Deretan Kebohongan Israel yang Terbantahkan sejak Invasi ke Gaza

Reporter

Editor

Ida Rosdalina

Kamis, 30 Mei 2024 18:14 WIB

Seorang wanita duduk bersama seorang anak, saat warga Palestina melarikan diri dari Rafah karena operasi militer Israel, di Rafah, di selatan Jalur Gaza, 28 Mei 2024. REUTERS/Hatem Khaled

TEMPO.CO, Jakarta - Militer Israel membantah telah menyerang sebuah kamp tenda di sebelah barat Rafah pada Selasa setelah otoritas kesehatan Gaza mengatakan bahwa penembakan tank Israel telah menewaskan sedikitnya 21 orang di sana, di sebuah wilayah yang telah ditetapkan Israel sebagai zona evakuasi sipil.

Sebelumnya, menentang seruan Mahkamah Internasional, tank-tank Israel maju ke jantung kota Rafah untuk pertama kalinya setelah satu malam pengeboman besar-besaran, sementara Spanyol, Irlandia dan Norwegia secara resmi mengakui negara Palestina, sebuah langkah yang semakin memperdalam isolasi internasional Israel.

Militer dan pemerintah Israel memiliki sejarah panjang dan terdokumentasi dengan baik dalam membuat pernyataan-pernyataan yang salah dan menyesatkan untuk menutupi dan mengelak dari tanggung jawab atas kejahatan perang yang mereka lakukan terhadap warga Palestina. Institute for middle East Understanding (IMEU) merangkum beberapa contoh kebohongan Israel sejak 7 Oktober 2024.

Berbohong tentang penggunaan fosfor putih - Oktober 2023

Pada 10 Oktober di Lebanon dan 11 Oktober di Gaza, militer Israel menggunakan peluru fosfor putih yang melanggar hukum internasional. Israel membantah klaim tersebut, dengan menyatakan bahwa hal itu "jelas-jelas salah."

Advertising
Advertising

Namun, Human Rights Watch memverifikasi video-video yang menunjukkan "beberapa kali serangan udara fosfor putih yang ditembakkan artileri" yang diluncurkan oleh militer Israel di atas pelabuhan Kota Gaza dan di sepanjang perbatasan Israel-Lebanon, dan menyebutnya sebagai pelanggaran terhadap hukum kemanusiaan internasional. Amnesty International juga mendokumentasikan keberadaan peluru fosfor putih di sebuah pangkalan militer Israel di Israel selatan dekat Gaza.

Israel juga menuduh Hamas menembakkan peluru fosfor putih pada 2009, sebuah klaim yang menurut Human Rights Watch tidak benar.

Menuduh Hamas memenggal kepala anak-anak

Militer Israel dan kantor Perdana Menteri Benjamin Netanyahu mengklaim bahwa para pejuang Hamas memenggal kepala hingga 40 anak dalam serangan mereka pada 7 Oktober di kota Kfar Aza. Tuduhan yang membakar semangat ini menyebar dengan cepat dan diulangi secara luas di media dan oleh Presiden Joe Biden, yang secara keliru mengklaim dalam sebuah pertemuan dengan para pemimpin Yahudi bahwa ia secara pribadi melihat foto-foto anak-anak yang dipenggal. Gedung Putih akhirnya mengakui bahwa ia tidak melihat foto-foto seperti itu dan bahwa Amerika Serikat belum memverifikasi klaim tersebut.

Namun, para jurnalis Israel yang mengunjungi lokasi pemenggalan tidak melihat adanya bukti yang mendukung tuduhan tersebut dan para pejabat militer Israel yang mendampingi mereka juga tidak menyinggungnya. Tentara Israel kemudian menolak untuk mengkonfirmasi klaim tersebut dan lebih dari seminggu kemudian tidak ada bukti yang muncul untuk mendukungnya.

