Amerika Serikat Tahan Pengiriman Amunisi ke Israel, Cegah Tragedi Rafah atau Sekadar Peninjauan?

Reporter

Dimas Kuswantoro

Editor

Dwi Arjanto

Sabtu, 11 Mei 2024 12:04 WIB

Warga Palestina melakukan perjalanan dengan kereta yang ditarik hewan saat mereka melarikan diri dari Rafah setelah pasukan Israel melancarkan operasi darat dan udara di bagian timur kota Gaza selatan, di tengah konflik antara Israel dan Hamas, di Rafah, di Jalur Gaza selatan, 9 Mei 2024. REUTERS/Mohammed Salem

TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Joe Biden memutuskan untuk menahan pengiriman amunisi bermuatan tinggi ke Israel karena Washington percaya bahwa kemungkinan serangan Israel di Kota Rafah, Gaza, dapat membahayakan warga sipil, Menteri Pertahanan Lloyd Austin mengatakan pada hari Rabu lalu, 8 Mei 2024.

Austin menambahkan bahwa pemerintah juga meninjau beberapa "pengiriman bantuan keamanan jangka pendek" ke Israel.

Austin adalah pejabat senior pemerintahan Biden pertama yang secara terbuka menjelaskan kemungkinan pergeseran kebijakan Amerika Serikat dalam mempersenjatai Israel. AS adalah pemasok senjata terbesar Israel.

Biden telah menjanjikan dukungan penuhnya untuk Israel setelah serangan kelompok militan Palestina Hamas pada 7 Oktober lalu terhadap negara itu, dan ia mengirimkan persenjataan senilai miliaran dolar kepada sekutu terdekat Washington di Timur Tengah itu.

Austin menekankan bahwa komitmen AS terhadap pertahanan Israel tetap "sangat kuat" dan keputusan untuk menangguhkan pengiriman amunisi itu belum final.

Advertising
Advertising

Namun, ia mengatakan bahwa AS lebih memilih agar "tidak ada pertempuran besar yang terjadi di Rafah" dan bahwa setidaknya setiap operasi Israel harus melindungi nyawa warga sipil.

"Kami sudah sangat jelas ... sejak awal bahwa Israel tidak boleh melancarkan serangan besar ke Rafah tanpa memperhitungkan dan melindungi warga sipil yang berada di wilayah pertempuran itu," kata Austin dalam sebuah dengar pendapat di Senat.

"Dan sekali lagi, karena kami telah menilai situasinya, kami telah menghentikan satu pengiriman amunisi bermuatan tinggi," katanya dalam sidang dengar pendapat di Senat. "Kami belum membuat keputusan akhir tentang bagaimana melanjutkan pengiriman itu."

Dilansir daro APnews, AS secara historis telah memberikan bantuan militer dalam jumlah yang sangat besar kepada Israel. Hal ini semakin meningkat setelah serangan Hamas pada 7 Oktober lalu, yang menewaskan sekitar 1.200 orang di Israel dan menyebabkan sekitar 250 orang lainnya ditawan oleh para militan.

Komentar Biden dan keputusannya minggu lalu untuk menghentikan sementara pengiriman bom-bom berat ke Israel merupakan manifestasi paling mencolok dari semakin dekatnya jarak antara pemerintahannya dengan pemerintahan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu. Biden mengatakan pada hari Rabu bahwa tindakan Israel di sekitar Rafah "belum" melewati garis merahnya, namun mengulangi bahwa Israel harus melakukan lebih banyak hal untuk melindungi nyawa warga sipil di Gaza.

Pengiriman tersebut seharusnya terdiri dari 1.800 bom seberat 2.000 pon (900 kilogram) dan 1.700 bom seberat 500 pon (225 kilogram), menurut seorang pejabat senior pemerintahan AS yang berbicara dengan syarat anonim untuk membahas masalah sensitif ini. Fokus perhatian AS adalah bahan peledak yang lebih besar dan bagaimana bahan peledak tersebut dapat digunakan di daerah perkotaan yang padat.

Duta Besar Israel untuk PBB, Gilad Erdan, dalam sebuah wawancara dengan berita TV Channel 12 Israel, mengatakan bahwa keputusan untuk menghentikan sementara pengiriman tersebut merupakan "keputusan yang sangat mengecewakan, bahkan membuat frustasi." Ia berpendapat bahwa langkah tersebut berasal dari tekanan politik terhadap Biden dari Kongres, protes di kampus-kampus di Amerika Serikat, dan pemilihan umum yang akan datang.

