Warga Ikuti Tahlilan Wafatnya Presiden Ebrahim Raisi di Kedubes Iran

Kamis, 23 Mei 2024 07:00 WIB

Tamu undangan berdoa bersama dalam acara tahlilan di kediaman Kedubes Iran, Rabu, 22 Mei 2024, atas meninggalnya Presiden Republik Islan Iran Ebrahim Raisi. Tahlilan dan doa bersama tersebut terbuka untuk masyarakat umum untuk mengenang 4 pejabat Iran yang tewas dalam kecelakaan helikopter di pegunungan Varzaqan Provinsi Azerbaijan Timur, Iran. TEMPO/ Febri Angga Palguna

TEMPO.CO, Jakarta - Ratusan orang mengikuti tahlilan di Kedutaan Besar Iran di Jakarta pada Rabu malam, 22 Mei 2024 untuk memberi penghormatan kepada Presiden Ebrahim Raisi dan anggota rombongannya yang tewas dalam kecelakaan helikopter akhir pekan lalu. Mereka yang hadir di antaranya ulama, wartawan dan masyarakat umum.

Menurut pantauan Tempo di lokasi, sekitar 300 orang hadir di acara tersebut. Sebagian besar mereka yang hadir mengenakan pakaian hitam. Duta Besar Iran untuk Indonesia Mohammad Boroujerdi berterima kasih atas kehadiran warga untuk mengenang almarhum Raisi dan rombongannya.

“Dengan kehadiran Anda semua di malam hari ini, saya tidak merasa sendirian di Indonesia. Saya merasa tidak sendiri untuk melewati musibah yang besar ini,” kata Boroujerdi.

Raisi tewas bersama tujuh orang anggota delegasi pemerintah dalam helikopter yang jatuh di Azerbaijan Timur pada Ahad, 19 Mei 2024. Pemerintah Iran mengumumkan bahwa dua helikopter lain yang merupakan bagian dari konvoi presiden berhasil mendarat dengan selamat, sedangkan satu helikopter melakukan pendaratan darurat.

Menteri Luar Negeri Iran Amir-Abdollahian berada di dalam helikopter yang jatuh bersama Raisi, juga enam orang lainnya termasuk pemimpin salat Jumat di Tabriz, Ayatollah Mohammad Ali Al-e-Hashem. Media pemerintah Iran mengonfirmasi kematian semua penumpang pada Senin, 20 Mei 2024 setelah tim pencarian dan penyelamatan (SAR) menyatakan “tidak ada tanda-tanda kehidupan” dalam puing-puing helikopter yang ditemukan.

Banyak pelayat yang hadir di Kedubes Iran menangis ketika melafalkan doa bersama untuk para almarhum, dipandu Ahmad Baraqbah, pemimpin sebuah pondok pesantren di Jawa Tengah. Dia merasa wajib untuk hadir dan ikut berbelasungkawa bersama warga Iran atas kepulangan Raisi dan delegasinya.

“Karena saya juga mengikuti perkembangan di Iran dan Palestina. Saya termasuk pengagum almarhum Presiden Iran. Orang yang sangat tulus, bekerja keras, banyak blusukan. Saya merasa ada kewajiban untuk datang,” ujarnya setelah tahlilan selesai.

Hal serupa diungkapkan Husein Shahab, seorang warga yang turut hadir di sana. “Walaupun beliau (Raisi) adalah presiden Iran, tetapi beliau memiliki sebuah kepedulian kepada orang-orang yang tertindas, wong cilik,” tuturnya.

Maya Sofia Al Habsyi, seorang anggota majelis taklim yang ikut serta dalam tahlilan, mengatakan ia bersimpati dengan Iran karena sikapnya dalam membela Palestina.

“Apa yang mereka perjuangkan itu luar biasa, dan kami merasa wajib untuk mendukung. Walaupun kami jauh di Indonesia, tetapi dengan kami hadir sini itu memberikan support untuk keluarga besar negeri Iran,” kata dia.

Sejumlah duta besar dan diplomat senior dari berbagai negara juga sempat datang ke Kedubes Iran pada siang hingga sore hari, Kamis, 22 Mei 2024, untuk menandatangani buku belasungkawa. Para perwakilan termasuk dari Irak, Lebanon, Uni Emirat Arab (UEA), Yunani, Ethiopia, Yordania, Cina, Kolombia dan negara-negara lainnya.

Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi pun datang pada Kamis sore menandatangani buku tersebut dan menyampaikan belasungkawa. Kedubes Iran mengatakan sejumlah pejabat Indonesia dan perwakilan dari beberapa negara ASEAN juga turut datang.