<!--more-->

Menuduh Hamas melakukan pemerkosaan

Para pejabat Israel mengedarkan klaim bahwa para pejuang Hamas memperkosa para wanita selama serangan mereka pada 7 Oktober, yang secara luas diulang-ulang di media Amerika Serikat dan oleh para politisi Amerika Serikat, termasuk Presiden Biden dalam sebuah pidato di televisi nasional.

Namun, pada 10 Oktober, seorang juru bicara militer Israel mengatakan kepada seorang jurnalis dari The Forward, Arno Rosenfeld, bahwa Israel "belum memiliki bukti pemerkosaan yang terjadi pada serangan hari Sabtu itu atau setelahnya" dan lebih dari seminggu kemudian Israel masih belum memberikan bukti apa pun.

Wartawan Rosenfeld juga menelusuri bagaimana cerita tersebut menyebar berdasarkan klaim-klaim yang dibuat oleh orang-orang yang tidak benar-benar mengatakan bahwa mereka menyaksikan pemerkosaan yang dituduhkan.

Membantah serang warga sipil di rute aman

Pada 13 Oktober, sebuah konvoi warga sipil yang melarikan diri dari Kota Gaza sebagaimana diperintahkan oleh militer Israel melalui jalan yang diidentifikasi sebagai "rute aman" oleh Israel, dihantam serangan udara Israel, menewaskan 70 orang dan melukai sedikitnya 200 orang.

Militer Israel membantah telah menyerang konvoi tersebut. Namun, Amnesty International memverifikasi video serangan tersebut dan menyimpulkan bahwa itu adalah hasil dari serangan udara.

Menuduh Hamas Mengebom Rumah Sakit Al Ahli di Gaza

Pada 17 Oktober 2023, sebuah ledakan dahsyat terjadi di tempat parkir Rumah Sakit al-Ahli di Kota Gaza. Kementerian Kesehatan Gaza melaporkan bahwa 471 orang tewas dan 342 lainnya luka-luka, sementara badan intelijen AS memperkirakan jumlah korban antara 100 hingga 300 orang.

Para pejabat Israel mengatakan bahwa peluncuran roket yang gagal oleh Hamas atau Jihad Islam Palestina (PIJ) bertanggung jawab atas ledakan tersebut. Secara khusus, para pejabat Israel menunjuk pada tujuh belas roket yang ditembakkan dari dalam Gaza ke arah rumah sakit, dan mengklaim bahwa salah satu dari roket-roket tersebut gagal ditembakkan.

Hasil analisis Forensic Architecture, lintasan rudal menunjukkan bahwa rudal tersebut diluncurkan dari luar Gaza, dekat dengan tempat peluncuran rudal Israel yang diketahui sebagai bagian dari sistem pertahanan udara 'Kubah Besi'.

Sejak itu, Israel bahkan secara terang-terangan telah meledakkan sebagian besar rumah sakit di Gaza dengan dalih mencari markas Hamas.

Tuduhan UNRWA terlibat serangan 7 Oktober

Pada 26 Januari 2024, Israel melemparkan tuduhan kepada UNRWA terlibat dalam serangan 7 Oktober 2023. Tuduhan tersebut mendorong donor terbesar UNRWA, Amerika Serikat, dan beberapa donor lainnya untuk menghentikan sementara pendanaannya, sehingga membuat masa depan badan tersebut diragukan.

Sejak itu, UNRWA, yang memberikan bantuan dan layanan kepada para pengungsi Palestina di Gaza dan di seluruh wilayah, telah mengalami krisis keuangan.

Hingga saat ini, tuduhan itu tidak pernah dibuktikan oleh Israel. Beberapa donor telah mengembalikan pendanaan mereka, kecuali Amerika Serikat dan sekutu utama mereka yang lain. Meski tahu kebohongan ini, Amerika Serikat tetap setia berada di pihak Israel.

