Bank Sentral Israel Sarankan Laki-laki Yahudi Ultra-ortodoks Masuk Militer untuk Bantu Perekonomian

Senin, 1 April 2024 11:30 WIB

Sejumlah pria umat Ultra-Ortodoks Yahudi ikut serta dalam unjuk rasa menentang pembukaan Big Mode Shopping Center di Asdod, Israel, 18 Mei 2015. Mereka menentang pusat perbelanjaan tersebut karena dinilai sebagai paham sekuler. REUTERS/Amir Cohen

TEMPO.CO, Jakarta - Gubernur Bank Sentral Israel Amir Yaron mendesak Tel Aviv pada Minggu, 31 Maret 2024 agar menetapkan prioritas fiskal yang “sesuai” anggaran negara dan menerapkan kebijakan ekonomi yang “bertanggung jawab” di tengah perang Gaza yang masih berkecamuk. Salah satu usulan Yaron adalah meminta lebih banyak laki-laki Yahudi ultra-Ortodoks bergabung ke militer Israel untuk menghindari dampak buruk perang Gaza ke ekonomi Israel.

“Selama perang Gaza, pemerintah menerapkan kebijakan ekspansif, yang mencakup peningkatan besar dalam biaya tempur, program yang mendukung rumah tangga dari daerah konflik, bantuan bagi pekerja dan dunia usaha di seluruh negeri,” kata Yaron, dalam suratnya kepada pemerintah bersama laporan tahunan Bank Sentral Israel 2023.

Ke depannya, kata Yaron, perekonomian Israel menghadapi tantangan signifikan yang diakibatkan perang Gaza, selain tantangan struktural terkait permasalahan mendasar yang telah ada selama beberapa waktu.

Dalam laporan tahunannya, Bank Sentral Israel mencatat pengeluaran anggaran untuk 2023-2024 telah meningkat sebesar NIS 100 miliar akibat biaya perang yang pecah setelah terjadi serangan 7 Oktober 2023. Dikatakan penyesuaian anggaran yang dilakukan pemerintah sejauh ini untuk menjaga tanggung jawab fiskal dan kredibilitas kebijakan fiskal di pasar global dan masyarakat tidak memadai.

Bank Sentral Israel memperingatkan dampak buruk ekonomi yang bakar terjadi - jika lebih banyak laki-laki Yahudi ultra-Ortodoks tidak bergabung dengan militer negara tersebut. Bank Sentral Israel menyoroti dalam laporannya kebutuhan personel militer Israel sejak perang di Gaza, yang dikatakan telah menambah beban perekonomian karena setiap hari meningkat dengan tajam untuk mendanai warga yang wajib militer dan tentara cadangan. Hal itu mengganggu perekonomian para prajurit dan juga lapangan kerja.

“Memperluas lingkaran personel militer hingga mencakup populasi ultra-Ortodoks … akan memungkinkan untuk menjawab masalah peningkatan kebutuhan pertahanan sekaligus mengurangi dampaknya terhadap personel dan perekonomian,” katanya.

Kaum Yahudi ultra-Ortodoks di Israel mendapatkan pengecualian wajib militer. Pemerintahan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengatakan pada Februari 2024 mereka akan mencari cara untuk mengakhiri pengecualian tersebut agar beban masa perang tersebar ke seluruh lapisan masyarakat dengan lebih adil.

Akan tetapi, keputusan tersebut mendapat reaksi keras dari partai-partai Yahudi ultra-Ortodoks dan menciptakan keretakan dalam koalisi. Tel Aviv seharusnya merampungkan undang-undang tentang masalah ini pada Minggu, 31 Maret 2024, namun Netanyahu mengajukan permohonan pada menit-menit terakhir kepada Mahkamah Agung agar ditunda selama 30 hari ke depan. Bank Sentral Israel mengatakan sektor ultra-Ortodoks yang tumbuh pesat kini menyumbang 7 persen dari perekonomian, namun akan meningkat sebesar 25 persen dalam waktu 40 tahun mendatang.


REUTERS

Pilihan editor: Benjamin Netanyahu Dikritik Mantan Pegawainya

Advertising
Advertising

Ikuti berita terkini dari Tempo.co di Google News, klik di sini

Berita terkait

Orang Tua 900 Tentara Israel Desak Menhan Hentikan Serangan ke Rafah: Ini Jebakan Maut!

