Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke [email protected].

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Dibom Tiap Hari, Dokter Lintas Batas Gambarkan Buruknya Kesehatan Warga Gaza

image-gnews
Sisa-sisa kendaraan MSF, yang diparkir di luar lokasi MSF ditandai dengan jelas, setelah kendaraan tersebut sengaja dihancurkan oleh pasukan Israel di Gaza, Palestina, 24 November 2023. Foto: trtworld
Sisa-sisa kendaraan MSF, yang diparkir di luar lokasi MSF ditandai dengan jelas, setelah kendaraan tersebut sengaja dihancurkan oleh pasukan Israel di Gaza, Palestina, 24 November 2023. Foto: trtworld
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Dokter Lintas Batas atau Médecins Sans Frontières (MSF) melaporkan korban pengeboman berjatuhan setiap hari di Jalur Gaza, Palestina akibat serangan Israel yang didukung Amerika Serikat. 

MSF menyebut warga Gaza yang mereka rawat mengalami luka bakar parah, tulang hancur, dan beberapa tubuh yang terpotong. Sejak perang dimulai sekitar Oktober 2023, MSF telah merawat lebih dari 27.500 pasien yang mengalami cedera akibat kekerasan, dengan lebih dari 80 persen luka terkait pengeboman.

"Tim kami terpaksa melakukan operasi tanpa anestesi, menyaksikan anak-anak meninggal di lantai rumah sakit karena kekurangan pasokan, dan bahkan merawat rekan kerja serta anggota keluarga mereka sendiri,” kata manajer program medis MSF, Amber Alayyan, dalam keterangan pada Jumat, 4 Oktober 2024.

Alayyan menuturkan kebutuhan medis semakin meningkat akibat serangan bertubi-tubi Israel di Jalur Gaza sedangkan akses layanan kesehatan semakin hancur. Saat ini, hanya tersisa 17 dari 36 rumah sakit yang berfungsi sebagian.

Alayyan mengatakan pihak yang berperang telah melakukan serangan di dekat fasilitas medis, membahayakan pasien, pengasuh, dan staf medis. Dia menyebur enam rekan MSF juga tewas.

Lebih lanjut, akses ke layanan kesehatan diperburuk oleh kekurangan pasokan kemanusiaan di Gaza. Otoritas Israel secara rutin memberlakukan kriteria yang tidak jelas dan tidak terduga untuk mengizinkan masuknya pasokan.

Setelah masuk ke Jalur Gaza, Alayyan menyampaikan, pasokan sering tidak mencapai tujuan akhir karena beberapa faktor, seperti tidak adanya jalan yang aman, pertempuran yang sedang berlangsung, dan penjarahan makanan serta barang kebutuhan dasar.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

“Seiring meningkatnya kebutuhan medis di Jalur Gaza, kemampuan kami untuk merespons semakin terbatas. Kami tidak dapat memasukkan pasokan kemanusiaan dan medis yang cukup ke Gaza,” tutur Alayyan.

Seiring penyusutan ketersediaan layanan medis, pilihan masyarakat mendapatkan perawatan kesehatan yang sangat dibutuhkan di Gaza juga semakin terbatas. Dia menyebut perintah evakuasi berulang telah memindahkan 90 persen penduduk lokasi yang disebut sebagai zona aman--dan tetap menjadi target pengeboman Israel berulang kali.

Warga Gaza telah diimbau untuk tetap berada di area kecil seluas 41 kilometer persegi, dengan tempat berlindung, makanan, dan air yang sangat terbatas. MSF menyebut risiko penyakit semakin meningkat karena kepadatan penduduk yang tinggi. Dari dua juta jiwa di Jalur Gaza, setidaknya 12 ribu orang sangat membutuhkan evakuasi medis.

MSF mendesak pemenuhan layanan evakuasi medis bagi mereka yang membutuhkan, serta hak warga Palestina yang hanya mencari keselamatan bagi diri mereka dan keluarga mereka untuk meninggalkan Jalur Gaza.

Pilihan editor: Ini Alasan WNI di Lebanon yang Tak Mau Dievakuasi

Ikuti berita terkini dari Tempo.co di Google News, klik di sini

Iklan

Berita Selanjutnya



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Dokter Lintas Batas Ajukan 7 Tuntutan pada Israel dan Amerika Serikat

2 jam lalu

Bocah Palestina Ahmed Al-Deeb, yang mengalami luka bakar parah di wajah, menunggu untuk dipasangi masker wajah transparan 3D, di klinik Medecins Sans Frontieres (MSF) di Kota Gaza 8 Februari 2021. REUTERS/Mohammed Salem
Dokter Lintas Batas Ajukan 7 Tuntutan pada Israel dan Amerika Serikat

