Netanyahu Putuskan Tunda Serangan Darat ke Rafah

Reporter

Tempo.co

Senin, 15 April 2024 12:18 WIB

Seorang ibu menemani anaknya yang menderita kekurangan gizi menerima perawatan di pusat kesehatan al-Awda, di tengah kelaparan yang meluas saat konflik antara Israel dan Hamas berlanjut, di Rafah, di selatan Jalur Gaza 1 April 2024. REUTERS/Mohammed Salem

TEMPO.CO, Jakarta - Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu memutuskan menunda serangan darat ke Kota Rafah di selatan Jalur Gaza, menurut laporan lembaga penyiaran publik negara itu, Ahad.

Menurut media penyiaran publik itu, penundaan operasi darat terjadi setelah berkonsultasi dengan aparat keamanan Israel.

Hal tersebut terjadi menyusul serangan balasan yang belum pernah terjadi sebelumnya oleh Iran terhadap Israel.

Israel telah melancarkan serangan militer di Jalur Gaza sejak serangan lintas batas yang dilakukan oleh Hamas pada 7 Oktober 2023, yang menewaskan 1.139 orang.

Lebih dari 33.700 warga Palestina, yang sebagian besar perempuan dan anak-anak, telah tewas di Gaza, selain kehancuran massal dan kondisi kelaparan.

Advertising
Advertising

Mengklaim tempat itu sebagai "benteng terakhir Hamas," Netanyahu bersikeras untuk menyerang Rafah, tempat sekitar 1,4 juta pengungsi Palestina berlindung dari serangan yang tidak pernah berhenti.

Meski meningkatnya kecaman internasional atas rencana invasi tersebut, perdana menteri pekan lalu mengatakan bahwa tanggal serangan telah ditetapkan.

"Hari ini saya menerima laporan rinci mengenai perundingan di Kairo, kami terus berupaya mencapai tujuan kami, yang pertama dan terpenting adalah pembebasan semua sandera kami dan mencapai kemenangan penuh atas Hamas," kata Netanyahu.

"Kemenangan ini memerlukan masuk ke Rafah dan penghapusan batalion teroris di sana. Itu akan terjadi - ada tanggalnya."

Sebelumnya pada Ahad, Menteri Keuangan Avigdor Smotrich menyerukan serangan ke Rafah dan memaksakan kendali atas seluruh Jalur Gaza.

Penundaan tersebut terjadi setelah Iran meluncurkan sekitar 300 rudal dan drone ke arah Israel pada Sabtu malam. Tel Aviv mengaku mencegat sebagian besar dari rudal dan drone tersebut.

Serangan yang belum pernah terjadi sebelumnya itu merupakan respons atas serangan rudal israel pada 1 April yang menargetkan konsuler kedutaan Iran di Damaskus. Serangan ini menewaskan tujuh orang, dua diantaranya komandan Garada Revolusi Iran.

Israel berencana memindahkan paksa 1,4 juta warga sipil Palestina selama beberapa pekan dari Rafah ke tenda-tenda yang akan didirikan di utara kota tersebut, kata para pejabat. Ini untuk memudahkan serangan darat ke Rafah.

Namun, usulan Israel tidak mencakup rencana untuk memenuhi kebutuhan sanitasi atau penilaian mengenai berapa banyak makanan atau air bersih yang dibutuhkan atau dari mana sumbernya, kata para pejabat Amerika Serikat.

Mereka mengatakan para pejabat Israel hanya memikirkan pengadaan sebagian kecil dari ratusan ribu tenda yang dibutuhkan.

AS dan sejumlah negara sekutu seperti Jerman menolak usulan Israel untuk mengevakuasi paksa satu juta lebih warga sipil Palestina yang berlindung di sana.

