Israel Tarik Pasukan dari Gaza Selatan, Ditekan Amerika Serikat?

Reporter

Tempo.co

Senin, 8 April 2024 09:17 WIB

Anak-anak beristirahat ketika warga Palestina yang melarikan diri dari Khan Younis menuju Rafah, di tengah konflik antara Israel dan Hamas, di Jalur Gaza selatan, 27 Januari 2024. REUTERS/Ibraheem Abu Mustafa

TEMPO.CO, Jakarta - Israel mengatakan pada Minggu bahwa mereka telah menarik mundur pasukan dari Gaza selatan, dengan hanya menyisakan satu brigade. Laporan ini muncul ketika Israel dan Hamas mengirim tim ke Mesir untuk melakukan pembicaraan baru mengenai potensi gencatan senjata dalam konflik yang telah berlangsung selama enam bulan terakhir.

Militer Israel mengatakan mereka telah menarik pasukan daratnya dari Jalur Gaza selatan, termasuk Khan Younis, di tengah laporan yang bertentangan mengenai skala dan durasi penarikan tersebut.

“Hari ini, Minggu 7 April, divisi komando ke-98 IDF telah menyelesaikan misinya di Khan Younis. Divisi tersebut meninggalkan Jalur Gaza untuk memulihkan diri dan mempersiapkan operasi di masa depan,” kata tentara dalam sebuah pernyataan pada hari Minggu.

“Kekuatan signifikan yang dipimpin oleh divisi 162 dan brigade Nahal terus beroperasi di Jalur Gaza dan akan menjaga kebebasan bertindak IDF dan kemampuannya untuk melakukan operasi berbasis intelijen yang tepat,” katanya.

Juru bicara militer tidak memberikan rincian mengenai alasan penarikan tentara atau jumlah tentara yang terlibat. Namun, Menteri Pertahanan Yoav Gallant mengatakan pasukannya akan bersiap untuk operasi masa depan di Gaza.

Advertising
Advertising

Militer mengkonfirmasi laporan penarikan tersebut kepada kantor berita Reuters, namun menambahkan bahwa satu brigade masih tersisa, tanpa memberikan rincian lebih lanjut. Brigade Israel biasanya terdiri dari beberapa ribu tentara.

Penduduk Palestina di kota Khan Younis di Gaza selatan, yang menjadi sasaran pengeboman Israel dalam beberapa bulan terakhir, mengatakan mereka telah melihat pasukan Israel meninggalkan pusat kota dan mundur ke distrik timur.

Petugas medis mengatakan mereka menemukan setidaknya 12 mayat warga Palestina di daerah tersebut. Beberapa warga Khan Younis yang selama ini berlindung di Rafah mulai kembali ke lingkungannya setelah pasukan Israel pergi.

“Tampaknya pada akhirnya ini akan menjadi Idul Fitri yang membahagiakan,” kata Imad Joudat, 55 tahun, yang tinggal bersama delapan anggota keluarganya di sebuah tenda di Rafah, merujuk pada hari raya Idul Fitri yang dimulai pertengahan minggu ini.

“Pendudukan menarik pasukan dari Khan Younis, Amerika memberikan tekanan setelah beberapa orang asing terbunuh dan Mesir mengadakan perundingan besar-besaran dengan Amerika, Israel, Hamas dan Qatar. Kali ini kami penuh harapan,” kata Joudat kepada Reuters melalui aplikasi obrolan.

Israel mendapat tekanan yang semakin besar dari Amerika Serikat, dimana Presiden Joe Biden menuntut agar Israel memperbaiki kondisi kemanusiaan di Gaza dan mengupayakan gencatan senjata, dan mengatakan bahwa dukungan AS dapat bergantung pada hal tersebut.

Ini terutama setelah pembunuhan tujuh relawan badan amal asal Amerika Serikat World Central Kitchen pada pekan lalu.

