Plus Minus KTT Perdamaian Ukraina di Swiss

Reporter

Dimas Kuswantoro

Editor

Dwi Arjanto

Sabtu, 11 Mei 2024 13:45 WIB

Pekerja kota menurunkan patung Mykola Schors, seorang komandan lapangan Soviet selama Perang Saudara Rusia, di tengah invasi Rusia yang sedang berlangsung, di Kyiv, Ukraina 9 Desember 2023. REUTERS/Gleb Garanich

TEMPO.CO, Jakarta - KTT Perdamaian Ukraina bulan depan, yang tampaknya merupakan upaya paling ambisius dalam beberapa tahun terakhir oleh Swiss yang netral untuk memediasi konflik besar, justru menunjukkan bagaimana kepentingan ekonomi dan keamanan Swiss semakin selaras dengan Eropa Barat daripada Rusia.

Ini merupakan pandangan dari para pendukung Swiss yang menginginkan kerja sama yang lebih erat dengan negara-negara Barat dan para penentang nasionalis yang mengatakan bahwa Swiss telah meninggalkan tradisi netralnya dan seharusnya membatasi ruang lingkup keterlibatannya di luar negeri.

Rusia tidak diundang ke pertemuan tanggal 15-16 Juni yang berlangsung di sebuah resor di tepi danau dekat pusat kota Lucerne, yang disetujui oleh Swiss pada bulan Januari untuk menjadi tuan rumah atas perintah Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskiy.

Alih-alih mengakhiri perang, pertemuan ini lebih bertujuan untuk mengurangi risiko-risiko yang berasal dari invasi Moskow ke Ukraina dan mencoba mengisolasi Rusia, menurut para diplomat Barat dan pakar kebijakan luar negeri Swiss.

Berkecamuk Lama

Dua tahun setelah perang Rusia-Ukraina, pertempuran di sepanjang garis depan masih terhenti. Seruan untuk penyelesaian yang dinegosiasikan telah berkembang, tetapi Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy telah menolak kemungkinan untuk menyerahkan wilayahnya dan secara langsung berunding dengan Rusia, dan Presiden Rusia Vladimir Putin telah terbukti tidak dapat diandalkan bahkan jika kesepakatan dapat dicapai. Kelelahan perang di Amerika Serikat dan sekutu-sekutu Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) lainnya juga mempersulit kemampuan mereka untuk terus mengamankan aliran bantuan militer dan ekonomi ke Ukraina.

Perkembangan Konflik

Advertising
Advertising

Baru-baru ini serangan rudal Rusia di kota Kharkiv, Ukraina timur laut, melukai dua orang dan membakar tiga rumah pada Jumat dini hari, kata para pejabat setempat.

Kharkiv, kota terbesar kedua di Ukraina, yang terletak hanya 30 km dari perbatasan Rusia, secara khusus terpapar serangan udara dan telah mengalami kerusakan parah ketika Moskow meningkatkan serangan udaranya dalam beberapa bulan terakhir.

Dua orang, termasuk seorang anak berusia 11 tahun, mengalami luka-luka akibat serangan udara, tulis Gubernur Oleh Syniehubov di aplikasi pesan Telegram.

Walikota Ihor Terekhov mengatakan bahwa sebuah rudal S-300 jatuh di kota itu, merusak 26 bangunan, menghancurkan dua di antaranya. Dia tidak menjelaskan bangunan-bangunan itu.

Seorang juru kamera Reuters di lokasi kejadian melihat api berkobar di tempat yang tampaknya adalah rumah-rumah penduduk saat fajar. Layanan darurat bergegas memadamkan api, bekerja di antara reruntuhan. Rusia meluncurkan dua rudal S-300/S-400 ke wilayah tersebut semalam, kata juru bicara angkatan udara Ukraina, Illya Yevlash, dalam sebuah siaran televisi. Tidak jelas di mana rudal kedua mendarat.