Kematian Raisi terjadi beberapa hari menjelang peringatan kunjungannya ke Indonesia pada 23 – 24 Mei 2023. Saat itu, Raisi berkunjung atas undangan dari Presiden Joko Widodo, dan keduanya menandatangani 10 dokumen kerja sama, salah satunya di bidang kesehatan.

Pilihan editor: Josep Borrell Tanggapi Seandainya ICC Keluarkan Surat Perintah Penahanan Benjamin Netanyahu

Advertising
Advertising

Ikuti berita terkini dari Tempo.co di Google News, klik di sini

Berita terkait

Bahrain dan Iran Setuju untuk Memulai Pemulihan Hubungan Diplomatik

2 jam lalu

Bahrain dan Iran Setuju untuk Memulai Pemulihan Hubungan Diplomatik

Bahrain telah memutuskan hubungan dengan Iran pada 2016, tetapi hubungan membaik setelah pemulihan hubungan Arab Saudi-Iran tahun lalu.

Baca Selengkapnya

Iran Akan Luncurkan 2 Satelit pada Juli Nanti, Mengapa Amerika Serikat Khawatir?

1 hari lalu

Iran Akan Luncurkan 2 Satelit pada Juli Nanti, Mengapa Amerika Serikat Khawatir?

Iran akan meluncurkan 2 satelit pada Juli. Negara Barat seperti Amerika Serikat selalu khawatir ia akan digunakan untuk meluncurkan senjata nuklir.

Baca Selengkapnya

Mahkamah Agung Iran Batalkan Hukuman Mati Rapper Terkenal

1 hari lalu

Mahkamah Agung Iran Batalkan Hukuman Mati Rapper Terkenal

Mahkamah Agung Iran telah membatalkan hukuman mati terhadap rapper populer Toomaj Salehi.

Baca Selengkapnya

Iran Panggil Duta Besar Italia, Protes Daftar Hitam Kanada

3 hari lalu

Iran Panggil Duta Besar Italia, Protes Daftar Hitam Kanada

Iran memanggil duta besar Italia, yang mewakili kepentingan Kanada di Teheran, setelah Ottawa memasukkan Garda Revolusi sebagai entitas teroris

Baca Selengkapnya

Blinken: Iran, Lebanon, dan Hizbullah Tak Ingin Perluas Konflik Gaza

5 hari lalu

Blinken: Iran, Lebanon, dan Hizbullah Tak Ingin Perluas Konflik Gaza

Menlu AS Antony Blinken mengatakan bahwa Iran, Lebanon, dan Hizbullah tidak ingin melihat konflik di Gaza meluas

Baca Selengkapnya

Paus Fransiskus akan Kunjungi Masjid Istiqlal, Raja Salman hingga Barack Obama Pernah Ke Sini

5 hari lalu

Paus Fransiskus akan Kunjungi Masjid Istiqlal, Raja Salman hingga Barack Obama Pernah Ke Sini

Masjid Istiqlal jadi salah satu tempat kunjungan Paus Fransiskus. Raja Salman, Ebrahim Raisi, hingga Barack Obama pernah mendatanginya.

Baca Selengkapnya

Swedia dan Iran Bertukar Tahanan, Bebaskan Pejabat yang Terlibat Eksekusi Massal

8 hari lalu

Swedia dan Iran Bertukar Tahanan, Bebaskan Pejabat yang Terlibat Eksekusi Massal

Swedia membebaskan mantan pejabat Iran Hamid Noury, yang dihukum karena terlibat dalam eksekusi massal tahanan politik pada 1980an

Baca Selengkapnya

Korea Utara hingga Suriah, Inilah 6 Negara yang Sulit Dikunjungi

12 hari lalu

Korea Utara hingga Suriah, Inilah 6 Negara yang Sulit Dikunjungi

Beberapa negara ini memiliki kebijakan visa yang sulit. Akibatnya negara tersebut sulit untuk dikunjungi wisatan atau pelancong.

Baca Selengkapnya

Pemilu Iran Tak Akan Gunakan Sistem Pemungutan Suara Elektronik

12 hari lalu

Pemilu Iran Tak Akan Gunakan Sistem Pemungutan Suara Elektronik

Iran mengesampingkan kemungkinan menggunakan sistem pemungutan suara elektronik atau e-voting dalam pemilu mendatang.

Baca Selengkapnya

Ini Enam Kandidat Presiden Iran, Mahmoud Ahmadinejad Gagal Lolos

14 hari lalu

Ini Enam Kandidat Presiden Iran, Mahmoud Ahmadinejad Gagal Lolos

Presiden Iran bukan pemegang otoritas tertinggi untuk semua urusan negara, melainkan Pemimpin Tertinggi, Ali Khamenei.

Baca Selengkapnya