Dua Negara Donor akan Lanjutkan Pendanaan, Ketua UNRWA 'Sangat Optimistis'

Reporter

Tempo.co

Editor

Ida Rosdalina

Minggu, 10 Maret 2024 08:00 WIB

Ketua UNRWA Philippe Lazzarini. REUTERS

TEMPO.CO, Jakarta - Kepala badan pengungsi Palestina di PBB mengatakan dia optimistis beberapa donor akan mulai mendanai lagi dalam beberapa minggu, dan memperingatkan bahwa badan tersebut "berisiko kematian" setelah Israel menuduh beberapa stafnya ikut ambil bagian dalam serangan Hamas 7 Oktober.

Swedia mengatakan pada Sabtu bahwa pihaknya akan melanjutkan pembayaran yang ditangguhkan kepada badan pengungsi PBB untuk Palestina (UNRWA), dengan hibah sebesar 200 juta crown ($20 juta). Hal ini dilakukan setelah UNRWA setuju untuk memperkuat kontrol internal dan melakukan pemeriksaan ekstra terhadap karyawannya, serta langkah-langkah lainnya.

Sebelumnya, Kanada akan melanjutkan pendanaan untuk badan pengungsi Palestina PBB, kata Menteri Bantuan Internasional Ahmed Hussen pada Jumat, dan menjadi salah satu donor internasional pertama yang mengumumkan langkah tersebut.

“Kanada akan mencabut penghentian sementara pendanaan untuk (UNRWA),” kata Hussen dalam sebuah pernyataan, namun tidak mengatakan secara pasti kapan hal ini akan dilakukan. “UNRWA memainkan peran penting di Gaza.”

Tinjauan independen terhadap Badan Bantuan dan Pekerjaan PBB untuk Pengungsi Palestina di Timur Dekat (UNRWA) telah diluncurkan di bawah kepemimpinan mantan menteri luar negeri Prancis Catherine Colonna, dan laporan akhir diharapkan akan diterbitkan bulan depan.

Advertising
Advertising

“Saya sangat optimistis bahwa dalam beberapa minggu ke depan, dan juga setelah publikasi laporan Catherine Colonna, sejumlah donor akan kembali,” kata ketua UNRWA Philippe Lazzarini dalam wawancara dengan stasiun televisi Swiss RTS yang disiarkan pada Sabtu, 9 Maret 2024.

Lazzarini mengatakan kepada RTS bahwa UNRWA berada dalam “risiko kematian, dan risiko dibongkar”.

Colonna, yang pekerjaan peninjauannya dimulai pada pertengahan Februari, mengatakan pada hari Sabtu bahwa dia akan mengunjungi Tel Aviv, Yerusalem, Ramallah dan Amman minggu depan.

UNRWA, yang memberikan bantuan dan layanan penting kepada pengungsi Palestina di Gaza, Tepi Barat yang diduduki Israel dan seluruh wilayah tersebut, berada dalam krisis sejak Israel menuduh 12 dari 13.000 stafnya di Gaza terlibat dalam serangan terhadap Israel pada 7 Oktober yang memicu perang di daerah kantong Palestina.

<!--more-->

Tuduhan yang Belum Terbukti

Tuduhan tersebut meskipun belum terbukti telah mendorong beberapa negara, termasuk Amerika Serikat, untuk menghentikan pendanaan.

Ketika tuduhan tersebut muncul, UNRWA memecat beberapa anggota stafnya, dengan mengatakan bahwa tindakan tersebut dilakukan untuk melindungi kemampuan badan tersebut dalam memberikan bantuan kemanusiaan, dan penyelidikan internal independen PBB pun diluncurkan.

UNRWA mengatakan beberapa pegawai yang dibebaskan ke Gaza dari tahanan Israel dilaporkan telah ditekan oleh otoritas Israel untuk memberikan pernyataan palsu bahwa staf tersebut ikut serta dalam serangan 7 Oktober tersebut, menurut laporan badan tersebut tertanggal Februari.

“Apa yang dipertaruhkan adalah nasib warga Palestina saat ini di Gaza dalam jangka pendek yang sedang mengalami krisis kemanusiaan yang belum pernah terjadi sebelumnya,” kata Lazzarini kepada RTS.

UNRWA mengelola sekolah, klinik kesehatan dan layanan sosial lainnya di Gaza, dan mendistribusikan bantuan kemanusiaan. PBB mengatakan sekitar 3.000 anggota stafnya masih bekerja untuk menyalurkan bantuan di daerah kantong tersebut, di mana menurut mereka 576.000 orang – seperempat dari populasi – berada selangkah lagi dari kelaparan.

“Lembaga yang saya kelola saat ini adalah satu-satunya lembaga yang memberikan pelayanan publik kepada pengungsi Palestina,” kata Lazzarini.

