Guru Besar Hukum Internasional UI Tanggapi Konflik Iran-Israel: Perang Dunia III di Depan Mata

Senin, 15 April 2024 14:00 WIB

Prof. Hikmahanto Juwana, S.H., LL.M., Ph.D. (Dok. Sixerhood)

TEMPO.CO, Jakarta - Eskalasi konflik antara Iran dan Israel dapat memicu pecahnya Perang Dunia III. Menurut Guru Besar Hukum Internasional Universitas Indonesia (UI) Hikmahanto Juwana perselisihan antara kedua negara, yang didukung oleh kekuatan-kekuatan besar dunia, juga dapat menimbulkan krisis ekonomi.

Sebelumnya, Iran melancarkan serangan udara berupa ratusan drone dan rudal ke arah Israel pada Sabtu malam, 13 April 2024, dalam serangan langsung pertama yang dilakukan Republik Islam terhadap negara Yahudi tersebut. Militer Israel menghitung tembakan berjumlah lebih dari 200 drone dan rudal dari Iran, yang menyebabkan kerusakan ringan pada fasilitas militer Israel dan membuat seorang anak perempuan berusia 7 tahun terluka parah.

Serangan Iran merupakan buntut dari janjinya untuk melakukan pembalasan setelah 1 April 2024, ketika pesawat tempur Israel diduga mengebom kompleks kedutaan Iran di Damaskus, Suriah dan menewaskan tujuh petugas militer Korps Garda Revolusi Iran (IRGC) termasuk dua komandan senior. Israel tidak membenarkan atau membantah bertanggung jawab atas serangan tersebut.

Iran, dalam serangan balasannya, mengklaim hak membela diri sebagaimana diatur dalam Pasal 51 Piagam PBB. Sementara, Israel mengatakan Iran telah melanggar hukum internasional dan resolusi Dewan Keamanan PBB.

Serupa dengan Iran, Israel juga menggunakan dalih hak membela diri dari Hamas selama membombardir Jalur Gaza, yang hingga berita ini diturunkan telah menewaskan lebih dari 33 ribu orang. Serangan 7 Oktober 2023 oleh Hamas diklaim Israel menewaskan 1.139 orang.

Hikmahanto menilai dalam hubungan antara dua negara, hukum internasional memang biasa dijadikan justifikasi atau alasan pembenar oleh negara atas tindakan mereka.

“Memang negara dalam melakukan tindakan pasti mengatakan ‘saya sudah sesuai dengan hukum internasional’, atau mengatakan lawannya melakukan pelanggaran terhadap hukum internasional. Tetapi ujung-ujungnya yang berlaku adalah siapa yang kuat, dia yang menang,” katanya kepada Tempo lewat telepon, Minggu, 14 April 2024.

Buntut dari serangan Iran, Dewan Keamanan PBB mengadakan pertemuan darurat atas permintaan utusan Israel Gilad Erdan, yang menyurati Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres dan presiden Dewan Keamanan periode April 2024 Vanessa Frazier. Pertemuan dilakukan pada Minggu sore, 14 April 2024, pukul 16.00 waktu setempat di New York, Amerika Serikat.

Negara-negara kekuatan dunia menyatakan dukungannya untuk masing-masing kubu dalam pertemuan tersebut. Negara-negara Barat seperti Amerika Serikat, Prancis dan Inggris mengecam Iran dan membela Israel, sementara Rusia dan Cina menyatakan sebaliknya. Guterres mengecam tindakan kedua belah pihak.

Dalam pertemuan darurat yang diminta Israel tersebut, Wakil Tetap Rusia untuk PBB Vasily Nebenzya menegur Sekjen atas “standar ganda”. Ia mengamati bahwa Guterres telah mengecam Iran secara terbuka,tetapi tidak segera mengadakan pertemuan darurat setelah gedung kedutaan Iran diserang di Suriah.

Berkomentar tentang PBB, Hikmahanto mengimbau untuk tidak melihat badan tersebut sebagai “pemerintahan dunia”. “Harus dibedakan negara sebagai entitas berdaulat dan negara sebagai anggota PBB,” ujarnya. Sebab, menurutnya negara sebagai anggota PBB akan tunduk pada aturan badan tersebut, tetapi tidak saat kepentingan nasionalnya dirugikan.

Potensi perang dunia III, apa peran Indonesia?
Hikmahanto mengatakan Indoensia dapat mengambil peran dalam konflik Iran-Israel, yaitu dengan tetap netral dan mengupayakan perdamaian. Indonesia harus menggunakan Pasal 2(3) Piagam PBB.

Semua anggota PBB harus menyelesaikan perselisihan internasional mereka dengan cara damai sedemikian rupa sehingga perdamaian dan keamanan internasional, serta keadilan, tidak terancam, demikian bunyi pasal tersebut.

“Jadi jangan kita berpihak ke salah satu kekuatan. Itu yang jadi patokan bagi Indonesia. Yang kedua, Indonesia melakukan shuttle diplomacy atau diplomasi ulang-alik. Menteri Luar Negeri RI harus pergi ke Amerika Serikat, Inggris, Yordania dan Iran untuk mencari apa yang bisa Indonesia lakukan supaya terciptanya perdamaian,” tuturnya.

