Indonesia Dukung Perintah ICJ agar Israel Hentikan Serangan di Rafah

Minggu, 26 Mei 2024 18:45 WIB

Hakim di Mahkamah Internasional (ICJ) memutuskan tindakan darurat terhadap Israel menyusul tuduhan Afrika Selatan bahwa operasi militer Israel di Gaza adalah genosida yang dipimpin negara, di Den Haag, Belanda, 26 Januari 2024. REUTERS/Piroschka van de Wouw

TEMPO.CO, Jakarta - Kementerian Luar Negeri RI (Kemlu) pada Minggu, 26 Mei 2024, mengumumkan dukungan Indonesia terhadap putusan Mahkamah Internasional (ICJ) yang memerintahkan Israel segera menghentikan operasi militernya di Rafah, Gaza selatan. Putusan tersebut merupakan yang terbaru dalam kasus Afrika Selatan melawan Israel perihal tuduhan genosida terhadap rakyat Palestina di Gaza.

Majelis hakim ICJ membacakan putusannya pada Jumat, 24 Mei 2024. Selain meminta Israel menghentikan serangannya di Rafah, para hakim juga memerintahkan Israel tetap membuka perbatasan Rafah untuk bantuan kemanusiaan dan menjamin akses komisi investigasi untuk menyelidiki tuduhan genosida di Gaza.

“Indonesia mendukung keputusan Mahkamah Internasional yang menginstruksikan Israel untuk segera menghentikan operasi militernya di Rafah, dan menjamin akses yang terbuka ke Jalur Gaza bagi komisi pencari fakta atau lembaga investigasi lain untuk menyelidiki genosida yang dilakukan Israel,” kata Kemlu di media sosial X.



Indonesia juga mendesak Israel untuk segera mematuhi langkah-langkah yang diperintahkan oleh ICJ tanpa syarat, serta “menggarisbawahi pentingnya peran Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) dalam memastikan implementasinya.”

Langkah pemerintah Indonesia dalam mendukung putusan ICJ menyusul tindakan serupa dari negara-negara lain seperti Afrika Selatan, Australia, Belgia, Yordania, Mesir, Norwegia, Arab Saudi dan Turki. Israel memulai serangan darat terhadap Rafah awal bulan ini, memaksa ratusan ribu warga Palestina mengungsi dari kota yang telah menjadi tempat berlindung bagi setengah dari 2,3 juta penduduk Gaza.

Rafah yang terletak di tepi selatan Gaza dan berbatasan dengan Mesir telah menjadi jalur utama masuknya bantuan kemanusiaan, dan organisasi-organisasi internasional mengatakan operasi Israel telah memutus wilayah tersebut hingga meningkatkan risiko kelaparan. Israel mengatakan Rafah menjadi benteng terakhir bagi ribuan pejuang dan para komandan senior Hamas, dan mereka tidak dapat mencapai tujuan perangnya untuk memusnahkan Hamas tanpa menyerbu Rafah.

Pertempuran sejauh ini terjadi di tepi selatan dan distrik timur Rafah, dan Israel belum memulai serangan terhadap wilayah berpenduduk utama kota tersebut. Amerika Serikat sebagai sekutu terdekat Israel telah berulang kali memintanya untuk tidak menyerang Rafah, dan mengatakan bahwa Israel belum menunjukkan rencana yang kredibel untuk melindungi para pengungsi di sana. Seorang juru bicara pemerintah Israel mengatakan menjelang keputusan ICJ bahwa “tidak ada kekuatan di dunia yang dapat menghentikan Israel melindungi warganya dan mengejar Hamas di Gaza”.


NABIILA AZZAHRA A. | REUTERS

Pilihan editor: Perundingan Israel-Hamas Dimulai Lagi Usai Mossad Bertemu CIA

Ikuti berita terkini dari Tempo.co di Google News, klik di sini

Advertising
Advertising

Berita terkait

UNICEF: Eskalasi Israel-Lebanon Berdampak Buruk terhadap Anak-anak

3 jam lalu

UNICEF: Eskalasi Israel-Lebanon Berdampak Buruk terhadap Anak-anak

UNICEF memperingatkan dampak negatif dari eskalasi ketegangan antara Israel dan Lebanon terhadap anak-anak.