10 menit lalu

Orang Tua 900 Tentara Israel Desak Menhan Hentikan Serangan ke Rafah: Ini Jebakan Maut!

Orang tua dari lebih 900 tentara Israel yang bertugas di Gaza telah menulis surat yang mendesak militer Israel untuk membatalkan serangan di Rafah

Baca Selengkapnya

5 Tentara Israel Tewas di Gaza, Tertembak Tank Teman

33 menit lalu

5 Tentara Israel Tewas di Gaza, Tertembak Tank Teman

Militer Israel mengatakan lima tentara Israel tewas tertembak tank mereka sendiri di Jabalia.

Baca Selengkapnya

Pengungsi Palestina Terlunta-lunta, PMI akan Kirim Bantuan 500 Unit Tenda ke Gaza

2 jam lalu

Pengungsi Palestina Terlunta-lunta, PMI akan Kirim Bantuan 500 Unit Tenda ke Gaza

Sekretaris Jenderal PMI menyatakan akan terus mengirim bantuan kemanusiaan ke Gaza, Palestina, termasuk 500 unit tenda yang bakal dikirim pekan ini

Baca Selengkapnya

Meta Naikkan Kembali Unggahan Facebook Pertemuan PM Anwar Ibrahim dengan Hamas

3 jam lalu

Meta Naikkan Kembali Unggahan Facebook Pertemuan PM Anwar Ibrahim dengan Hamas

Meta Platforms kembali menaikkan unggahan Facebook dari media Malaysia tentang pertemuan PM Anwar Ibrahim dengan petinggi Hamas.

Baca Selengkapnya

Deretan Pimpinan Negara yang Pernah Dapat Surat Penangkapan dari Mahkamah Pidana Internasional

4 jam lalu

Deretan Pimpinan Negara yang Pernah Dapat Surat Penangkapan dari Mahkamah Pidana Internasional

Mahkamah Pidana Internasional pernah mengerbitkan surat penangkapan sejumlah pimpinan negara. Belum ada dari Israel

Baca Selengkapnya

Ingin Israel Dihukum, 5 Negara Ini Kritik Ancaman AS Kepada Mahkamah Pidana Internasional

4 jam lalu

Ingin Israel Dihukum, 5 Negara Ini Kritik Ancaman AS Kepada Mahkamah Pidana Internasional

Sejumlah pihak bereaksi setelah Amerika mengancam hakim ICC jika mengeluarkan surat penangkapan kepada PM Israel, Benjamin Netanyahu.

Baca Selengkapnya

Pertama Kali, Staf Yahudi Biden Mundur Memprotes Dukungan AS terhadap Israel di Gaza

5 jam lalu

Pertama Kali, Staf Yahudi Biden Mundur Memprotes Dukungan AS terhadap Israel di Gaza

Lily Greenberg Call, seorang staf Yahudi di Departemen Dalam Negeri AS, menuduh Biden memberikan dukungan bagi "bencana" serangan Israel di Gaza

Baca Selengkapnya

9 WNI Relawan MER-C Tertahan Keluar dari Jalur Gaza

6 jam lalu

9 WNI Relawan MER-C Tertahan Keluar dari Jalur Gaza

Sembilan orang relawan medis MER-C tertahan ketika berupaya keluar dari Jalur Gaza lewat perbatasan Rafah.

Baca Selengkapnya

Indonesia Kutuk Blokade Bantuan Kemanusiaan Gaza oleh Warga Israel

7 jam lalu

Indonesia Kutuk Blokade Bantuan Kemanusiaan Gaza oleh Warga Israel

Indonesia mengecam perintangan pengantaran bantuan kemanusiaan dari masyarakat internasional untuk masyarakat Palestina di Gaza oleh warga Israel

Baca Selengkapnya

Anak Buah Biden Ragu Israel Bisa Menang Lawan Hamas di Gaza

10 jam lalu

Anak Buah Biden Ragu Israel Bisa Menang Lawan Hamas di Gaza

Pejabat AS mengatakan Israel tak bisa menang melawan Hamas karena strateginya meragukan.

Baca Selengkapnya