Di Tengah Seruan Boikot, McDonald's Umumkan Akuisisi Waralaba di Israel

Reporter

Tempo.co

Editor

Ida Rosdalina

Jumat, 5 April 2024 10:47 WIB

Suasana restoran McDonald yang kosong akibat aksi boikot produk Pro-Israel di Mesir akibat pemboman Israel di Gaza di tengah konflik yang sedang berlangsung antara Israel dan kelompok Islam Palestina Hamas, di Kairo, Mesir, 20 November 2023. REUTERS /Mohamed Abd El Ghany

TEMPO.CO, Jakarta - McDonald's Corporation, Kamis, 4 April 2024, mengatakan bahwa pihaknya akan mengakuisisi Alonyal, yang memiliki 225 restoran McDonald's di Israel yang terkena seruan boikot atas perang dengan Hamas di Gaza.

Ketentuan transaksi tidak diungkapkan. McDonald's mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa kesepakatan itu tunduk pada ketentuan yang tidak disebutkan.

Alonyal telah mengoperasikan restoran McDonald's di Israel selama lebih dari 30 tahun, dan saat ini memiliki 225 properti waralaba dengan lebih dari 5.000 karyawan, yang akan dipertahankan setelah penjualan.

Dalam mempresentasikan laporan keuangan 2023 pada Februari, McDonald's mengatakan bahwa perang di Gaza yang dimulai pada bulan Oktober dengan serangan Hamas ke Israel telah membebani hasilnya.

McDonald's menjadi sasaran seruan boikot setelah restoran waralaba di Israel tersebut menawarkan ribuan makanan gratis kepada tentara Israel.

Advertising
Advertising

"Kami menyadari bahwa keluarga-keluarga di komunitas mereka di wilayah ini terus terkena dampak tragis dari perang dan pikiran kami bersama mereka saat ini," kata Chief Executive Chris Kempczinski dalam sebuah panggilan telepon, seperti dikutip AFP..

Ia mengatakan bahwa dampak dari boikot tersebut "sangat berarti", tanpa menjelaskan lebih lanjut.

Penjualan kuartal keempat McDonald's mengecewakan para analis. Di restoran waralaba di luar Amerika Serikat, penjualan yang sebanding turun 0,7 persen.

"Jelas sekali bahwa tempat yang paling terasa dampaknya adalah di Timur Tengah. Kami juga melihat beberapa dampak di negara-negara Muslim lainnya seperti Malaysia dan Indonesia," ujar Kempczinski.

Hal ini juga terjadi di negara-negara dengan populasi Muslim yang besar seperti Perancis, terutama untuk restoran-restoran yang berada di lingkungan yang mayoritas penduduknya Muslim, katanya.

Awal Januari lalu, Kempczinski, mengumumkan bahwa perusahaan telah mengalami "dampak bisnis yang berarti" setelah adanya seruan untuk memboikot jaringan restoran cepat saji tersebut.

Dalam sebuah posting blog di LinkedIn yang diterbitkan kemarin, Kempczinski menulis: "Beberapa pasar di Timur Tengah dan beberapa pasar di luar wilayah tersebut mengalami dampak bisnis yang berarti akibat perang dan informasi yang salah yang mempengaruhi merek-merek seperti McDonald's."

"Hal ini mengecewakan dan tidak berdasar. Di setiap negara tempat kami beroperasi, termasuk di negara-negara Muslim, McDonald's dengan bangga diwakili oleh operator pemilik lokal."

McDonald's menghadapi kritik dari para pegiat pro-Palestina ketika gambar dan video di media sosial menunjukkan bahwa gerai-gerai waralaba di Israel memberikan makanan gratis kepada para tentaranya yang bertempur dalam perang di Gaza, yang memicu kemarahan masyarakat Arab dan memicu seruan untuk melakukan boikot.

Sebagai tanggapan, gerakan Boikot, Divestasi, Sanksi (BDS), sebuah organisasi pro-Palestina yang didirikan pada tahun 2005, mendesak masyarakat untuk memboikot McDonald's pada bulan November, dengan alasan bahwa pemilik waralaba "secara terbuka mendukung" militer Israel.

"Alih-alih menekan perusahaan induknya, McDonald's Corporation, untuk mengakhiri perjanjian waralabanya yang memalukan di Israel, McDonald's Malaysia dan pemiliknya yang berkebangsaan Arab Saudi justru berusaha keras membungkam suara-suara solidaritas damai terhadap perjuangan pembebasan Palestina di Malaysia," ujar kelompok tersebut.