Dokter Lintas Batas prihatin selama satu tahun, sekutu Israel terus memberikan dukungan militer, sementara anak-anak di Gaza dibunuh secara massal


Surat Wasiat Anak Gaza yang Terbunuh Bom Israel: 'Tolong, Jangan Tangisi Saya'

10 jam lalu

Rasha Al-Ar'eer yang berusia sepuluh tahun dan saudara laki-lakinya yang berusia 11 tahun, Ahmad, tewas ketika serangan udara Israel menargetkan rumah mereka di bagian timur Kota Gaza. Foto : Twitter
Surat Wasiat Anak Gaza yang Terbunuh Bom Israel: 'Tolong, Jangan Tangisi Saya'

Rasha Al-Ar'eer yang berusia 10 tahun menuliskan surat wasiat sebelum terbunuh oleh serangan udara Israel yang menargetkan rumah keluarganya di Gaza.


Ketika Mata Dunia Beralih ke Lebanon, Hal Ini yang Ditakutkan Warga Gaza

11 jam lalu

Warga Palestina memeriksa lokasi serangan Israel di Khan Younis di Jalur Gaza selatan, 2 Oktober 2024. REUTERS/Hatem Khaled
Ketika Mata Dunia Beralih ke Lebanon, Hal Ini yang Ditakutkan Warga Gaza

Serangan-serangan Israel ke Lebanon membuat mata dunia dan laporan-laporan media massa teralihkan dari Gaza.


116 WNI Pilih Bertahan di Lebanon usai Serangan Israel

13 jam lalu

Kantor Kementerian Luar Negeri RI di Jln. Pejambon, Jakarta. Sumber: Suci Sekar/Tempo
116 WNI Pilih Bertahan di Lebanon usai Serangan Israel

Sebanyak 116 WNI masih bertahan di Lebanon. Pemerintah telah berupaya mengevakuasi para WNI tersebut meski mereka memilih menetap di Lebanon.


40 WNI Sedang Dievakuasi dari Lebanon usai Serangan Israel

14 jam lalu

Direktur Perlindungan WNI dan Badan Hukum Kementerian Luar Negeri Judha Nugraha. ANTARA/Yashinta Difa/aa.
40 WNI Sedang Dievakuasi dari Lebanon usai Serangan Israel

Kementerian Luar Negeri menyebut sebanyak 40 WNI sedang dievakuasi dari Lebanon dalam periode 2-3 Oktober lalu


Dilempari Tomat dan Bawang Merah, Menlu Swedia Kabur dari Parlemen saat Debat Palestina

18 jam lalu

Malmer Stenergard. REUTERS
Dilempari Tomat dan Bawang Merah, Menlu Swedia Kabur dari Parlemen saat Debat Palestina

Aktivis pro-Palestina dengan tangan bercat merah menuduh Menlu Swedia yang baru diangkat mendukung genosida Israel di Gaza


PBB Pastikan UNIFIL Lanjutkan Misi di Lebanon, Siapkan Skenario Terburuk

18 jam lalu

Anggota pasukan penjaga perdamaian PBB (UNIFIL) mengamati perbatasan Lebanon-Israel, saat mereka berdiri di atap menara pengawas di kota Marwahin, di Lebanon selatan, 12 Oktober 2023. REUTERS/Thaier Al-Sudani
PBB Pastikan UNIFIL Lanjutkan Misi di Lebanon, Siapkan Skenario Terburuk

PBB memastikan pasukan perdamaian di Lebanon (UNIFIL)akan melanjutkan misinya.


Retno Marsudi Ungkap Alasan Masih Ada WNI di Lebanon usai Serangan Israel

18 jam lalu

Retno Marsudi/Foto: Instagram/Retno Marsudi
Retno Marsudi Ungkap Alasan Masih Ada WNI di Lebanon usai Serangan Israel

Retno Marsudi mengungkap alasan sejumlah WNI lebih memilih untuk bertahan di Lebanon.


Biden: Tak akan Ada Perang Habis-habisan di Timur Tengah, AS akan Lindungi Israel

20 jam lalu

Biden: Tak akan Ada Perang Habis-habisan di Timur Tengah, AS akan Lindungi Israel

Presiden AS Joe Biden mengatakan tidak percaya akan ada "perang habis-habisan" di Timur Tengah


Tokoh Partai Republik AS Desak Biden Percepat Pengiriman Senjata ke Israel

22 jam lalu

Perwakilan AS Michael McCaul berbicara kepada wartawan di gedung kantor Longworth House di Capitol Hill di Washington, AS, 11 Oktober 2023. REUTERS/Kevin Lamarque
Tokoh Partai Republik AS Desak Biden Percepat Pengiriman Senjata ke Israel

Ketua Komite Urusan Luar Negeri DPR AS Michael McCaul desak Biden segera kirim senjata ke Israel, termasuk bom 1 ton