Baca Selengkapnya

Ini Negara-negara yang Menolak Resolusi PBB yang Mengusir Israel dari Tanah Palestina

5 jam lalu

Ini Negara-negara yang Menolak Resolusi PBB yang Mengusir Israel dari Tanah Palestina

Sebanyak 14 negara menolak resolusi PBB yang menyerukan agar Israel pergi dari Palestina. Yang menolak diantaranya Argentina, dan Hungaria,

Baca Selengkapnya

Resolusi PBB Mengharuskan Israel Angkat Kaki dari Tanah Palestina

6 jam lalu

Resolusi PBB Mengharuskan Israel Angkat Kaki dari Tanah Palestina

Resolusi PBB menyerukan Israel untuk mengakhiri pendudukannya di wilayah Palestina paling lambat dalam 12 bulan ke depan.

Baca Selengkapnya

Donald Trump: Kaum Yahudi akan Disalahkan Jika Saya Kalah dari Kamala Harris

6 jam lalu

Donald Trump: Kaum Yahudi akan Disalahkan Jika Saya Kalah dari Kamala Harris

Donald Trump mengatakan bahwa para pemilih Yahudi-Amerika akan ikut disalahkan jika ia kalah dalam pilpres dari Kamala Harris

Baca Selengkapnya

NYT: Pager yang Meledak di Lebanon Dibuat oleh Perusahaan Gadungan Israel

6 jam lalu

NYT: Pager yang Meledak di Lebanon Dibuat oleh Perusahaan Gadungan Israel

The New York Times pada Kamis melaporkan bahwa Israel mendirikan perusahaan gadungan untuk memproduksi pager berisi bahan peledak ke Lebanon

Baca Selengkapnya

Viral Video Tentara Israel Lempar Jasad Warga Palestina dari Atap Rumah di Tepi Barat

7 jam lalu

Viral Video Tentara Israel Lempar Jasad Warga Palestina dari Atap Rumah di Tepi Barat

Kementerian Luar Negeri Palestina menggambarkan tindakan tersebut sebagai 'kejahatan' yang mengungkap 'kebrutalan' militer Israel di Tepi Barat

Baca Selengkapnya

Selatan Lebanon Kembali Jadi Sasaran Serangan Jet Tempur Israel

9 jam lalu

Selatan Lebanon Kembali Jadi Sasaran Serangan Jet Tempur Israel

Serangan jet tempur Israel ini memperburuk konflik antara Israel dan Hizbullah di Lebanon di tengah seruan agar seluruh pihak menahan diri

Baca Selengkapnya

Fakta-fakta Ledakan Walkie Talkie Icom di Lebanon: Tewaskan 20 Orang Hingga Diduga Produk Palsu

15 jam lalu

Fakta-fakta Ledakan Walkie Talkie Icom di Lebanon: Tewaskan 20 Orang Hingga Diduga Produk Palsu

Icom sedang menyelidiki tuduhan tersebut, tetapi tanda-tanda awal menunjukkan bahwa walkie-talkie tersebut palsu.

Baca Selengkapnya

Perburuan Asal-usul Serangan Pager Lebanon Meluas ke Bulgaria dan Norwegia

16 jam lalu

Perburuan Asal-usul Serangan Pager Lebanon Meluas ke Bulgaria dan Norwegia

Bulgaria dan Norwegia menjadi titik fokus baru pada Kamis dalam perburuan global untuk mencari siapa yang memasok ribuan pager ke Lebanon pekan ini

Baca Selengkapnya

Pemimpin Hizbullah Bersumpah Jadikan Israel Neraka Usai Gelombang Ledakan di Lebanon

17 jam lalu

Pemimpin Hizbullah Bersumpah Jadikan Israel Neraka Usai Gelombang Ledakan di Lebanon

Pemimpin Hizbullah Hassan Nasrallah bersumpah akan membuat Israel merasakan 'neraka', setelah gelombang ledakan peralatan komunikasi di Lebanon

Baca Selengkapnya