Anatomi Trump Siap Kembali Bertarung dengan Biden

Reporter

Eiben Heizar

Editor

Dwi Arjanto

Minggu, 10 Maret 2024 17:15 WIB

Kandidat presiden dari Partai Republik dan mantan Presiden AS Donald Trump memberi isyarat selama pesta jaga malam pemilihan pendahuluan presiden New Hampshire, di Nashua, New Hampshire, AS, 23 Januari 2024. REUTERS/Mike Segar

TEMPO.CO, Jakarta - Donald Trump sedang mempertimbangkan untuk mencalonkan diri kembali dalam Pemilihan Presiden Amerika Serikat tahun 2024. Dia menyebut Gubernur Texas, Greg Abbott, sebagai salah satu calon potensial untuk posisi wakil presiden.

Dalam sebuah wawancara dengan Fox News, Trump mengapresiasi Abbott karena upayanya dalam menanggulangi masalah imigran ilegal di perbatasan Texas.

Upaya-upaya Trump untuk Maju Kembali

Donald Trump berharap untuk berpasangan dengan Gubernur Texas, Greg Abbott. "Tentu saja, saya akan sangat mempertimbangkan dia (Abbott). Dia sudah ada dalam daftar calon yang saya pertimbangkan," kata Trump.

Selain itu, Trump juga memperkenalkan nama Senator dari South Carolina dan mantan kandidat presiden dari Partai Republik, Tim Scott. Dia telah menyusun daftar tujuh calon wakil presiden, termasuk Gubernur South Dakota, Kristi Noem, Gubernur Florida, Ron DeSantis, dan anggota DPR Florida, Byorn Donalds.

Trump saat ini merupakan kandidat presiden yang paling unggul dari Partai Republik. Dia berhasil memenangkan pemilihan pendahuluan Partai Republik di beberapa negara bagian. Pada bulan Januari 2024, Trump berhasil memenangkan pemilihan di Iowa dan New Hampshire. Dia juga berhasil mengungguli calon presiden Partai Republik lainnya, Nikki Haley, di South Carolina. Dia meraih kemenangan dalam pemilihan pendahuluan Partai Republik di South Carolina dengan dukungan dari basis pemilihnya yang lama.

Advertising
Advertising

Namun, sayang saat ini Trump sedang menghadapi empat persidangan pidana yang menghalangi usahanya untuk terpilih kembali. Dilaporkan oleh Al Jazeera, pada 5 Februari 2024, Trump dihadapkan pada tuduhan yang meliputi penanganan berkas rahasia pemerintah yang salah, pemalsuan dokumen bisnis untuk menyembunyikan pembayaran uang diam-diam, dan konspirasi untuk membatalkan hasil pemilihan 2020 di negara bagian Georgia. Dia juga menghadapi dakwaan federal terpisah yang menuduhnya campur tangan dalam pemilihan 2020, saat dia kalah dari Joe Biden.

Balas Dendam Trump

Trump, yang kembali berambisi untuk mendapatkan kekuasaan di Gedung Putih, sering kali membuat janji untuk membalas dendam terhadap lawan politiknya. Menurut Antara, dia melakukan hal ini sebagai bagian dari strategi politiknya jika dia berhasil kembali berkuasa. Sasaran balas dendamnya termasuk Joe Biden, jaksa-jaksa yang telah menuduhnya dengan banyak kejahatan, Departemen Kehakiman, dan birokrasi federal.

Pada Desember 2023, Donald Trump memposting hasil jajak pendapat di media sosial Truth Social dengan menyoroti kata yang paling terkait dengan pemilihnya, yaitu "balas dendam".

Hasil Survei: Trump Ungguli Biden

Universitas Hukum Marquette mengungkapkan hasil akhir survei mereka yang menunjukkan calon presiden dari Partai Republik, yang juga mantan Presiden Amerika Serikat, Donald Trump akan memenangkan pemilu 2024.

Survei yang dilakukan pada 5-15 Februari itu menjelaskan kedudukan para kandidat untuk pemilihan presiden mendatang yang dijadwalkan pada 5 November.

Menurut survei tersebut, 51 persen pemilih terdaftar menunjukkan niat mereka untuk memilih Trump, sementara 49 persen sisanya mendukung Joe Biden.

Saat menghitung pemilih potensial, dukungan terhadap Trump meningkat satu poin menjadi 52 persen, sedangkan dukungan terhadap Biden menurun menjadi 48 persen.

Sementara para peserta survei menekankan bahwa jika calon presidennya adalah mantan Duta Besar PBB yang juga mantan Gubernus Carolina Selatan Nikki Halley, 58 persen responden menyatakan akan mendukung Partai Republik, dan pendukung Biden menurun jadi hanya 42 persen.

Ketika ditanya tentang preferensi mereka terhadap calon presiden dari Partai Republik, 73 persen responden yang masih ragu-ragu memilih Trump, sementara 15 persen memilih Haley.