REUTERS I AP NEWS
Pilihan editor: Afrika Selatan Minta ICJ Perintahkan Israel Mundur dari Rafah

Berita terkait

Donald Trump: Kaum Yahudi akan Disalahkan Jika Saya Kalah dari Kamala Harris

19 jam lalu

Donald Trump: Kaum Yahudi akan Disalahkan Jika Saya Kalah dari Kamala Harris

Donald Trump mengatakan bahwa para pemilih Yahudi-Amerika akan ikut disalahkan jika ia kalah dalam pilpres dari Kamala Harris

Baca Selengkapnya

USAID Menyelenggarakan Pameran Magang dan Kerja

1 hari lalu

USAID Menyelenggarakan Pameran Magang dan Kerja

USAID akan menyelenggarakan Pameran Magang dan Karier di Ritz-Carlton Pacific Place dan @america di Jakarta

Baca Selengkapnya

Rencana Pertemuan Donald Trump dan Presiden Polandia Dikabarkan Batal

1 hari lalu

Rencana Pertemuan Donald Trump dan Presiden Polandia Dikabarkan Batal

Jika rencana ini terwujud, maka ini akan menjadi kejadian langka kepala negara asing muncul bersama calon presiden Amerika Serikat dalam masa kampanye

Baca Selengkapnya

Ketahui Perbedaan Antara CIA dan FBI, Apa Tugas Keduanya di Amerika Serikat?

1 hari lalu

Ketahui Perbedaan Antara CIA dan FBI, Apa Tugas Keduanya di Amerika Serikat?

Central Intelligence Agency (CIA) sering disamakan dengan The Federal Bureau of Investigation (FBI). Apa beda keduanya?

Baca Selengkapnya

Sean Diddy Combs, Ikon Hiphop yang Kontroversial

2 hari lalu

Sean Diddy Combs, Ikon Hiphop yang Kontroversial

Sean Diddy Combs, rapper, musisi hiphop, produser, sekaligus pengusaha ini tengah menghadapi berbagai kontroversi.

Baca Selengkapnya

Percobaan Pembunuhan Donald Trump Lagi, Berikut Fakta-faktanya

2 hari lalu

Percobaan Pembunuhan Donald Trump Lagi, Berikut Fakta-faktanya

Terduga pelaku upaya pembunuhan Donald Trump di lapangan golf, belakangan diketahui bernama Ryan W Routh berusia 58 tahun. Apa motifnya?

Baca Selengkapnya

Alasan Brunei Darussalam Masuk Daftar Hitam Pemerintah Amerika Serikat

2 hari lalu

Alasan Brunei Darussalam Masuk Daftar Hitam Pemerintah Amerika Serikat

AS menganggap negara-negara di Tingkat 3 termasuk Brunei Darussalam tidak berbuat cukup banyak untuk bertindak melawan perdagangan manusia (TPPO).

Baca Selengkapnya

Donald Trump Berharap Bisa Bertemu Narendra Modi di Amerika Serikat

2 hari lalu

Donald Trump Berharap Bisa Bertemu Narendra Modi di Amerika Serikat

Donald Trump mengutarakan keinginan bertemu Perdana Menteri India Narendra Modi pada pekan depan disela kunjungan kerja Modi ke Amerika

Baca Selengkapnya

Jubir Tegaskan Kaesang Nebeng Teman, Pemilik Jet Pribadi Ikut Terbang ke Amerika Serikat

3 hari lalu

Jubir Tegaskan Kaesang Nebeng Teman, Pemilik Jet Pribadi Ikut Terbang ke Amerika Serikat

Juru bicara Kaesang Pangarep, Francine Widjojo, menegaskan Kaesang menaiki jet pribadi bersama teman atau pemilik dari pesawat tersebut.

Baca Selengkapnya

Selain Y, KPK Buka Peluang Panggil Jokowi dalam Dugaan Gratifikasi Kaesang

3 hari lalu

Selain Y, KPK Buka Peluang Panggil Jokowi dalam Dugaan Gratifikasi Kaesang

Selain akan panggil Y, KPK buka peluang panggil Jokowi dalam dugaan gratifikasi Kaesang.

Baca Selengkapnya