Sekutu Pertimbangkan Hentikan Penjualan Senjata ke Israel Setelah Kematian Relawan Asing di Gaza

Reporter

Tempo.co

Minggu, 7 April 2024 12:15 WIB

Pekerja bantuan Australian World Central Kitchen (WCK), Lalzawmi "Zomi" Frankcom (kiri), yang termasuk di antara karyawan asing WCK yang tewas dalam serangan udara Israel di Deir Al-Balah, dalam tangkapan layar dari sebuah video dirilis 25 Maret 2024. Israel sedang melakukan tinjauan menyeluruh di tingkat tertinggi untuk memahami keadaan dari apa yang disebut sebagai insiden tragis. World Central Kitchen/Handout melalui REUTERS

TEMPO.CO, Jakarta - Kematian enam relawan asing dan seorang pekerja Palestina dari badan amal Amerika Serikat World Central Kitchen akibat serangan udara Israel pada Senin lalu membuat marah sekutu di Eropa. Beberapa negara dilaporkan sedang mempertimbangkan penghentian penjualan senjata.

Kata-kata yang keluar dari beberapa sekutu terdekat Israel sangat mengejutkan dan berapi-api: “terkejut”, “marah”, “tidak ada alasan lagi.”

Pembunuhan tujuh pekerja bantuan di Gaza oleh militer Israel telah memicu kritik yang belum pernah terjadi sebelumnya dari para pemimpin Eropa. Insiden ini meningkatkan seruan gencatan senjata dan dalam beberapa kasus menghentikan penjualan senjata ke Israel ketika jumlah korban perang dari warga sipil Palestina di Gaza terus meningkat.

Serangan terhadap konvoi World Central Kitchen telah mempertajam dilema bagi para politisi Eropa, yang terjepit antara dukungan terhadap Israel dan meningkatnya tekanan publik untuk menghentikan genosida yang tidak dapat mereka kendalikan.

“Tidak ada yang bisa membenarkan tragedi seperti itu,” kata Menteri Luar Negeri Perancis Sébastien Séjourné setelah serangan pada Senin. Perdana Menteri Inggris Rishi Sunak mengatakan dia “terkejut” dengan kematian para relawan, tiga di antaranya adalah mantan tentara Inggris.

Advertising
Advertising

Inggris memanggil duta besar Israel sebagai teguran atas pembunuhan tersebut. Begitu pula Polandia, yang kehilangan salah satu warganya. Menteri luar negeri Polandia Radek Sikorski menyatakan “kemarahan moral.”

Di luar Eropa, Perdana Menteri Kanada Justin Trudeau mengatakan bahwa menyerang pekerja bantuan sosial “benar-benar tidak dapat diterima,”. Sementara pemimpin Australia Anthony Albanese mengatakan negaranya “marah.” Warga dari kedua negara tersebut turut tewa dalam serangan yang disbut dilakukan secara sistematis tersebut.

Israel mengatakan serangan yang menewaskan para pekerja bantuan dan sopir Palestina mereka adalah kesalahan yang tragis. Militernya memecat dua perwira dan menegur tiga orang lainnya, dengan mengatakan bahwa mereka melanggar aturan keterlibatan militer.

Julie Norman, profesor politik dan hubungan internasional di University College London, mengatakan kegelisahan mengenai konflik tersebut sudah meningkat di Eropa, dan serangan pada Senin “meningkatkan kemarahan dan menjadikannya lebih umum.”

“Hal-hal yang tadinya diucapkan dengan lebih pelan, kini diucapkan dengan lebih keras,” katanya.

Ketika Hamas membunuh sekitar 1.139 warga Israel dalam serangan lintas batas dari Gaza pada 7 Oktober, sekutu Israel di Eropa sangat mendukung hak mereka untuk melakukan serangan balik.

Namun dalam beberapa pekan, beberapa tokoh mengungkapkan kegelisahannya atas tingginya korban jiwa warga Palestina akibat pengeboman brutal Israel di Gaza. Presiden Prancis Emmanuel Macron menyerukan gencatan senjata pada awal November.

Sunak telah beralih dari mendukung “jeda kemanusiaan” menjadi mendukung “gencatan senjata berkelanjutan” yang bergantung pada pembebasan sandera Israel dan penghentian serangan oleh Hamas.

Jerman adalah salah satu sekutu terdekat Israel dan, mengingat kenangan Holocaust, mereka berhati-hati saat mengkritik Israel. Meskipun tetap berhati-hati dalam menekankan hak Israel untuk mempertahankan diri, pemerintah Jerman menjadi semakin kritis terhadap situasi kemanusiaan di Gaza.

Kanselir Olaf Scholz telah menyuarakan kegelisahannya atas jumlah korban perang warga sipil Palestina, dan bertanya kepada Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu pada pertemuan bulan lalu bagaimana tujuan apa pun dapat “menyetujui biaya yang sangat tinggi tersebut.”

