Ada Kesalahan Teknis, Angkatan Laut Amerikat Serikat Kelebihan Beri Dana Bantuan untuk Ukraina

Reporter

Tempo.co

Minggu, 31 Maret 2024 05:00 WIB

Tentara Ukraina mengantre di tempat pelatihan saat mereka menjalani pelatihan pemeliharaan tank Leopard 1 A5, di pangkalan tentara Jerman Bundeswehr, bagian dari Misi Bantuan Militer UE untuk mendukung Ukraina (EUMAM UA) di Klietz, Jerman, 23 Februari 2024. REUTERS/Liesa Johannssen/Foto File

TEMPO.CO, Jakarta - Sebuah laporan yang dipublikasi Inspektur Jenderal Kementerian Pertahanan Amerika Serikat (OIG) pada Selasa, 26 Maret 2024, mengungkap kalau Angkatan Laut Amerikat Serikat telah mengeluarkan dana bantuan untuk Ukraina secara berlebihan karena kesalahan akunting yang berulang. OIG memperingatkan Angkatan Laut Amerika Serikat mungkin bakal kekurangan dana pada waktu berikutnya.

“Angkatan Laut Amerika Serikat sudah berlebihan sampai tiga kali dalam mengucurkan dana selama tahun fiskal 2022 ketika menyangkut suplai bantuan untuk Ukraina,” demikian bunyi laporan OIG.

Meskipun Angkatan Laut Amerika Serikat telah mengucurkan bantuan untuk Ukraina sekitar USD1.7 miliar (Rp 26 triliun), namun OIG menilai Angkatan Laut Amerika Serikat sudah berlebihan dalam mengucurkan bantuan ke Ukraina yang total kelebihan USD398 juta (Rp 6,3 triliun). Pengeluaran berlebihan itu karena kegagalan Angkatan Laut Amerika Serikat mengatasi masalah lama dengan sistem akunting otomatisnya. Dampaknya, perhitungan harus dilakukan manual beberapa kali.

OIG menekankan Angkatan Laut Amerika Serikat tidak punya cukup kontrol untuk mencegah pendanaan berlebihan berulang kembali. Angkatan Laut Amerika Serikat sudah menemukan kesalahan mereka, namun setelah pendanaan keburu digelontorkan dan tindakan pencegahan belum dilakukan.

OIG memperingatkan meskipun Angkatan Laut Amerika Serikat punya cukup sumber untuk menambal ‘kebocoran’ keuangan tersebut, namun pendanaan semacam ini mungkin tidak akan ada lagi di kemudian hari. Amerika Serikat telah menjadi salah satu negara pendonor paling besar bagi Ukraina. Sejak perang Ukraina meletup, Washington sudah mengalokasikan uang sekitar USD113 miliar (Rp 1.794 triliun) ke Kiev sejak perang Ukraina meletup. Sekarang muncul kekhawatiran yang besar perihal penyalahgunaan pendanaan ini.

Advertising
Advertising

Dalam laporan OIG pada Januari 2024, ditemukan kalau Pentagon tidak melakukan pelacakan dengan sepatutnya atas senjata dan peralatan militer lainnya senilai USD1 miliar (Rp 15 triliun). Tuduhan ini muncul di tengah pendirian lama Gedung Putih kalau tidak ada bukti bahwa senjata-senjata kiriman Amerika Serikat untuk Ukraina tersebut sudah dicuri, meski pun Ukraina punya reputasi dengan korupsi.

Lebih lanjut, OIG pada bulan lalu mengumumkan telah membuka lebih dari 50 kasus untuk kemungkinan dugaan pencurian, penipuan dan pengalihan bantuan militer Amerika Serikat untuk Ukraina. Salah satu kasus yang disoroti Kepala OIG Robert Storch adalah dugaan barang-barang kiriman Amerika Serikat yang tiba di Polandia hilang dari manifest pengiriman segera setelah dikirim ke perbatasan Ukraina.

