Unjuk Rasa di Bangladesh, Kementerian Luar Negeri Pastikan WNI Aman

Reporter

Tempo.co

Minggu, 21 Juli 2024 11:00 WIB

Direktur Perlindungan WNI dan Badan Hukum Kementerian Luar Negeri Judha Nugraha. ANTARA/Yashinta Difa/aa.

TEMPO.CO, Jakarta - Kementerian Luar Negeri RI dan KBRI Dhaka memonitor situasi dan menjalin komunikasi dengan para WNI di Bangladesh setelah gelombang unjuk rasa di negara itu memburuk. Sampai Minggu, 21 Juli 2024, seluruh WNI di Bangladesh dalam keadaan selamat.

Direktur Perlindungan WNI dan BHI Kementerian Luar Negeri RI Judha Nugraha mengatakan pihaknya dan KBRI Dhaka telah menyusun rencana kontingensi untuk mengantisipasi eskalasi lebih lanjut. Dari total 563 WNI di Bangladesh, mayoritas adalah ibu rumah tangga yang menikah dengan warga negara Bangladesh.

Sebelumnya, Kepala HAM PBB Volker Turk mendesak akuntabilitas dan dialog setelah adanya laporan kekerasan mematikan dalam aksi protes mahasiswa di Bangladesh pada Jumat, 19 Juli 2024.

“Semua pihak harus menahan diri dan pasukan keamanan harus memastikan bahwa penggunaan kekuatan sejalan dengan hukum HAM internasional,” kata Turk.

Setidaknya ada 30 korban tewas pada Jumat, 19 Juli 2024 berdasarkan sumber kepolisian di Dhaka kepada Anadolu. Unjuk rasa mahasiswa di Bangladesh dipicu pemberlakuan sistem kuota, di mana 30 persen kursi CPNS diperuntukkan bagi putra dan cucu para pejuang yang berpartisipasi dalam perang kemerdekaan Bangladesh dari Pakistan 1971.Unjuk rasa berubah kemarahan warga mengingat tingginya angka pengangguran di Bangladesh pada kelompok usia muda. Hampir satu perlima dari total populasi 170 juta jiwa, tidak sekolah atau tidak bekerja.

Advertising
Advertising

Pemerintah diperkirakan akan mengajukan banding pada Minggu 21 Juli 2024 ke Mahkamah Agung untuk mengurangi kuota menjadi 20 persen.

Bangladesh telah memberlakukan jam malam di seluruh negeri itu dan mengerahkan militernya ketika jumlah korban tewas akibat gelombang unjuk rasa mahasiswa yang disertai kekerasan meningkat menjadi 75 orang.

Jam malam mulai berlaku pada Jumat tengah malam, 19 Juli 2024, dan pasukan militer telah diperintahkan untuk mengendalikan situasi. Menurut aturan resmi, pembatasan jam malam akan berakhir pada Sabtu, 20 Juli 2024, pukul 06.00 pagi untuk rehat selama dua jam dan kembali diberlakukan hingga Minggu, 21 Juli 2024, 04.00 dini hari.

Selain pemberlakuan jam malam, Pemerintah Bangladesh juga memutus komunikasi tanpa internet seluler atau broadband untuk sementara demi meredam gelombang unjuk rasa.

Pilihan editor: Panggil Mahasiswa yang Demo Isu Korupsi, Rektor UPN Veteran Jakarta Bilang Cuma Menasihati

Ikuti berita terkini dari Tempo.co di Google News, klik di sini

Berita terkait

Yayasan IJMI Dukung Penyelamatan 12 WNI dari Myanmar

51 menit lalu

Yayasan IJMI Dukung Penyelamatan 12 WNI dari Myanmar

Kementerian Luar Negeri membebaskan 12 WNI yang terindikasi menjadi korban penyekapan di wilayah konflik Mywaddy, Myanmar

Baca Selengkapnya

Pengadilan Perintahkan Penangkapan Eks PM Bangladesh Sheikh Hasina

17 jam lalu

Pengadilan Perintahkan Penangkapan Eks PM Bangladesh Sheikh Hasina

Eks PM Bangladesh Sheikh Hasina dijerat dengan berbagai tuduhan. Pengadilan memerintahkan agar ia ditangkap.

Baca Selengkapnya

Mahasiswa Serukan Netralitas ASN dan TNI-Polri di Pilkada Banten

1 hari lalu

Mahasiswa Serukan Netralitas ASN dan TNI-Polri di Pilkada Banten

Kegagalan dalam menjaga netralitas dari aparat dan penyelenggara akan mencerminkan kurangnya komitmen untuk menciptakan pemilu yang bersih dan adil

Baca Selengkapnya

Kesaksian WNI, Lebanon Selatan Sudah Porak-poranda

1 hari lalu

Kesaksian WNI, Lebanon Selatan Sudah Porak-poranda

WNI menceritakan kondisi Lebanon memburuk akibat dibombardir Israel sejak Agustus 2024. Serangan itu sudah sampai ke Ibu kota Beirut.

Baca Selengkapnya

Kemlu Sebut 15 Korban TPPO Myanmar Berhasil Dipulangkan

2 hari lalu

Kemlu Sebut 15 Korban TPPO Myanmar Berhasil Dipulangkan

Korban Tindak Pidana Perdagangan Orang (TPPO) WNI yang berada di Myanmar mengalami kekerasan.

Baca Selengkapnya

Kemlu Sebut 12 WNI Korban Penyekapan di Myanmar Berhasil Selamat

2 hari lalu

Kemlu Sebut 12 WNI Korban Penyekapan di Myanmar Berhasil Selamat

Kemlu menyebut 12 WNI korban penyekapan di Myanmar berhasil diselamatkan.

Baca Selengkapnya

WNI Ceritakan Kengerian Serangan Israel ke Lebanon

2 hari lalu

WNI Ceritakan Kengerian Serangan Israel ke Lebanon

Pada awal-awal serangan Israel ke Lebanon, Rina, WNI, masih bersikukuh tinggal. Namun semakin hari eskalasi serangan Israel semakin sengit

Baca Selengkapnya

Empat WNI Asal Sumatra Barat Tiba di Kampung Halaman usai Dievakuasi dari Lebanon

2 hari lalu

Empat WNI Asal Sumatra Barat Tiba di Kampung Halaman usai Dievakuasi dari Lebanon

Pemerintah Sumatra Barat bekerjasama dengan Kementerian Luar Negeri RI mendata WNI yang berasal dari ranah minang

Baca Selengkapnya

Unjuk Rasa Pro-Palestina di Depan Gedung Bursa Efek New York

3 hari lalu

Unjuk Rasa Pro-Palestina di Depan Gedung Bursa Efek New York

Gedung bursa saham New York, yang menjadi sasaran unjuk rasa pro-Palestina adalah tempat ikonik dekat Wall Street di Manhattan.

Baca Selengkapnya

Mahasiswa Indonesia Ungkap Alasan Tolak Evakuasi dari Lebanon

4 hari lalu

Mahasiswa Indonesia Ungkap Alasan Tolak Evakuasi dari Lebanon

Mahasiswa Indonesia mengungkap alasan menolak evakuasi dari Lebanon.

Baca Selengkapnya