Awal Penetapan 12 Juli sebagai Hari Malala, Begini Perjuangan Malala Yousafzai Aktivis Perempuan

Jumat, 12 Juli 2024 18:09 WIB

Malala Yousafzai berfoto dengan Sekjen PBB Ban Ki-moon pada acara Youth Assembly di markas PBB, New York (12/7). Dalam acara ini hari kelahiran Malala yang jatuh pada 12 Juli ditetapkan sebagai Hari Malala. REUTERS/Brendan McDermid

TEMPO.CO, Jakarta - Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) melalui Sekretaris Jenderal (Sekjen) PBB, Ban Ki-Moon saat itu, menetapkan 12 Juli sebagai Hari Malala Internasional. Perayaan ini sekaligus bertepatan dengan ulang tahun aktivis muda, Malala Yousafzai.

Nama Malala Yousafzai dikenal sebagai aktivis pembela pendidikan global dan perempuan. Malala Yousafzai juga menjadi perempuan peraih nobel untuk perdamaian dunia termuda.

Dasar Penetapan Hari Malala

Disarikan dari sejumlah sumber, Malala Day dirayakan pada 12 Juli 2013 oleh PBB. Acara tersebut meminta para pemimpin dunia untuk memastikan pendidikan gratis dan wajib bagi anak-anak di seluruh dunia.

Dalam pidatonya, Malala berbicara tentang perlunya akses pendidikan perempuan di seluruh dunia. “Saudara-saudara terkasih, ingatlah satu hal. Hari Malala bukanlah hari saya. Hari ini adalah hari bagi setiap perempuan, setiap laki-laki dan perempuan, yang menyuarakan hak-hak mereka," kata buah hati pasangan Ziauddin Yousafzai dan Toor Pekai Yousafzai itu dalam pidatonya.

Advertising
Advertising

Berbicara tentang insiden penembakan, dia mengatakan bahwa Taliban berharap untuk membungkamnya dengan peluru. “Tapi tidak ada yang berubah dalam hidup saya kecuali ini. Kelemahan, ketakutan, dan keputusasaan mati, kekuatan, kekuatan, dan keberanian lahir” katanya yang kemudian disambut tepuk tangan meriah dari hadirin pertemuan tersebut.

Meskipun ia dan teman-temannya menerima kekerasan dari Taliban, Malala mengatakan bahwa dirinya tidak membenci Taliban. “Saya bahkan tidak membenci Thalib yang menembak saya. Bahkan jika ada pistol di tanganku dan dia berdiri di depanku, saya tidak akan menembaknya” ujar perempuan yang kini berusia 15 tahun tersebut.

“Ini adalah welas asih yang saya pelajari dari Muhammad, Yesus Kristus dan Sang Buddha. Inilah warisan perubahan yang saya warisi dari Martin Luther King, Nelson Mandela, dan Muhammad Ali Jinnah” kata dia. Menurut Malala, filosofi non-kekerasan juga dipelajarinya dari Gandhi Jee, Bacha Khan dan Bunda Teresa.

Tidak hanya itu, sifat mulianya itu juga diajarkan dari Ayah dan Ibunya. “Dan inilah pengampunan yang ia pelajari dari ibu dan ayah saya. Inilah yang jiwaku katakan padaku, jadilah damai dan cintai semua orang,” tutur pasangan dari Asser Malik tersebut. Begitulah Hari Malala bukan sekedar ulang warsa seseorang semata.

Perjuangan Malala Yousafzai

Melansir dari dnaindia.com, perempuan kelahiran Mingora, Pakistan, 12 Juli 1997 ini telah memulai bergelut di dunia pergerakan perempuan sejak usia dini melalui berbagai media.

Malala Yousafzai memulai menyuarakan kegelisahannya ketika kelompok Taliban menguasai daerah Lembah Swat dan merampas hak-haknya beserta anak-anak perempuan seusianya di desa tempat tinggalnya untuk menempuh pendidikan.

Dilansir nobelprize.org, pada 2008, Malala Yousafzai menyampaikan suaranya melalui pidato berjudul ‘Berani-beraninya Taliban mengambil hak dasar saya untuk menerima pendidikan’. Pada awal 2009, Malala mulai membuat blog secara anonim di situs berbahasa Urdu dari British Broadcasting Corporation (BBC).

Semenjak saat itu, nama Malala Yousafzai semakin dikenal oleh publik Pakistan. Bahkan, di tengah perjuangan aktivismenya, Malala Yousafzai menjadi korban penembakan dari Kelompok Taliban. Malala Yousafzai mengalami pembengkakan otak akibat tembakan peluru yang mengenai kepalanya. Kondisinya yang kritis membuatnya mendapatkan perawatan lebih lanjut di Birmingham, Inggris. Malala Yousafzai juga sempat mendapatkan operasi saraf wajah.