"Kita tidak bisa membiarkan hal ini berlalu begitu saja. Mari kita tunjukkan kepada McDonald's apa yang dapat dilakukan oleh boikot akar rumput."

AL ARABIYA | REUTERS | MIDDLE EAST MONITOR

Pilihan Editor: Ekuador 'Persona Non Grata' Duta Besar Meksiko

Berita terkait

Untuk Kedua Kali Afrika Seret Israel ke ICJ, Apa Kasusnya Kali ini?

2 jam lalu

Untuk Kedua Kali Afrika Seret Israel ke ICJ, Apa Kasusnya Kali ini?

Afrika Selatan kembali membawa kasus genosida Israel ke ICJ dan meminta penghentian darurat serangan ke Rafah.

Baca Selengkapnya

Anggota Kongres AS Keturunan Palestina Ingin Hari Nakba Diakui

4 jam lalu

Anggota Kongres AS Keturunan Palestina Ingin Hari Nakba Diakui

Seorang anggota Kongres AS mendorong resolusi yang mengakui peristiwa Nakba dan hak pengungsi Palestina.

Baca Selengkapnya

Orang Tua 900 Tentara Israel Desak Menhan Hentikan Serangan ke Rafah: Ini Jebakan Maut!

6 jam lalu

Orang Tua 900 Tentara Israel Desak Menhan Hentikan Serangan ke Rafah: Ini Jebakan Maut!

Orang tua dari lebih 900 tentara Israel yang bertugas di Gaza telah menulis surat yang mendesak militer Israel untuk membatalkan serangan di Rafah

Baca Selengkapnya

5 Tentara Israel Tewas di Gaza, Tertembak Tank Teman

7 jam lalu

5 Tentara Israel Tewas di Gaza, Tertembak Tank Teman

Militer Israel mengatakan lima tentara Israel tewas tertembak tank mereka sendiri di Jabalia.

Baca Selengkapnya

Pengungsi Palestina Terlunta-lunta, PMI akan Kirim Bantuan 500 Unit Tenda ke Gaza

9 jam lalu

Pengungsi Palestina Terlunta-lunta, PMI akan Kirim Bantuan 500 Unit Tenda ke Gaza

Sekretaris Jenderal PMI menyatakan akan terus mengirim bantuan kemanusiaan ke Gaza, Palestina, termasuk 500 unit tenda yang bakal dikirim pekan ini

Baca Selengkapnya

Meta Naikkan Kembali Unggahan Facebook Pertemuan PM Anwar Ibrahim dengan Hamas

10 jam lalu

Meta Naikkan Kembali Unggahan Facebook Pertemuan PM Anwar Ibrahim dengan Hamas

Meta Platforms kembali menaikkan unggahan Facebook dari media Malaysia tentang pertemuan PM Anwar Ibrahim dengan petinggi Hamas.

Baca Selengkapnya

Deretan Pimpinan Negara yang Pernah Dapat Surat Penangkapan dari Mahkamah Pidana Internasional

11 jam lalu

Deretan Pimpinan Negara yang Pernah Dapat Surat Penangkapan dari Mahkamah Pidana Internasional

Mahkamah Pidana Internasional pernah mengerbitkan surat penangkapan sejumlah pimpinan negara. Belum ada dari Israel

Baca Selengkapnya

Ingin Israel Dihukum, 5 Negara Ini Kritik Ancaman AS Kepada Mahkamah Pidana Internasional

11 jam lalu

Ingin Israel Dihukum, 5 Negara Ini Kritik Ancaman AS Kepada Mahkamah Pidana Internasional

Sejumlah pihak bereaksi setelah Amerika mengancam hakim ICC jika mengeluarkan surat penangkapan kepada PM Israel, Benjamin Netanyahu.

Baca Selengkapnya

Hakim Kanada Tolak Perintahkan Pembubaran Demo Pro-Palestina di Kampus

12 jam lalu

Hakim Kanada Tolak Perintahkan Pembubaran Demo Pro-Palestina di Kampus

Hakim Kanada menegaskan Universitas McGill tidak dapat membuktikan terjadi kekerasan dalam demo pro-Palestina

Baca Selengkapnya

Pertama Kali, Staf Yahudi Biden Mundur Memprotes Dukungan AS terhadap Israel di Gaza

12 jam lalu

Pertama Kali, Staf Yahudi Biden Mundur Memprotes Dukungan AS terhadap Israel di Gaza

Lily Greenberg Call, seorang staf Yahudi di Departemen Dalam Negeri AS, menuduh Biden memberikan dukungan bagi "bencana" serangan Israel di Gaza

Baca Selengkapnya