Australia Tunjuk Mantan Panglima Militer untuk Pantau Penyelidikan Kematian Relawan di Gaza

Reporter

Tempo.co

Senin, 8 April 2024 11:45 WIB

Pekerja bantuan Australian World Central Kitchen (WCK), Lalzawmi "Zomi" Frankcom (kiri), yang termasuk di antara karyawan asing WCK yang tewas dalam serangan udara Israel di Deir Al-Balah, dalam tangkapan layar dari sebuah video dirilis 25 Maret 2024. Israel sedang melakukan tinjauan menyeluruh di tingkat tertinggi untuk memahami keadaan dari apa yang disebut sebagai insiden tragis. World Central Kitchen/Handout melalui REUTERS

TEMPO.CO, Jakarta - Australia pada Senin 8 April 2024 menugaskan mantan panglima militer Mark Binskin untuk memantau penyelidikan Israel atas kematian tujuh relawan dalam serangan udara Israel di Gaza pekan lalu. Upaya ini dilakukan Canberra untuk mencari “pertanggungjawaban penuh” atas pembunuhan tersebut.

Lalzawmi "Zomi" Frankcom, warga negara Australia, termasuk di antara kelompok relawan World Central Kitchen yang tewas pekan lalu dalam serangan udara Israel.

Militer Israel mengatakan telah memecat dua petugas setelah kejadian tersebut, namun upaya mereka untuk memberikan penjelasan tidak banyak membantu meredam kemarahan internasional.

Menteri Luar Negeri Australia Penny Wong sangat kritis atas tanggapan awal Israel. Pada Senin dia menunjuk pensiunan kepala pasukan pertahanan Mark Binskin sebagai penasihat khusus yang bekerja dengan militer Israel untuk melanjutkan penyelidikan.

“Australia telah menjelaskan kepada pemerintah Israel harapan dan kepercayaan kami bahwa keterlibatan ini akan difasilitasi,” katanya. “Pemerintah Australia mengharapkan pertanggungjawaban penuh atas kematian ini.”

Advertising
Advertising

Binskin, seorang perwira senior yang sangat dihormati dan juga pernah memimpin angkatan udara Australia, akan mengkaji “langkah-langkah yang diambil untuk meminta pertanggungjawaban mereka yang bertanggung jawab”, kata Wong.

Dia juga akan memberi nasihat kepada pemerintah Australia mengenai apakah penyelidikan lebih lanjut atau konsekuensinya diperlukan, tambahnya.

World Central Kitchen yang berbasis di Amerika Serikat – didirikan oleh koki selebriti Spanyol-Amerika Jose Andres – mengatakan “serangan yang ditargetkan” oleh pasukan Israel telah menewaskan tujuh pekerja bantuan.

Kelompok tersebut termasuk Frankcom, warga negara Australia berusia 43 tahun, serta tiga relawan Inggris, seorang warga Palestina, seorang warga Polandia, danseorang warga AS-Kanada.

Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu kemudian mengakui bahwa militernya "secara tidak sengaja" membunuh para sukarelawan tersebut. Investigasi Al Jazeera menemukan bahwa kendaraan WCK sengaja dan berulang kali menjadi sasaran – bukan karena kecelakaan.

Pilihan Editor: Australia Bekerja Sama dengan Israel untuk Investigasi Serangan Udara yang Tewaskan Relawan Kemanusiaan

NDTV | AL JAZEERA

Berita terkait

Joe Biden Tanda Tangani Rancangan Undang-undang Penerbangan

2 jam lalu

Joe Biden Tanda Tangani Rancangan Undang-undang Penerbangan

Rancangan undang-undang penerbangan yang ditanda-tangani Joe Biden diharapkan bisa meningkatkan kualitas di sejumlah sektor.

Baca Selengkapnya

Kementerian Luar Negeri dan Mer-C Saling Kontak soal Kondisi WNI di Gaza

3 jam lalu

Kementerian Luar Negeri dan Mer-C Saling Kontak soal Kondisi WNI di Gaza

Kementerian Luar Negeri melakukan kontak setiap hari dengan para relawan Mer-C untuk memonitor kondisi mereka

Baca Selengkapnya

26 Perusahaan Kapas dari Cina Masuk Daftar Hitam Amerika Serikat

4 jam lalu

26 Perusahaan Kapas dari Cina Masuk Daftar Hitam Amerika Serikat

26 perusahaan kapas asal Cina tak bisa melakukam impor ke Amerika Serikat karena diduga melakukan kerja paksa ke minoritas warga Uighur.

Baca Selengkapnya

Penembakan Robert Fico, Tanggapan NATO hingga Kondisinya

5 jam lalu

Penembakan Robert Fico, Tanggapan NATO hingga Kondisinya

Robert Fico ditembak saat menghadiri pertemuan pemerintahannya di Handlova

Baca Selengkapnya

Misteri Kasus Pembunuhan Vina 8 Tahun Lalu, 3 Pelaku Masih Buron

5 jam lalu

Misteri Kasus Pembunuhan Vina 8 Tahun Lalu, 3 Pelaku Masih Buron

Awalnya polisi menduga sejoli merupakan korban kecelakaan lalu lintas. Akhirnya terungkap Vina dan Eky merupakan korban pembunuhan.

Baca Selengkapnya

Dipukul dengan Paving Blok saat Tidur, Ayah Tewas Dibunuh Anak di Tangerang

5 jam lalu

Dipukul dengan Paving Blok saat Tidur, Ayah Tewas Dibunuh Anak di Tangerang

Mustari, 60 tahun, mati di tangan anak kandungnya sendiri setelah mengalami luka di bagian kepala akibat dipukul menggunakan paving block di Tangerang

Baca Selengkapnya

Airlangga Sebut IA-CEPA Dorong Perdagangan RI-Australia Melonjak 90 Persen

5 jam lalu

Airlangga Sebut IA-CEPA Dorong Perdagangan RI-Australia Melonjak 90 Persen

Menteri Airlangga menyatakan IA-CEPA pada tahun 2020 telah berhasil menggenjot nilai perdagangan Indonesia dan Australia melonjak hingga 90 persen.

Baca Selengkapnya

DPR Amerika Serikat Minta Joe Biden Kirim Senjata ke Israel

6 jam lalu

DPR Amerika Serikat Minta Joe Biden Kirim Senjata ke Israel

DPR AS meloloskan RUU yang akan mendesak Joe Biden untuk memulai lagi pengiriman senjata ke Isreal.

Baca Selengkapnya

Kasus Pembunuhan V dan E di Cirebon 2016, Mabes Polri Beri Arahan untuk Polda Jawa Barat

6 jam lalu

Kasus Pembunuhan V dan E di Cirebon 2016, Mabes Polri Beri Arahan untuk Polda Jawa Barat

Kasus pembunuhan sepasang kekasih VDA dan RR alias E di Cirebon kembali viral seiring kontroversi film Vina: Sebelum 7 Hari

Baca Selengkapnya

Imigrasi Surabaya Tangkap Warga Negara Bangladesh yang Diduga Terlibat Penyelundupan Manusia

6 jam lalu

Imigrasi Surabaya Tangkap Warga Negara Bangladesh yang Diduga Terlibat Penyelundupan Manusia

Seorang Warga Negara Bangladesh berinisial HR yang jadi DPO kasus penyelundupan manusia ditangkap Kantor Imigrasi Kelas I TPI Surabaya.

Baca Selengkapnya