Pada 12 Juli 2013, aktivis Pakistan berusia 16 tahun saat itu menyampaikan pidato yang mengharukan di markas besar PBB. Malala Yousafzai menyoroti pentingnya akses pendidikan perempuan secara global dan memanggil para pemimpin dunia untuk mereformasi kebijakan mereka. Karena perjuangannya itulah, 12 Juli diperingati sebagai Hari Malala Dunia sekaligus sebagai bentuk apresiasi dan penghormatan kepada aktivis muda tersebut.

MICHELLE GABRIELA I NAOMY A. NUGRAHENI | UN.ORG | MALALA.ORG | CNBCTV

Pilihan Editor: Hari Malala Ingatkan Perjuangan Malala Yousafzai, Aktivis yang Memperjuangkan Hak Perempuan di Pakistan

Berita terkait

49 Petugas Imigrasi Malaysia Ditangkap karena Terlibat Perdagangan Orang Asing, Termasuk WNI

9 jam lalu

49 Petugas Imigrasi Malaysia Ditangkap karena Terlibat Perdagangan Orang Asing, Termasuk WNI

Sebanyak 49 petugas Departemen Imigrasi Malaysia ditangkap oleh lembaga antirasuah terkait sindikat perdagangan orang yang bawa pekerja asing ilegal

Baca Selengkapnya

Taliban Buka Kantor Kedutaan Afghanistan di Oman

1 hari lalu

Taliban Buka Kantor Kedutaan Afghanistan di Oman

Taliban mengirim duta besar untuk Afghanistan di Oman. Hubungan Taliban dengan negara-negara Teluk Arab kian dekat.

Baca Selengkapnya

Psikolog dan Pengamat Pendidikan Bicara Soal Maraknya Kasus Bullying di Sekolah-Sekolah Elite

3 hari lalu

Psikolog dan Pengamat Pendidikan Bicara Soal Maraknya Kasus Bullying di Sekolah-Sekolah Elite

Kasus bullying dan kekerasan semakin marak terjadi di sekolah-sekolah elite.

Baca Selengkapnya

Perbaiki Etika dan Pendidikan di Indonesia

3 hari lalu

Perbaiki Etika dan Pendidikan di Indonesia

BPIP menggelar diskusi tentang etika sosial dan pendidikan. Muncul usulan pembelajaran etika sosial serta Pancasila yang semestinya menjadi basis dan orientasi pendidikan.

Baca Selengkapnya

Jepang Kucurkan Bantuan Pembangunan Sekolah di Lombok Tengah NTB

8 hari lalu

Jepang Kucurkan Bantuan Pembangunan Sekolah di Lombok Tengah NTB

Jepang mendukung Yayasan Mitra Sadina dengan membangun 1 gedung sekolah baru yang terdiri dari 4 ruang kelas serta pengadaan peralatan sekolah

Baca Selengkapnya

Imigrasi Soekarno-Hatta Deportasi 4 WNA ke Pakistan, Nigeria dan Guinea

8 hari lalu

Imigrasi Soekarno-Hatta Deportasi 4 WNA ke Pakistan, Nigeria dan Guinea

WNA lain yang terjaring operasi Jagratara dan patroli keimigrasian masih dalam pemeriksaan oleh tim penyidik Kantor Imigrasi Soekarno-Hatta.

Baca Selengkapnya

Ini Kritik Eks Wakil Presiden JK kepada Menteri Nadiem Makarim

10 hari lalu

Ini Kritik Eks Wakil Presiden JK kepada Menteri Nadiem Makarim

Eks Wakil Presiden JK menilai Menteri Nadiem Makarim tidak punya pengalaman dalam dunia pendidikan.

Baca Selengkapnya

Diperpanjang hingga 10 September, Begini Cara Cek Ijazah SMA untuk Daftar CPNS 2024

11 hari lalu

Diperpanjang hingga 10 September, Begini Cara Cek Ijazah SMA untuk Daftar CPNS 2024

Pemeriksaan ijazah SMA secara online dapat dilakukan melalui situs resmi nisn.data.kemendikbud.go.id.

Baca Selengkapnya

Pakistan Laporkan Kasus Polio Pertama dalam 16 Tahun

11 hari lalu

Pakistan Laporkan Kasus Polio Pertama dalam 16 Tahun

Pada 2023 Pakistan melaporkan enam kasus polio sedangkan pada 2022 angkanya adalah 20 kasus.

Baca Selengkapnya

Australia Luncurkan #AussieBanget Corner di Universitas Sebelas Maret

13 hari lalu

Australia Luncurkan #AussieBanget Corner di Universitas Sebelas Maret

Dalam rangka 75 tahun hubungan diplomatik, Australia meluncurkan #AussieBanget Corner di Universitas Sebelas Maret

Baca Selengkapnya