REUTERS | CFR
Pilihan editor: Ukraina Berharap Indonesia Hadiri KTT Perdamaian di Swiss Bulan Depan

Berita terkait

Kedutaan Besar Rusia Resmikan Monumen Tiga Tokoh Antariksa di UI

14 jam lalu

Kedutaan Besar Rusia Resmikan Monumen Tiga Tokoh Antariksa di UI

Kedutaan Besar Rusia di Jakarta meresmikan monumen tiga tokoh antariksa di Universitas Indonesia.

Baca Selengkapnya

Kim Jong Un Genjot Persenjataan Nuklir Korea Utara, Berapa Hulu Ledak Nuklir yang Dimilikinya?

15 jam lalu

Kim Jong Un Genjot Persenjataan Nuklir Korea Utara, Berapa Hulu Ledak Nuklir yang Dimilikinya?

Kim Jong Un genjot kesiapan senjata nuklir Korea Utara setelah kirimkan pasukan untuk dukung Rusia lawan Ukraina. Ini hulu ledak yang dimilikinya.

Baca Selengkapnya

Dubes Rusia Kenang Pertemuan Soekarno dan Kosmonot Yuri Gagarin

15 jam lalu

Dubes Rusia Kenang Pertemuan Soekarno dan Kosmonot Yuri Gagarin

Dubes Rusia mengenang pertemuan Soekarno dan Yuri Gagarin.

Baca Selengkapnya

Terlibat Perang Rusia-Ukraina, Seberapa Kuat Militer Korea Utara?

16 jam lalu

Terlibat Perang Rusia-Ukraina, Seberapa Kuat Militer Korea Utara?

Tentara Korea Utara terlibat dalam perang Rusia-Ukraina hingga membuat Ukraina khawatir. Seberapa kuat militer Korea Utara?

Baca Selengkapnya

Ada Pasukan Korea Utara dalam Perang Rusia-Ukrainia, Berikut Temuannya

16 jam lalu

Ada Pasukan Korea Utara dalam Perang Rusia-Ukrainia, Berikut Temuannya

Pasukan Korea Utara ditengarai bergabung dengan Rusia untuk melawan Ukraina yang disokong Amerika Serikat. Berikut beberapa temuannya.

Baca Selengkapnya

Cerita Dekan FIB UI soal Monumen Tokoh Antariksa yang Didatangkan Langsung dari Rusia

16 jam lalu

Cerita Dekan FIB UI soal Monumen Tokoh Antariksa yang Didatangkan Langsung dari Rusia

Dekan FIB UI bercerita soal proses mendatangkan monumen tokoh antariksa dari Rusia ke Indonesia.

Baca Selengkapnya

Wakil Menteri Luar Negeri Rusia Menemui Wang Yi di Beijing

19 jam lalu

Wakil Menteri Luar Negeri Rusia Menemui Wang Yi di Beijing

Belum diketahui misi apa yang dibawa Wakil Menteri Luar Negeri Rusia dalam kunjungan kerjanya ke Cina untuk menemui Wang Yi.

Baca Selengkapnya

Putin Pimpin Latihan Senjata Nuklir Prajurit Rusia, Siap Perang dengan AS?

20 jam lalu

Putin Pimpin Latihan Senjata Nuklir Prajurit Rusia, Siap Perang dengan AS?

Putin memimpin latihan senjata nuklir untuk kedua kalinya di tengah perang dengan Ukraina.

Baca Selengkapnya

Jenderal Korea Utara Diterjunkan Bantu Rusia dalam Perang Ukraina

23 jam lalu

Jenderal Korea Utara Diterjunkan Bantu Rusia dalam Perang Ukraina

Korea Utara menerjunkan ribuan tentara yang diawasi oleh petinggi militer dalam perang Rusia Ukraina.

Baca Selengkapnya

Gubernur Kaluga Dukung Kerja Sama Energi Nuklir Indonesia-Rusia

1 hari lalu

Gubernur Kaluga Dukung Kerja Sama Energi Nuklir Indonesia-Rusia

Gubernur Kaluga mendukung kerja sama nuklir mengingat pembangunan listrik tenaga nuklir Indonesia sedang diperhatikan.

Baca Selengkapnya