Putin Ancam Barat dengan Perang Nuklir, Seberapa Besar Potensi Ancamannya?

Reporter

Tempo.co

Editor

Ida Rosdalina

Kamis, 14 Maret 2024 18:15 WIB

Sebuah rudal nuklir balistik antarbenua Yars ditembakkan selama pelatihan, dari kosmodrom Plesetsk di wilayah Arkhangelsk Utara, Rusia, 1 Maret 2024. Russian Defence Ministry/Handout via REUTERS

TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Vladimir Putin mengancam negara-negara Barat pada Rabu, 13 Maret 2024, bahwa Rusia secara teknis siap untuk perang nuklir dan jika Amerika mengirim pasukan ke Ukraina, tindakan tersebut akan dianggap sebagai eskalasi perang yang signifikan.

Berikut adalah fakta-fakta penting tentang persenjataan nuklir Rusia:

Negara Adidaya Nuklir

Rusia, yang mewarisi senjata nuklir Uni Soviet, memiliki hulu ledak nuklir terbesar di dunia. Putin menguasai sekitar 5.580 hulu ledak nuklir, menurut Federasi Ilmuwan Amerika (FAS).

Sekitar 1.200 di antaranya sudah pensiun tetapi sebagian besar masih utuh dan sekitar 4.380 ditimbun untuk digunakan oleh peluncur strategis jarak jauh dan pasukan nuklir taktis jarak pendek, menurut FAS.

Advertising
Advertising

Dari hulu ledak yang ditimbun, 1.710 hulu ledak strategis dikerahkan: sekitar 870 pada rudal balistik berbasis darat, sekitar 640 pada rudal balistik yang diluncurkan dari kapal selam, dan mungkin 200 di pangkalan pengebom berat, demikian ungkap FAS.

Jumlah tersebut berarti bahwa Moskow dapat menghancurkan dunia berkali-kali lipat.

Selama Perang Dingin, Uni Soviet memiliki sekitar 40.000 hulu ledak nuklir, sementara AS memiliki sekitar 30.000 hulu ledak nuklir.

Dalam situasi apa senjata nuklir akan digunakan?

Doktrin nuklir Rusia yang diterbitkan pada 2020 menetapkan kondisi di mana seorang presiden Rusia akan mempertimbangkan untuk menggunakan senjata nuklir: secara umum sebagai respons terhadap serangan menggunakan nuklir atau senjata pemusnah massal lainnya, atau terhadap penggunaan senjata konvensional terhadap Rusia "ketika eksistensi negara berada di bawah ancaman."

Nuklir yang Lebih Baru

Amerika Serikat mengatakan dalam Tinjauan Postur Nuklir 2022 bahwa Rusia dan Cina memperluas dan memodernisasi kekuatan nuklir mereka, dan bahwa Washington akan mengejar pendekatan yang didasarkan pada kontrol senjata untuk mencegah perlombaan senjata yang mahal.

"Meskipun pernyataan nuklir dan retorika ancaman Rusia sangat memprihatinkan, persenjataan dan operasi nuklir Rusia tidak banyak berubah sejak perkiraan kami pada 2023 di luar modernisasi yang sedang berlangsung," ungkap FAS dalam analisisnya pada 2024 tentang kekuatan Rusia.

"Akan tetapi, di masa depan, jumlah hulu ledak yang ditugaskan untuk pasukan strategis Rusia dapat meningkat karena rudal berhulu ledak tunggal digantikan dengan rudal yang dilengkapi dengan banyak hulu ledak," kata FAS.

<!--more-->

Pengujian

Putin mengatakan bahwa Rusia akan mempertimbangkan untuk menguji coba senjata nuklir jika Amerika Serikat melakukannya.

Tahun lalu, ia menandatangani undang-undang yang mencabut ratifikasi Rusia atas Perjanjian Pelarangan Uji Coba Nuklir Komprehensif (CTBT).

Era pasca-Soviet, Rusia belum melaksanakan uji coba nuklir.

Sejak Uni Soviet runtuh pada 1991, hanya beberapa negara yang telah menguji coba senjata nuklir, menurut Asosiasi Pengawasan Senjata: Amerika Serikat terakhir kali melakukan uji coba pada tahun 1992, Cina dan Prancis pada tahun 1996, India dan Pakistan pada tahun 1998, dan Korea Utara pada tahun 2017. Uni Soviet terakhir kali melakukan uji coba pada tahun 1990.

Perjanjian Pelarangan Uji Coba Nuklir Komprehensif ditandatangani oleh Rusia pada 1996 dan diratifikasi pada 2000. Amerika Serikat menandatangani perjanjian ini pada 1996 tetapi belum meratifikasinya.

Siapa yang akan memberikan perintah peluncuran Rusia?

Presiden Rusia adalah pengambil keputusan utama dalam penggunaan senjata nuklir Rusia.

Tas koper nuklir, atau "Cheget" (diambil dari nama Gunung Cheget di Pegunungan Kaukasus), selalu dibawa oleh sang presiden setiap saat. Menteri Pertahanan Rusia, yang saat ini dijabat Sergei Shoigu, dan Kepala Staf Umum, yang saat ini dijabat Valery Gerasimov, juga diperkirakan memiliki koper semacam itu.

Pada dasarnya, koper itu adalah alat komunikasi yang menghubungkan presiden dengan para petinggi militernya dan kemudian ke pasukan roket melalui jaringan komando dan kontrol elektronik Kazbek yang sangat rahasia. Kazbek mendukung sistem lain yang dikenal sebagai "Kavkaz".