Sumber: RT.com

Pilihan editor: Rusia Klaim Punya Bukti Nasionalis Ukraina Terhubung dengan Serangan Moskow

Ikuti berita terkini dari Tempo.co di Google News, klik di sini

Berita terkait

PBB: Dermaga Bantuan Terapung Buatan AS di Gaza Kurang Layak

1 jam lalu

PBB: Dermaga Bantuan Terapung Buatan AS di Gaza Kurang Layak

PBB menyebut dermaga terapung yang baru saja selesai dibangun di Gaza untuk pengiriman bantuan dinilai kurang layak dibandingkan jalur darat

Baca Selengkapnya

DPR AS Loloskan RUU yang Mendorong Biden Kirim Senjata ke Israel

2 jam lalu

DPR AS Loloskan RUU yang Mendorong Biden Kirim Senjata ke Israel

RUU tersebut diperkirakan tidak akan menjadi undang-undang, tetapi lolosnya beleid itu di DPR AS menunjukkan kesenjangan pada tahun pemilu soal Israel

Baca Selengkapnya

Ini Poin-poin Penting dari 'Era Baru' Kemitraan Strategis Putin dan Xi

17 jam lalu

Ini Poin-poin Penting dari 'Era Baru' Kemitraan Strategis Putin dan Xi

Putin dan Xi Jinping sepakat memperdalam kemitraan strategis mereka sekaligus mengecam Amerika Serikat.

Baca Selengkapnya

Anggota Kongres AS Keturunan Palestina Ingin Hari Nakba Diakui

20 jam lalu

Anggota Kongres AS Keturunan Palestina Ingin Hari Nakba Diakui

Seorang anggota Kongres AS mendorong resolusi yang mengakui peristiwa Nakba dan hak pengungsi Palestina.

Baca Selengkapnya

Orang Tua 900 Tentara Israel Desak Menhan Hentikan Serangan ke Rafah: Ini Jebakan Maut!

22 jam lalu

Orang Tua 900 Tentara Israel Desak Menhan Hentikan Serangan ke Rafah: Ini Jebakan Maut!

Orang tua dari lebih 900 tentara Israel yang bertugas di Gaza telah menulis surat yang mendesak militer Israel untuk membatalkan serangan di Rafah

Baca Selengkapnya

Prabowo Klaim Tak Bakal Pimpin Negara dengan Gaya Militer: Itu Tidak Relevan

1 hari lalu

Prabowo Klaim Tak Bakal Pimpin Negara dengan Gaya Militer: Itu Tidak Relevan

Prabowo mengatakan, pengalamannya di militer tak akan memengaruhi kebijakan di pemerintahan yang bakal dia pimpin.

Baca Selengkapnya

Sri Lanka Akui 16 Warganya Tewas Saat Berperang dalam Konflik Rusia-Ukraina

1 hari lalu

Sri Lanka Akui 16 Warganya Tewas Saat Berperang dalam Konflik Rusia-Ukraina

Setidaknya 16 tentara bayaran Sri Lanka tewas dalam perang antara Rusia dan Ukraina, kata wakil menteri pertahanan pulau itu pada Rabu.

Baca Selengkapnya

20 Dokter AS Terjebak di Gaza, Gedung Putih Klaim Upayakan Evakuasi

1 hari lalu

20 Dokter AS Terjebak di Gaza, Gedung Putih Klaim Upayakan Evakuasi

Gedung putih mengatakan pemerintah AS berupaya mengevakuasi sekelompok dokter AS yang terjebak di Gaza setelah Israel menutup perbatasan Rafah

Baca Selengkapnya

All 4 One Gelar Konser di Jakarta 23 Juni, Ini Profil Grup Vokal yang Populerkan Lagu I Swear

1 hari lalu

All 4 One Gelar Konser di Jakarta 23 Juni, Ini Profil Grup Vokal yang Populerkan Lagu I Swear

Grup vokal legendaris dari Amerika Serikat, All 4 One menggelar konser bertajuk All 4 One 30 Years Anniversary Tour di Jakarta pada 23 Juni 2024.

Baca Selengkapnya

Putin Tiba di Cina atas Undangan Xi Jinping, Pertama Sejak Terpilih Kembali

1 hari lalu

Putin Tiba di Cina atas Undangan Xi Jinping, Pertama Sejak Terpilih Kembali

Presiden Rusia Vladimir Putin tiba di ibu kota Cina, Beijing, untuk memulai kunjungan resmi selama dua hari atas undangan Xi Jinping

Baca Selengkapnya