Apa Alasan Negara-negara di Pasifik Menolak Palestina sebagai Anggota Penuh PBB?

Editor

Nurhadi

Senin, 20 Mei 2024 09:14 WIB

Seseorang memegang bendera Palestina saat demonstran berbaris menuntut gencatan senjata dan diakhirinya serangan Israel di Gaza, selama konflik yang sedang berlangsung antara Israel dan kelompok Islam Palestina Hamas, di New York City, AS, 19 Maret 2024. REUTERS/Eduardo Munoz

TEMPO.CO, Jakarta - Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) mengeluarkan resolusi untuk memberikan “hak dan keistimewaan” baru kepada Palestina melalui pemungutan suara pada Jumat, 10 Mei 2024. Pemungutan suara itu juga mendorong Dewan Keamanan untuk mempertimbangkan kembali pengakuan terhadap Palestina sebagai anggota PBB ke-194.

Sidang tersebut bermula dari veto salah satu negara anggota tetap DK PBB, Amerika Serikat, atas permohonan keanggotaan penuh Palestina pada 18 April 2024. Palestina telah menjadi negara pengamat PBB sejak 2012. Pemberian hak-hak istimewa tersebut menegaskan peningkatan dukungan masyarakat dunia bagi perjuangan Palestina, pengakuan lebih lanjut Palestina sebagai negara di PBB, dan realisasi solusi dua-negara.

Dalam menanggapi seruan bersama dari negara-negara Arab, OKI, dan Gerakan Non-Blok, Majelis Umum PBB telah mengambil langkah menuju kemajuan perjuangan Palestina dan upaya perdamaian internasional. Resolusi disahkan setelah 143 negara anggota PBB menyatakan mendukung. Sembilan negara menentang dan 25 lainnya abstain.

Sembilan negara yang menolak Palestina adalah Argentina, Republik Ceko, Hongaria, Israel, Mikronesia, Amerika Serikat, Papua Nugini, Nauru, dan Palau. Berikut alasan negara-negara di Pasifik tersebut menolak status anggota penuh Palestina.

Papua Nugini

Advertising
Advertising

Alasan perwakilan Papua Nugini menolak resolusi tersebut adalah lantaran tak memberikan solusi jangka panjang. Perwakilan Papua Nugini menyatakan keprihatinannya mengenai tantangan serius perdamaian dan keamanan yang dihadapi Palestina dan Israel serta dampaknya yang lebih luas terhadap kawasan Timur Tengah dan sekitarnya.

“Setiap hak dan keistimewaan yang diberikan kepada pihak-pihak yang ingin menjadi anggota PBB dan kewajiban mereka yang timbul dari upaya tersebut harus diberikan dengan cara yang sepenuhnya sesuai dengan Piagam PBB,” kata perwakilan Papua Nugini dikutip dari press.un.org.

Ia menyatakan akan melepaskan diri dari pernyataan yang akan disampaikan Gerakan Non-Blok karena unsur-unsur di dalamnya tidak sejalan dengan posisi nasional negaranya.

Mikronesia, Palau, dan Nauru

Dilansir dari laman The National News, Kepulauan Mikronesia, Nauru, dan Palau adalah negara kepulauan kecil di Pasifik dan secara historis memiliki kesamaan suara dengan Amerika Serikat. Pada 2010, misalnya, Mikronesia memberikan suara setuju dengan AS sebanyak 47 kali dan hanya berbeda pendapat sebanyak tiga kali. Rekor perolehan suara di Palau setara dengan rekor perolehan suara di Amerika Serikat, yaitu sekitar 96,5 persen.

Richard Gowan, Direktur PBB untuk International Crisis Group, menunjukkan bahwa sejumlah sekutu AS mungkin tidak mendukung resolusi ini. “Saya pikir perang yang berkepanjangan di Gaza telah mengubah suasana hati PBB secara keseluruhan mengenai perlunya mencapai solusi dua negara,” katanya kepada The National News.

Alasan tersebut senada dengan perwakilan Amerika Serikat. Saat sidang, perwakilan Amerika Serikat menyebutkan bahwa perdamaian berkelanjutan hanya dapat dicapai melalui solusi dua negara dengan jaminan keamanan Israel. Israel dan Palestina dapat hidup berdampingan dalam kebebasan dan martabat. “Langkah-langkah sepihak di PBB dan di lapangan tidak akan mencapai tujuan ini,” kata perwakilan Amerika Serikat.

Karena itu, menurut Perwakilan Amerika Serikat, pilihan mereka tidak mencerminkan penolakan terhadap negara Palestina. Namun, justru merupakan pengakuan bahwa status kenegaraan hanya akan tercapai melalui proses yang melibatkan negosiasi langsung antara para pihak.