Rekaman yang ditampilkan oleh saluran televisi Zvezda Rusia pada 2019 menunjukkan apa yang dikatakan sebagai salah satu koper dengan serangkaian tombol. Pada bagian yang disebut "perintah", terdapat dua tombol: tombol "luncurkan" berwarna putih dan tombol "batalkan" berwarna merah. Koper itu diaktifkan dengan kartu flash khusus, menurut Zvezda.

Jika Rusia merasa menghadapi serangan nuklir strategis, presiden, melalui koper itu, akan mengirim perintah peluncuran langsung ke komando staf umum dan unit-unit komando cadangan yang memegang kode nuklir. Perintah semacam itu mengalir dengan cepat melalui sistem komunikasi yang berbeda ke unit-unit pasukan roket strategis, yang kemudian menembakkan roket-roket itu ke Amerika Serikat dan Eropa.

Jika serangan nuklir dikonfirmasi, Putin dapat mengaktifkan apa yang disebut "Dead Hand" atau "Perimetr", yaitu sistem pilihan terakhir: pada dasarnya komputer akan memutuskan kiamat. Sebuah roket pengendali akan memerintahkan serangan nuklir dari seluruh gudang senjata Rusia yang luas.

REUTERS

Pilihan Editor: Perundingan Gencatan Senjata Israel Palestina Macet, Kelaparan di Gaza Bakal Memburuk

Berita terkait

Andrei Belousov: Rusia Harus Menang di Ukraina dengan Korban Minimal

19 jam lalu

Andrei Belousov: Rusia Harus Menang di Ukraina dengan Korban Minimal

Menhan Rusia yang baru, Andrei Belousov mengatakan tugas utama Rusia adalah menang di Ukraina dengan jumlah pasukan yang minimal.

Baca Selengkapnya

Ada Apa di Balik Perombakan Kabinet Putin di Masa Perang?

2 hari lalu

Ada Apa di Balik Perombakan Kabinet Putin di Masa Perang?

Perombakan mengejutkan dilakukan Presiden Putin, menggantikan Shoigu dengan ekonomi Andrei Belousov sebagai menteri pertahanan.

Baca Selengkapnya

Calon Menhan Rusia: Tentara Butuh Tunjangan dan Akses Kesejahteraan Lebih Baik

2 hari lalu

Calon Menhan Rusia: Tentara Butuh Tunjangan dan Akses Kesejahteraan Lebih Baik

Calon menhan Rusia yang ditunjuk oleh Presiden Vladimir Putin menekankan perlunya kesejahteraan yang lebih baik bagi personel militer.

Baca Selengkapnya

Siapakah Andrei Belousov, Menteri Pertahanan Pilihan Putin?

2 hari lalu

Siapakah Andrei Belousov, Menteri Pertahanan Pilihan Putin?

Presiden Rusia Vladimir Putin secara mengejutkan mengusulkan Andrei Belousov, seorang sipil ekonom menjadi menteri pertahanan.

Baca Selengkapnya

Profil Mikhail Mishutin, Perdana Menteri Rusia yang Dipinang Lagi oleh Putin

5 hari lalu

Profil Mikhail Mishutin, Perdana Menteri Rusia yang Dipinang Lagi oleh Putin

Putin mengusulkan nama Mikhail Mishutin untuk kembali menjabat sebagai perdana menteri.

Baca Selengkapnya

Profil Kremlin Moskow Tempat Vladimir Putin Dilantik sebagai Presiden Rusia Periode Kelima

5 hari lalu

Profil Kremlin Moskow Tempat Vladimir Putin Dilantik sebagai Presiden Rusia Periode Kelima

Vladimir Putin dilantik sebagai Presiden Rusia periode kelima dalam upacara di Kremlin, Moscow pada Selasa, 7 Mei 2024. Ini profil Istana Kremlin.

Baca Selengkapnya

Vladimir Putin Kembali Dilantik sebagai Presiden Rusia untuk Periode Kelima

7 hari lalu

Vladimir Putin Kembali Dilantik sebagai Presiden Rusia untuk Periode Kelima

Vladimir Putin kembali menjabat sebagai presiden Rusia untuk periode kelima selama enam tahun ke depan. Bakal mengalahkan rekor Stalin.

Baca Selengkapnya

Pelantikan Putin sebagai Presiden Rusia, Ini Respons dari AS dan Negara-negara Eropa

8 hari lalu

Pelantikan Putin sebagai Presiden Rusia, Ini Respons dari AS dan Negara-negara Eropa

Vladimir Putin diambil sumpahnya untuk masa jabatan kelima sebagai presiden Rusia dalam sebuah upacara di Kremlin, Selasa.

Baca Selengkapnya

Ukraina Tolak Akui Vladimir Putin sebagai Presiden Sah Rusia

8 hari lalu

Ukraina Tolak Akui Vladimir Putin sebagai Presiden Sah Rusia

Kementerian Luar Negeri Ukraina mengatakan tidak ada dasar hukum untuk mengakui Vladimir Putin sebagai presiden Rusia yang sah.

Baca Selengkapnya

Zelensky Masuk Daftar Buronan Rusia, Dubes Ukraina: Upaya Putus Asa dari Negara yang Kalah

8 hari lalu

Zelensky Masuk Daftar Buronan Rusia, Dubes Ukraina: Upaya Putus Asa dari Negara yang Kalah

Duta Besar Ukraina untuk Indonesia menanggapi laporan media bahwa Rusia memasukkan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky ke dalam daftar buronan.

Baca Selengkapnya