IMEU | REUTERS | AL MAYADEEN | FORENSIC ARCHITECTURE

Pilihan Editor: Menteri Kabinet Israel Tuding Netanyahu Gagal Lawan Hamas, Sebarkan Ilusi Palsu

Berita terkait

Kamala Harris Temui Pemimpin Arab-Amerika yang Murka AS Dukung Israel

5 jam lalu

Kamala Harris Temui Pemimpin Arab-Amerika yang Murka AS Dukung Israel

Kamala Harris menggalang dukungan dari Muslim Arab-Amerika yang marah atas dukungan AS terhadap Israel.

Baca Selengkapnya

Komandan Hamas dan Keluarga Tewas Dibom Israel di Tripoli

7 jam lalu

Komandan Hamas dan Keluarga Tewas Dibom Israel di Tripoli

Serangan Israel di Lebanon kembali menewaskan komandan Hamas dan keluarganya.

Baca Selengkapnya

Dua Tentara Israel Lagi-lagi Tewas Dihantam Drone dari Irak

8 jam lalu

Dua Tentara Israel Lagi-lagi Tewas Dihantam Drone dari Irak

Tentara israel kembali tumbang saat dihantam serangan dari Irak. Sebelumnya 8 tentara Israel tewas melawan Hizbullah.

Baca Selengkapnya

Pilot Israel yang Tewaskan Hassan Nasrallah Takut Dituntut Kejahatan Perang

11 jam lalu

Pilot Israel yang Tewaskan Hassan Nasrallah Takut Dituntut Kejahatan Perang

Israel telah menyerang Lebanon yang menewaskan pimpinan Hizbullah Hassan Nasrallah. Pilot Israel yang menyerang Nasrallah kini ketakutan.

Baca Selengkapnya

Militer Israel Bunuh Komandan Perang Sayap Bersenjata Hamas

16 jam lalu

Militer Israel Bunuh Komandan Perang Sayap Bersenjata Hamas

Militer Israel mengklaim telah membunuh salah satu komandan Brigade Al Qassam yang merupakan sayap bersenjata Hamas.

Baca Selengkapnya

Kementerian Luar Negeri Sarankan WNI di Lebanon Ikut Evakuasi Selagi Masih Ada Kesempatan

17 jam lalu

Kementerian Luar Negeri Sarankan WNI di Lebanon Ikut Evakuasi Selagi Masih Ada Kesempatan

Kementerian Luar Negeri meminta WNI di Lebanon agar tidak menunda evakuasi selagi masih ada kesempatan.

Baca Selengkapnya

Peran Besar Amerika Dalam Penggunaan Iron Dome

17 jam lalu

Peran Besar Amerika Dalam Penggunaan Iron Dome

Dalam pembangunan Iron Dome, Israel mendapat banyak bantuan Amerika

Baca Selengkapnya

Dokter Lintas Batas Ajukan 7 Tuntutan pada Israel dan Amerika Serikat

20 jam lalu

Dokter Lintas Batas Ajukan 7 Tuntutan pada Israel dan Amerika Serikat

Dokter Lintas Batas prihatin selama satu tahun, sekutu Israel terus memberikan dukungan militer, sementara anak-anak di Gaza dibunuh secara massal

Baca Selengkapnya

Dibom Tiap Hari, Dokter Lintas Batas Gambarkan Buruknya Kesehatan Warga Gaza

21 jam lalu

Dibom Tiap Hari, Dokter Lintas Batas Gambarkan Buruknya Kesehatan Warga Gaza

Dokter Lintas Batas menyebut korban pengeboman di Jalur Gaza berjatuhan setiap hari akibat serangan Israel.

Baca Selengkapnya

Ketika Krisis Gaza Meluas ke Lebanon, di Mana Pemimpin Hamas Yahya Sinwar?

22 jam lalu

Ketika Krisis Gaza Meluas ke Lebanon, di Mana Pemimpin Hamas Yahya Sinwar?

Israel masih belum mampu melacak keberadaan Yahya Sinwar setelah setahun berperang.

Baca Selengkapnya