Warga Palestina, pekerja bantuan dan kelompok hak asasi internasional mengatakan kemarahan Barat atas kematian pekerja bantuan asing sangat kontras dengan respons yang lemah terhadap penderitaan warga Gaza.

Lebih dari 33.100 orang telah terbunuh, menurut kementerian kesehatan di Gaza, termasuk lebih dari 220 pekerja kemanusiaan Palestina. Ratusan ribu warga Gaza berada di ambang kelaparan dengan sekitar 30 orang tewas akibat kelaparan, dua per tiganya adalah bayi dan anak-anak.

“Sangat menyedihkan bahwa serangan terhadap pekerja bantuan internasional baru mampu menarik perhatian para pemimpin dunia,” kata Nomi Bar-Yaacov, rekan Program Keamanan Internasional di lembaga pemikir urusan internasional Chatham House. “Tapi sayangnya itulah kenyataannya.”

Serangan terhadap relawan World Central Kitchen telah meningkatkan tekanan pada pemerintah Eropa untuk beralih dari kritik ke penangguhan penjualan senjata ke Israel.

Berita terkait

Anggota Kongres AS Keturunan Palestina Ingin Hari Nakba Diakui

21 menit lalu

Anggota Kongres AS Keturunan Palestina Ingin Hari Nakba Diakui

Seorang anggota Kongres AS mendorong resolusi yang mengakui peristiwa Nakba dan hak pengungsi Palestina.

Baca Selengkapnya

Australia Matikan Jaringan 3G, Tawarkan Daur Ulang Ponsel Lama

44 menit lalu

Australia Matikan Jaringan 3G, Tawarkan Daur Ulang Ponsel Lama

Jaringan 3G berkembang sejak 2001 lalu, menjadi awal mula internet dapat diakses lewat telepon genggam.

Baca Selengkapnya

Bareskrim Turunkan Tim Ikut Memburu 3 Tersangka Pembunuh Vina

49 menit lalu

Bareskrim Turunkan Tim Ikut Memburu 3 Tersangka Pembunuh Vina

Bareskrim akan membantu Polda Jawa Barat untuk memburu tiga tersangka pembunuh Vina yang hingga kini belum tertangkap.

Baca Selengkapnya

Orang Tua 900 Tentara Israel Desak Menhan Hentikan Serangan ke Rafah: Ini Jebakan Maut!

2 jam lalu

Orang Tua 900 Tentara Israel Desak Menhan Hentikan Serangan ke Rafah: Ini Jebakan Maut!

Orang tua dari lebih 900 tentara Israel yang bertugas di Gaza telah menulis surat yang mendesak militer Israel untuk membatalkan serangan di Rafah

Baca Selengkapnya

5 Tentara Israel Tewas di Gaza, Tertembak Tank Teman

3 jam lalu

5 Tentara Israel Tewas di Gaza, Tertembak Tank Teman

Militer Israel mengatakan lima tentara Israel tewas tertembak tank mereka sendiri di Jabalia.

Baca Selengkapnya

Pembunuhan Ibu Kandung di Sukabumi, Hasil Autopsi Temukan 10 Luka Tusuk di Tubuh Korban

3 jam lalu

Pembunuhan Ibu Kandung di Sukabumi, Hasil Autopsi Temukan 10 Luka Tusuk di Tubuh Korban

Tim dokter telah melakukan autopsi terhadap tubuh Inas, korban pembunuhan oleh Rahmat yang merupakan anak kandungnya.

Baca Selengkapnya

Ini Rencana Besar Negara-negara Arab untuk Palestina Pascaperang

4 jam lalu

Ini Rencana Besar Negara-negara Arab untuk Palestina Pascaperang

Negara-negara Arab berkumpul membahas masa depan Palestina pascaperang.

Baca Selengkapnya

BPOM Pastikan Vaksin AstraZeneca Sudah Tidak Beredar di Indonesia

5 jam lalu

BPOM Pastikan Vaksin AstraZeneca Sudah Tidak Beredar di Indonesia

Koordinator Humas Badan Pengawas Makanan dan Obat (BPOM) Eka Rosmalasari angkat bicara soal penarikan vaksin AstraZeneca secara global.

Baca Selengkapnya

Kaledonia Baru Dilanda Kerusuhan Massal, Prancis Tetapkan Keadaan Darurat

5 jam lalu

Kaledonia Baru Dilanda Kerusuhan Massal, Prancis Tetapkan Keadaan Darurat

Prancis memberlakukan keadaan darurat di Kaledonia Baru menyusul kerusuhan yang menewaskan anggota polisi.

Baca Selengkapnya

Pengungsi Palestina Terlunta-lunta, PMI akan Kirim Bantuan 500 Unit Tenda ke Gaza

5 jam lalu

Pengungsi Palestina Terlunta-lunta, PMI akan Kirim Bantuan 500 Unit Tenda ke Gaza

Sekretaris Jenderal PMI menyatakan akan terus mengirim bantuan kemanusiaan ke Gaza, Palestina, termasuk 500 unit tenda yang bakal dikirim pekan ini

Baca Selengkapnya