Ia menyarankan jika pemerintah ingin mensponsori resolusi PBB, maka harus resolusi yang menyerukan semua pihak untuk menahan diri dari menggunakan kekerasan. “Karena Perang Dunia III ada di depan mata kita,” kata dia.

Menurutnya, selain potensi perang dunia III, konflik Iran-Israel juga dapat menimbulkan krisis ekonomi, krisis pangan hingga krisis rantai pasokan. Ia memprediksi Israel akan semakin mendapat kecaman dari berbagai negara, salah satunya dalam bentuk boikot. “Yang jelas kita ini politik luar negeri bebas aktif. Kita harus mengedepankan dan mengupayakan perdamaian,” pungkasnya.

Pilihan editor: Putin Ingatkan NATO Soal Konflik dengan Rusia: Perang Dunia 3 Tinggal Selangkah Lagi

Advertising
Advertising

Ikuti berita terkini dari Tempo.co di Google News, klik di sini

Berita terkait

Untuk Kedua Kali Afrika Seret Israel ke ICJ, Apa Kasusnya Kali ini?

3 jam lalu

Untuk Kedua Kali Afrika Seret Israel ke ICJ, Apa Kasusnya Kali ini?

Afrika Selatan kembali membawa kasus genosida Israel ke ICJ dan meminta penghentian darurat serangan ke Rafah.

Baca Selengkapnya

Anggota Kongres AS Keturunan Palestina Ingin Hari Nakba Diakui

5 jam lalu

Anggota Kongres AS Keturunan Palestina Ingin Hari Nakba Diakui

Seorang anggota Kongres AS mendorong resolusi yang mengakui peristiwa Nakba dan hak pengungsi Palestina.

Baca Selengkapnya

Orang Tua 900 Tentara Israel Desak Menhan Hentikan Serangan ke Rafah: Ini Jebakan Maut!

8 jam lalu

Orang Tua 900 Tentara Israel Desak Menhan Hentikan Serangan ke Rafah: Ini Jebakan Maut!

Orang tua dari lebih 900 tentara Israel yang bertugas di Gaza telah menulis surat yang mendesak militer Israel untuk membatalkan serangan di Rafah

Baca Selengkapnya

5 Tentara Israel Tewas di Gaza, Tertembak Tank Teman

8 jam lalu

5 Tentara Israel Tewas di Gaza, Tertembak Tank Teman

Militer Israel mengatakan lima tentara Israel tewas tertembak tank mereka sendiri di Jabalia.

Baca Selengkapnya

Pengungsi Palestina Terlunta-lunta, PMI akan Kirim Bantuan 500 Unit Tenda ke Gaza

10 jam lalu

Pengungsi Palestina Terlunta-lunta, PMI akan Kirim Bantuan 500 Unit Tenda ke Gaza

Sekretaris Jenderal PMI menyatakan akan terus mengirim bantuan kemanusiaan ke Gaza, Palestina, termasuk 500 unit tenda yang bakal dikirim pekan ini

Baca Selengkapnya

Meta Naikkan Kembali Unggahan Facebook Pertemuan PM Anwar Ibrahim dengan Hamas

11 jam lalu

Meta Naikkan Kembali Unggahan Facebook Pertemuan PM Anwar Ibrahim dengan Hamas

Meta Platforms kembali menaikkan unggahan Facebook dari media Malaysia tentang pertemuan PM Anwar Ibrahim dengan petinggi Hamas.

Baca Selengkapnya

Deretan Pimpinan Negara yang Pernah Dapat Surat Penangkapan dari Mahkamah Pidana Internasional

12 jam lalu

Deretan Pimpinan Negara yang Pernah Dapat Surat Penangkapan dari Mahkamah Pidana Internasional

Mahkamah Pidana Internasional pernah mengerbitkan surat penangkapan sejumlah pimpinan negara. Belum ada dari Israel

Baca Selengkapnya

Ingin Israel Dihukum, 5 Negara Ini Kritik Ancaman AS Kepada Mahkamah Pidana Internasional

12 jam lalu

Ingin Israel Dihukum, 5 Negara Ini Kritik Ancaman AS Kepada Mahkamah Pidana Internasional

Sejumlah pihak bereaksi setelah Amerika mengancam hakim ICC jika mengeluarkan surat penangkapan kepada PM Israel, Benjamin Netanyahu.

Baca Selengkapnya

Pertama Kali, Staf Yahudi Biden Mundur Memprotes Dukungan AS terhadap Israel di Gaza

13 jam lalu

Pertama Kali, Staf Yahudi Biden Mundur Memprotes Dukungan AS terhadap Israel di Gaza

Lily Greenberg Call, seorang staf Yahudi di Departemen Dalam Negeri AS, menuduh Biden memberikan dukungan bagi "bencana" serangan Israel di Gaza

Baca Selengkapnya

9 WNI Relawan MER-C Tertahan Keluar dari Jalur Gaza

14 jam lalu

9 WNI Relawan MER-C Tertahan Keluar dari Jalur Gaza

Sembilan orang relawan medis MER-C tertahan ketika berupaya keluar dari Jalur Gaza lewat perbatasan Rafah.

Baca Selengkapnya