Pilihan Editor: Berseteru Soal Rencana Serangan ke Rafah, Menteri Israel Maki-maki Pejabat AS

ANADOLU

Berita terkait

Malaysia Sempat Mengutuk Facebook yang Hapus Berita PM Anwar Ibrahim Bertemu Pemimpin Hamas

3 jam lalu

Malaysia Sempat Mengutuk Facebook yang Hapus Berita PM Anwar Ibrahim Bertemu Pemimpin Hamas

Sebelumnya Oktober lalu, Fahmi memperingatkan tindakan tegas terhadap Meta dan Facebook dan medsos jika mereka memblokir kontennya

Baca Selengkapnya

Ini Poin-poin Penting dari 'Era Baru' Kemitraan Strategis Putin dan Xi

4 jam lalu

Ini Poin-poin Penting dari 'Era Baru' Kemitraan Strategis Putin dan Xi

Putin dan Xi Jinping sepakat memperdalam kemitraan strategis mereka sekaligus mengecam Amerika Serikat.

Baca Selengkapnya

Untuk Kedua Kali Afrika Seret Israel ke ICJ, Apa Kasusnya Kali ini?

4 jam lalu

Untuk Kedua Kali Afrika Seret Israel ke ICJ, Apa Kasusnya Kali ini?

Afrika Selatan kembali membawa kasus genosida Israel ke ICJ dan meminta penghentian darurat serangan ke Rafah.

Baca Selengkapnya

Posisi Joe Biden Melemah dalam Jajak Pendapat, Apa Sebabnya?

6 jam lalu

Posisi Joe Biden Melemah dalam Jajak Pendapat, Apa Sebabnya?

Cara Biden menangani isu Gaza menjadi penentu penting untuk suara pemilu nanti.

Baca Selengkapnya

Anggota Kongres AS Keturunan Palestina Ingin Hari Nakba Diakui

7 jam lalu

Anggota Kongres AS Keturunan Palestina Ingin Hari Nakba Diakui

Seorang anggota Kongres AS mendorong resolusi yang mengakui peristiwa Nakba dan hak pengungsi Palestina.

Baca Selengkapnya

Orang Tua 900 Tentara Israel Desak Menhan Hentikan Serangan ke Rafah: Ini Jebakan Maut!

9 jam lalu

Orang Tua 900 Tentara Israel Desak Menhan Hentikan Serangan ke Rafah: Ini Jebakan Maut!

Orang tua dari lebih 900 tentara Israel yang bertugas di Gaza telah menulis surat yang mendesak militer Israel untuk membatalkan serangan di Rafah

Baca Selengkapnya

5 Tentara Israel Tewas di Gaza, Tertembak Tank Teman

10 jam lalu

5 Tentara Israel Tewas di Gaza, Tertembak Tank Teman

Militer Israel mengatakan lima tentara Israel tewas tertembak tank mereka sendiri di Jabalia.

Baca Selengkapnya

Ini Rencana Besar Negara-negara Arab untuk Palestina Pascaperang

11 jam lalu

Ini Rencana Besar Negara-negara Arab untuk Palestina Pascaperang

Negara-negara Arab berkumpul membahas masa depan Palestina pascaperang.

Baca Selengkapnya

Pengungsi Palestina Terlunta-lunta, PMI akan Kirim Bantuan 500 Unit Tenda ke Gaza

12 jam lalu

Pengungsi Palestina Terlunta-lunta, PMI akan Kirim Bantuan 500 Unit Tenda ke Gaza

Sekretaris Jenderal PMI menyatakan akan terus mengirim bantuan kemanusiaan ke Gaza, Palestina, termasuk 500 unit tenda yang bakal dikirim pekan ini

Baca Selengkapnya

Meta Naikkan Kembali Unggahan Facebook Pertemuan PM Anwar Ibrahim dengan Hamas

13 jam lalu

Meta Naikkan Kembali Unggahan Facebook Pertemuan PM Anwar Ibrahim dengan Hamas

Meta Platforms kembali menaikkan unggahan Facebook dari media Malaysia tentang pertemuan PM Anwar Ibrahim dengan petinggi Hamas.

Baca Selengkapnya