Meskipun pendukung Biden memiliki keunggulan 66 persen dalam pertanyaan survei mengenai pemilihan pendahuluan Partai Demokrat, sebanyak 27 persen pemilih masih bimbang.

Selain itu, para pemilih mengatakan mereka lebih mempercayai Trump mengenai masalah terkait imigrasi, keamanan perbatasan, dan ekonomi, sementara mereka lebih percaya kepada Biden mengenai hal-hal yang berkaitan dengan kebijakan aborsi, layanan kesehatan dan layanan keamanan sosial.

ANTARANEWS | THE GUARDIAN | FOX NEWS
Pilihan editor: Biden atau Trump, Siapa yang Dipilih Pemilih AS Pro-Palestina

Berita terkait

Terancam Masuk Penjara, Apa Dampaknya bagi Pencalonan Donald Trump?

17 jam lalu

Terancam Masuk Penjara, Apa Dampaknya bagi Pencalonan Donald Trump?

Jika Trump jadi dipenjara, Amerika bisa jadi akan menghadapi momen yang belum pernah terjadi: Seorang mantan presiden AS berada di balik jeruji besi.

Baca Selengkapnya

Bintang Film Dewasa Stormy Daniels Dijadwalkan Bersaksi dalam Sidang Donald Trump

18 jam lalu

Bintang Film Dewasa Stormy Daniels Dijadwalkan Bersaksi dalam Sidang Donald Trump

Stormy Daniels, bintang film dewasa yang menjadi pusat persidangan uang tutup mulut mantan presiden Donald Trump, akan bersaksi

Baca Selengkapnya

Tinjauan Psikologi Ihwal Xenophobia

18 jam lalu

Tinjauan Psikologi Ihwal Xenophobia

Xenophobia sebagai fenomena psikologis melibatkan ketakutan, ketaksukaan, atau kebencian ke individu atau kelompok yang dianggap asing atau beda.

Baca Selengkapnya

Sekelompok Hakim AS Konservatif Tolak Pekerjakan Lulusan Universitas Columbia Pro-Palestina

21 jam lalu

Sekelompok Hakim AS Konservatif Tolak Pekerjakan Lulusan Universitas Columbia Pro-Palestina

Tiga belas orang hakim federal konservatif di AS memboikot lulusan Universitas Columbia karena protes pro-Palestina.

Baca Selengkapnya

4 Heboh Pernyataan Xenophobia Joe Biden ke Cina, Jepang, dan India

1 hari lalu

4 Heboh Pernyataan Xenophobia Joe Biden ke Cina, Jepang, dan India

Joe Biden menyebut xenophobia menjadi faktor penghambat pertumbuhan ekonomi di tiga negara ekonomi terbesar di Asia tersebut.

Baca Selengkapnya

India Sangkal Pernyataan Xenophobia Joe Biden, Ini Sebabnya

1 hari lalu

India Sangkal Pernyataan Xenophobia Joe Biden, Ini Sebabnya

Joe Biden mengatakan xenophobia di Cina, Jepang dan India menghambat pertumbuhan di masing-masing negara, sementara migrasi berefek baik bagi ekonomi.

Baca Selengkapnya

Ini Agenda Masa Jabatan Kedua Trump, termasuk Deportasi Massal

4 hari lalu

Ini Agenda Masa Jabatan Kedua Trump, termasuk Deportasi Massal

Donald Trump meluncurkan agenda untuk masa jabatan keduanya jika terpilih, di antaranya mendeportasi jutaan migran dan perang dagang dengan Cina.

Baca Selengkapnya

Biden Soal Bentrok Mahasiswa Pro-Palestina: Boleh Protes, Asal Jangan Bikin Kekacauan

5 hari lalu

Biden Soal Bentrok Mahasiswa Pro-Palestina: Boleh Protes, Asal Jangan Bikin Kekacauan

Presiden AS Joe Biden mengkritik gelombang unjuk rasa pro-Palestina yang berlangsung di berbagai kampus di seluruh negeri.

Baca Selengkapnya

Donald Trump Memuji Penggerebekan Unjuk Rasa Pro-Palestina oleh Polisi New York

5 hari lalu

Donald Trump Memuji Penggerebekan Unjuk Rasa Pro-Palestina oleh Polisi New York

Donald Trump memuji polisi New York yang menggerebek unjuk rasa pro-Palestina di Universitas Columbia.

Baca Selengkapnya

Partai Demokrat AS Kirim Surat ke Joe Biden, Minta Cegah Serangan Israel di Rafah

6 hari lalu

Partai Demokrat AS Kirim Surat ke Joe Biden, Minta Cegah Serangan Israel di Rafah

Puluhan anggota Partai Demokrat AS menyurati pemerintahan Presiden Joe Biden untuk mendesak mereka mencegah rencana serangan Israel di Rafah.

Baca Selengkapnya