MICHELLE GABRIELA | DWI OKTAVIANE

Pilihan Editor: 143 Negara Mendukung Hak Istimewa Bagi Palestina di Sidang Majelis Umum PBB

Berita terkait

Amerika Serikat Ingatkan Rusia dan Iran Jangan Memperkeruh Perang Ukraina

11 jam lalu

Amerika Serikat Ingatkan Rusia dan Iran Jangan Memperkeruh Perang Ukraina

Amerika Serikat mengancam setiap rudal balistik yang dikirimkan Iran ke Rusia sama dengan memantik naiknya ketegangan dalam perang Ukraina

Baca Selengkapnya

Waswas Berdampak ke Pilpres, Hakim Tunda Pembacaan Putusan Kasus Hukum Donald Trump

15 jam lalu

Waswas Berdampak ke Pilpres, Hakim Tunda Pembacaan Putusan Kasus Hukum Donald Trump

Putusan yang seharusnya dibacakan pada 18 September 2024, ditunda sampai pemilu 5 November 2024 terlaksana agar tak berdampak pada Donald Trump

Baca Selengkapnya

Di tengah-tengah Perang, Palestina Luncurkan Inisiatif E-learning untuk Siswa di Gaza

1 hari lalu

Di tengah-tengah Perang, Palestina Luncurkan Inisiatif E-learning untuk Siswa di Gaza

Kementerian Pendidikan Palestina meluncurkan sebuah inisiatif e-learning yang bertujuan untuk mendaftarkan para siswa di Gaza.

Baca Selengkapnya

Kejutan Kualifikasi Piala Dunia 2026: Pelatih Korea Selatan Hadapi Cemoohan Usai Ditahan Imbang Palestina

1 hari lalu

Kejutan Kualifikasi Piala Dunia 2026: Pelatih Korea Selatan Hadapi Cemoohan Usai Ditahan Imbang Palestina

Pelatih Korea Selatan Hong Myung-bo sadar betul cemoohan yang datang saat timnya bermain imbang 0-0 melawan Palestina di kualifikasi Piala Dunia 2026.

Baca Selengkapnya

Gedung Putih: Putin Harus Berhenti Bicara soal Pilpres AS

1 hari lalu

Gedung Putih: Putin Harus Berhenti Bicara soal Pilpres AS

Gedung Putih menegaskan residen Rusia Vladimir Putin harus berhenti berbicara tentang pemilihan presiden Amerika Serikat

Baca Selengkapnya

Yordania: Setiap Upaya Israel Usir Warga Palestina ke Wilayah Kami adalah Deklarasi Perang

1 hari lalu

Yordania: Setiap Upaya Israel Usir Warga Palestina ke Wilayah Kami adalah Deklarasi Perang

Yordania menyiapkan berkas hukum mengenai serangan Israel ke tempat-tempat suci di wilayah pendudukan Yerusalem

Baca Selengkapnya

Senat AS akan Selidiki Penggunaan Semikonduktor Amerika pada Senjata Rusia

1 hari lalu

Senat AS akan Selidiki Penggunaan Semikonduktor Amerika pada Senjata Rusia

Senat Amerika Serikat akan mengadakan dengar pendapat mengenai penggunaan semikonduktor buatan Amerika dalam senjata Rusia

Baca Selengkapnya

Andrii Sybiha Menjadi Menlu Ukraina Gantikan Dmytro Kuleba

2 hari lalu

Andrii Sybiha Menjadi Menlu Ukraina Gantikan Dmytro Kuleba

Andrii Sybiha, calon menlu yang ditunjuk Presiden Volodymyr Zelensky diterima oleh parlemen Ukraina.

Baca Selengkapnya

Keluarga Sandera Desak Amerika Serikat buat Kesepakatan Sepihak dengan Hamas

2 hari lalu

Keluarga Sandera Desak Amerika Serikat buat Kesepakatan Sepihak dengan Hamas

Keluarga sandera Amerika Serikat yang ditawan Hamas mendesak Gedung Putih untuk membuat kesepakatan sepihak dengan Hamas dan mengabaikan Israel

Baca Selengkapnya

Israel Klaim 1.307 Roket dan Drone Ditembakkan dari Lebanon Selama Agustus

2 hari lalu

Israel Klaim 1.307 Roket dan Drone Ditembakkan dari Lebanon Selama Agustus

Dinas keamanan domestik Israel Shin Bet mengatakan 116 roket ditembakkan dari Gaza pada Agustus

Baca Selengkapnya