Survei: 58 Persen Responden Percaya Beijing Gunakan TikTok untuk Pengaruhi Opini Warga Amerika Serikat

Reporter

TEMPO

Rabu, 1 Mei 2024 20:00 WIB

Bendera AS dan logo TikTok terlihat melalui pecahan kaca dalam ilustrasi yang diambil pada 20 Maret 2024. REUTERS/Dado Ruvic/Illustration/File Photo

Sebuah jajak pendapat yang dilakukan Reuters/Ipsos mengungkap sekitar 58 persen responden percaya Pemerintah Cina telah menggunakan TikTok untuk mempengaruhi opini masyarakat Amerika Serikat. Survei Ipsos ini dilakukan menyusul upaya Washington untuk melarang penggunaan aplikasi ini di Negeri Abang Sam.

Hasil jajak pendapat juga mengungkap sekitar 13 persen tidak setuju kalau Beijing menggunakan TikTok untuk mempengaruhi opini masyarakat Amerika Serikat. Ada pula responden yang memilih tidak menjawab pertanyaan tersebut. Jajak pendapat ini ditutup pada Selasa, 30 April 2024.

Partai Republik melihat Cina menggunakan TikTok untuk mengubah opini masyarakat Amerika Serikat. TikTok adalah aplikasi media sosial milik ByteDance yang berkantor pusat di Cina.

TikTok mengatakan telah telah menghabiskan lebih dari USD1.5 miliar (Rp24 triliun) untuk keamanan data. Namun TikTok menegaskan tidak akan membagikan data 170 juta user-nya dari Amerika Serikat ke Pemerintah Cina.

Sebelumnya pada tahun lalu, ByteDance mengatakan dihadapan anggota Kongres Amerika Serikat kalau pihanya tidak akan mempromosikan atau menghapus konten yang diminta Beijing. TikTok belum mau berkomentar perihal jajak pendapat Reuters yang dipublikasi pada 30 April 2024.

Advertising
Advertising

Sedangkan pada akhir pekan lalu, Presiden Amerika Serikat Joe Biden menandatangani undang-undang yang akan membuat ByteDance waktu 270 hari untuk mendivestifikasi asetnya yang ada di Negeri Abang Sam. Jika tidak, TikTok bakal dilarang digunakan di wilayah Amerika Serikat

Hasil jajak pendapat Reuters/Ipsos mengungkap sekitar 50 persen responden yang merupakan warga Amerika Serikat, mendukung larangan terhadap penggunaan TikTok. Sedangkan 32 persen menentang pelarangan itu dan sisanya tidak menjawab.

Survei itu dilakukan pada orang dewasa di Amerika Serikat dan tidak mencerminkan pandangan mereka yang berusia di bawah 18 tahun. Sekitar 6 dari 10 responden yang mengikuti jajak pendapat ini dan berusia 40 tahun, mendukung larangan penggunaan TikTok. Sedangkan 4 dari 10 responden yang berusia 18 tahun – 39 tahun, berpandangan sebaliknya.

Sumber: Reuters

Pilihan editor: Uni Eropa Cemas TikTok Lakukan Pelanggaran

Ikuti berita terkini dari Tempo.co di Google News, klik di sini

Berita terkait

Hasil Copa America 2024: Uruguay dan Panama Lolos ke Perempat Final, Tuan Rumah AS Tersingkir

8 menit lalu

Hasil Copa America 2024: Uruguay dan Panama Lolos ke Perempat Final, Tuan Rumah AS Tersingkir

Pemain bertahan Timnas Uruguay Mathias Olivera mencetak gol tunggal untuk membawa timnya ke perempat final Copa America 2024.

Baca Selengkapnya

MA AS Putuskan Mantan Presiden Donald Trump Miliki Kekebalan Hukum

56 menit lalu

MA AS Putuskan Mantan Presiden Donald Trump Miliki Kekebalan Hukum

Mahkamah Agung AS memutuskan bahwa mantan presiden Donald Trump tidak dapat dituntut atas tindakan yang berada dalam kewenangan konstitusionalnya

Baca Selengkapnya

Sekjen NATO Tuding China Berpotensi Picu Konflik Terbesar Eropa Sejak PD II

1 jam lalu

Sekjen NATO Tuding China Berpotensi Picu Konflik Terbesar Eropa Sejak PD II

Sekjen NATO Jens Stoltenberg menuduh bahwa China berpotensi memicu konflik militer terbesar di Eropa sejak Perang Dunia II.

Baca Selengkapnya

Alasan dan Tujuan Peringatan Hari UFO Sedunia Setiap 2 Juli

1 jam lalu

Alasan dan Tujuan Peringatan Hari UFO Sedunia Setiap 2 Juli

Hari UFO Sedunia diperingati setiap tahun pada tanggal 2 Juli untuk mendiskusikan kemungkinan adanya kehidupan di luar bumi.

Baca Selengkapnya

CSIS Beberkan Bahaya Dominasi Investasi Cina di Indonesia

13 jam lalu

CSIS Beberkan Bahaya Dominasi Investasi Cina di Indonesia

CSIS menilai bertumpunya perekonomian Indonesia terhadap investasi Cina sangat berisiko bagi perekonomian dalam negeri.

Baca Selengkapnya

Penanganan Darurat Terhadap Zhang Zhi Jie Dinilai Lamban, Begini Penjelasan PBSI

15 jam lalu

Penanganan Darurat Terhadap Zhang Zhi Jie Dinilai Lamban, Begini Penjelasan PBSI

PBSI memaparkan bagaimana kronologi penanganan terhadap pemain Cina Zhang Zhi Jie sesaat setelah kolaps di lapangan saat pertandingan berlangsung.

Baca Selengkapnya

Didominasi Cina, CSIS Sebut Keberagaman Investasi Indonesia Masih Rendah

18 jam lalu

Didominasi Cina, CSIS Sebut Keberagaman Investasi Indonesia Masih Rendah

Indonesia masih punya sejumlah persoalan untuk mewujudkan perdagangan dan investasi berkelanjutan karena lebih dari 50 persen investor dari Cina

Baca Selengkapnya

Korut Tuding AS Ciptakan NATO Versi Asia Bersama Jepang dan Korsel

1 hari lalu

Korut Tuding AS Ciptakan NATO Versi Asia Bersama Jepang dan Korsel

Kementerian Luar Negeri Korea Utara (Korut) menuduh Jepang, Amerika Serikat dan Korea Selatan menciptakan "NATO versi Asia"

Baca Selengkapnya

Impor Barang dari Cina Akan Kena Bea Masuk hingga 200 Persen, Zulhas: Agar UMKM Tumbuh dan Berkembang

1 hari lalu

Impor Barang dari Cina Akan Kena Bea Masuk hingga 200 Persen, Zulhas: Agar UMKM Tumbuh dan Berkembang

Pemerintah akan mengenakan bea masuk dengan besaran hingga 200 persen pada produk impor asal Cina yang membanjiri pasar Indonesia.

Baca Selengkapnya

Denmark Bantah Tuduhan Putin soal Kepemilikan Rudal Jarak Menengah

1 hari lalu

Denmark Bantah Tuduhan Putin soal Kepemilikan Rudal Jarak Menengah

Kementerian Pertahanan Denmark pada akhir pekan menolak tuduhan Presiden Rusia Vladimir Putin tentang kepemilikan rudal jarak menengah.

Baca Selengkapnya