pembunuhan terhadap mantan Presiden AS Donald Trump yang merupakan pendukung setia Ukraina dan Palestina

Baca Selengkapnya