Ini adalah pertama kalinya Biden, seorang pendukung setia Israel, berupaya memanfaatkan dukungan AS untuk mempengaruhi perilaku militer Israel. AS adalah pemasok utama senjata ke Israel

Tidak jelas apakah laporan penarikan tersebut akan menunda serangan yang sudah lama terancam ke Kota Rafah di Gaza selatan, yang menurut para pemimpin Israel diperlukan untuk melenyapkan Hamas.

Menteri Pertahanan Israel, Yoav Gallant, berusaha menekankan bahwa operasi di Rafah akan dilakukan, tanpa memberikan rinciannya.

“Pasukan keluar dan bersiap untuk misi berikutnya, kami melihat contoh misi tersebut dalam operasi al-Shifa, dan juga misi mereka yang akan datang di wilayah Rafah,” kata Gallant dalam pertemuan dengan para pejabat militer, menurut sebuah pernyataan.

Israel telah mengurangi jumlah tentara di Gaza sejak awal tahun ini untuk mengurangi jumlah pasukan cadangan.

Sementara itu, Imran Khan dari Al Jazeera mengatakan klaim penarikan Israel bisa menjadi “strategi baru”.

“Kami diberitahu bahwa mereka tidak memerlukan jumlah pasukan sebanyak itu untuk menerapkan strategi baru ini,” kata Khan, yang melaporkan dari wilayah pendudukan Yerusalem Timur.

“Tetapi jika Anda mendengarkan analis militer Israel, Anda akan mendapatkan pandangan yang sedikit berbeda. Apa yang kami dengar adalah bahwa ini bisa jadi merupakan pengerahan kembali pasukan untuk bersiap melakukan serangan darat ke Rafah,” kata Khan, sambil menekankan bahwa Amerika Serikat “mati-matian” menentang rencana tersebut.

Gedung Putih, mengomentari penarikan sebagian pasukan, mengatakan hal itu mungkin menjadi kesempatan bagi pasukan untuk “beristirahat dan memulihkan diri”.

“Mereka sudah berada di lapangan selama empat bulan, kabar yang kami terima adalah mereka lelah, mereka perlu istirahat,” kata Juru Bicara Keamanan Nasional Gedung Putih John Kirby.

<!--more-->

Enam Bulan ‘Genosida’

Pengumuman Israel ini muncul ketika perang mereka di Gaza sudah mencapai enam bulan, meninggalkan jejak mematikan yang oleh Mahkamah Internasional digambarkan sebagai “kasus genosida yang masuk akal”.

Mesir, sementara itu, sedang bersiap menjadi tuan rumah putaran baru perundingan yang bertujuan untuk mencapai gencatan senjata di Gaza dan pembebasan tawanan yang ditawan oleh Hamas.

Penarikan tersebut merupakan salah satu tuntutan yang disampaikan Hamas sebelum menyetujui gencatan senjata dengan Israel.

Serangan Israel di Gaza, yang dilancarkan setelah serangan Hamas terhadap Israel enam bulan lalu pada 7 Oktober, dalam beberapa bulan terakhir terfokus pada wilayah selatan wilayah Palestina.

Rafah menjadi tempat perlindungan terakhir bagi lebih dari satu juta warga Palestina yang berlindung di wilayah dekat perbatasan dengan Mesir.

Lebih dari 250 orang disandera dan sekitar 1.139 orang tewas selama serangan 7 Oktober, menurut penghitungan Israel.

Dalam serangan brutal Israel ke Gaza, lebih dari 33.100 warga Palestina, termasuk 13.800 anak-anak, tewas, menurut Kementerian Kesehatan di Gaza.

Menurut perkiraan PBB, sekitar 1,7 juta warga Palestina terpaksa meninggalkan rumah mereka dan mencari tempat berlindung, sebuah situasi yang diperingatkan oleh badan dunia tersebut dapat menyebabkan kelaparan yang meluas.

Pilihan Editor: Tim Relawan Medis Indonesia MER-C Bertugas di Tiga Faskes Gaza Selatan

REUTERS | AL JAZEERA

Berita terkait

Posisi Joe Biden Melemah dalam Jajak Pendapat, Apa Sebabnya?