“Kami adalah kementerian pendidikan dan kesehatan dasar. Jika kita menyingkirkan badan seperti itu, siapa yang akan mengembalikan jutaan anak perempuan dan laki-laki yang mengalami trauma di Jalur Gaza saat ini kembali ke lingkungan belajar?”

REUTERS

Pilihan Editor: Sebut Netanyahu 'Nazi' Masa Kini, Erdogan: Turki Tegas Dukung Hamas

Berita terkait

Mengapa Netanyahu Menolak Gencatan Senjata dengan Hamas?

15 jam lalu

Mengapa Netanyahu Menolak Gencatan Senjata dengan Hamas?

Israel menolak gencatan senjata dan melancarkan operasi di Rafah, sehingga menimbulkan kekhawatiran bahwa perang di Gaza akan berlarut-larut.

Baca Selengkapnya

AS Hentikan Pengiriman 3.500 Bom ke Israel, Khawatir Serangan ke Rafah

18 jam lalu

AS Hentikan Pengiriman 3.500 Bom ke Israel, Khawatir Serangan ke Rafah

Amerika Serikat menghentikan pengiriman senjata yaitu 3.500 bom ke Israel pekan lalu, khawatir digunakan di Rafah.

Baca Selengkapnya

Tank-tank Israel Menyerbu Rafah, Hancurkan Tanda I Love Gaza

22 jam lalu

Tank-tank Israel Menyerbu Rafah, Hancurkan Tanda I Love Gaza

Israel mulai melancarkan serangan ke Rafah. Tank-tank merangsek menghancurkan bangunan di Rafah.

Baca Selengkapnya

Israel Tutup Perbatasan Rafah, PBB: Bencana Kemanusiaan Jika Bantuan Tak Bisa Masuk Gaza

1 hari lalu

Israel Tutup Perbatasan Rafah, PBB: Bencana Kemanusiaan Jika Bantuan Tak Bisa Masuk Gaza

Pejabat PBB mengatakan penutupan perbatasan Rafah dan Karem Abu Salem (Kerem Shalom) merupakan "bencana besar" bagi warga Palestina di Gaza

Baca Selengkapnya

Bertemu di Malaysia, Jusuf Kalla Minta Hamas Bersatu dengan Fatah

1 hari lalu

Bertemu di Malaysia, Jusuf Kalla Minta Hamas Bersatu dengan Fatah

Ketua PMI Jusuf Kalla meminta Hamas untuk bersatu dengan Fatah ketika bertemu perwakilan kelompok tersebut di Kuala Lumpur.

Baca Selengkapnya

12 Senator AS Ancam Sanksi Pejabat ICC dan Anggota Keluarga Jika Perintahkan Tangkap Netanyahu

1 hari lalu

12 Senator AS Ancam Sanksi Pejabat ICC dan Anggota Keluarga Jika Perintahkan Tangkap Netanyahu

12 senator AS mengancam akan menjatuhkan sanksi terhadap ICC jika menerbitkan perintah penangkapan terhadap perdana menteri Israel Benjamin Netanyahu.

Baca Selengkapnya

Malaysia Tolak Larang Perusahaan Pemasok Senjata ke Israel dalam Pameran di Kuala Lumpur

1 hari lalu

Malaysia Tolak Larang Perusahaan Pemasok Senjata ke Israel dalam Pameran di Kuala Lumpur

Suara pro-Palestina, termasuk mantan Perdana Menteri Malaysia Mahathir Mohamad, mengatakan perusahaan Lockheed Martin dan MBDA harus dilarang

Baca Selengkapnya

Profil Gustavo Petro, Presiden Kolombia Tegas Putuskan Hubungan Diplomatik dengan Israel

1 hari lalu

Profil Gustavo Petro, Presiden Kolombia Tegas Putuskan Hubungan Diplomatik dengan Israel

Gustavo Petro, Presiden Kolombia ini menyatakan sikap negaranya memutuskan hubungan diplomatik dengan Israel karena genosida di Gaza Palestina.

Baca Selengkapnya

Invasi Israel di Rafah, UN Women: 700.000 Perempuan dan Anak Perempuan Palestina dalam Bahaya

1 hari lalu

Invasi Israel di Rafah, UN Women: 700.000 Perempuan dan Anak Perempuan Palestina dalam Bahaya

UN Women memperingatkan bahwa serangan darat Israel di Rafah, Gaza, akan memperburuk penderitaan 700.000 perempuan dan anak perempuan Palestina

Baca Selengkapnya

Militer Israel Ambil Kendali Penyeberangan Rafah dari Gaza ke Mesir

1 hari lalu

Militer Israel Ambil Kendali Penyeberangan Rafah dari Gaza ke Mesir

Militer Israel mengambil kendali atas perbatasan Rafah antara Gaza dan Mesir

Baca Selengkapnya