5 menit lalu

Posisi Joe Biden Melemah dalam Jajak Pendapat, Apa Sebabnya?

Cara Biden menangani isu Gaza menjadi penentu penting untuk suara pemilu nanti.

Baca Selengkapnya

Anggota Kongres AS Keturunan Palestina Ingin Hari Nakba Diakui

50 menit lalu

Anggota Kongres AS Keturunan Palestina Ingin Hari Nakba Diakui

Seorang anggota Kongres AS mendorong resolusi yang mengakui peristiwa Nakba dan hak pengungsi Palestina.

Baca Selengkapnya

Orang Tua 900 Tentara Israel Desak Menhan Hentikan Serangan ke Rafah: Ini Jebakan Maut!

3 jam lalu

Orang Tua 900 Tentara Israel Desak Menhan Hentikan Serangan ke Rafah: Ini Jebakan Maut!

Orang tua dari lebih 900 tentara Israel yang bertugas di Gaza telah menulis surat yang mendesak militer Israel untuk membatalkan serangan di Rafah

Baca Selengkapnya

5 Tentara Israel Tewas di Gaza, Tertembak Tank Teman

3 jam lalu

5 Tentara Israel Tewas di Gaza, Tertembak Tank Teman

Militer Israel mengatakan lima tentara Israel tewas tertembak tank mereka sendiri di Jabalia.

Baca Selengkapnya

Ini Rencana Besar Negara-negara Arab untuk Palestina Pascaperang

4 jam lalu

Ini Rencana Besar Negara-negara Arab untuk Palestina Pascaperang

Negara-negara Arab berkumpul membahas masa depan Palestina pascaperang.

Baca Selengkapnya

Pengungsi Palestina Terlunta-lunta, PMI akan Kirim Bantuan 500 Unit Tenda ke Gaza

5 jam lalu

Pengungsi Palestina Terlunta-lunta, PMI akan Kirim Bantuan 500 Unit Tenda ke Gaza

Sekretaris Jenderal PMI menyatakan akan terus mengirim bantuan kemanusiaan ke Gaza, Palestina, termasuk 500 unit tenda yang bakal dikirim pekan ini

Baca Selengkapnya

Meta Naikkan Kembali Unggahan Facebook Pertemuan PM Anwar Ibrahim dengan Hamas

6 jam lalu

Meta Naikkan Kembali Unggahan Facebook Pertemuan PM Anwar Ibrahim dengan Hamas

Meta Platforms kembali menaikkan unggahan Facebook dari media Malaysia tentang pertemuan PM Anwar Ibrahim dengan petinggi Hamas.

Baca Selengkapnya

Deretan Pimpinan Negara yang Pernah Dapat Surat Penangkapan dari Mahkamah Pidana Internasional

7 jam lalu

Deretan Pimpinan Negara yang Pernah Dapat Surat Penangkapan dari Mahkamah Pidana Internasional

Mahkamah Pidana Internasional pernah mengerbitkan surat penangkapan sejumlah pimpinan negara. Belum ada dari Israel

Baca Selengkapnya

Ingin Israel Dihukum, 5 Negara Ini Kritik Ancaman AS Kepada Mahkamah Pidana Internasional

7 jam lalu

Ingin Israel Dihukum, 5 Negara Ini Kritik Ancaman AS Kepada Mahkamah Pidana Internasional

Sejumlah pihak bereaksi setelah Amerika mengancam hakim ICC jika mengeluarkan surat penangkapan kepada PM Israel, Benjamin Netanyahu.

Baca Selengkapnya

Hakim Kanada Tolak Perintahkan Pembubaran Demo Pro-Palestina di Kampus

8 jam lalu

Hakim Kanada Tolak Perintahkan Pembubaran Demo Pro-Palestina di Kampus

Hakim Kanada menegaskan Universitas McGill tidak dapat membuktikan terjadi kekerasan dalam demo pro-Palestina

Baca Selengkapnya