Afrika Selatan Desak ICJ Perintahkan Gencatan Senjata, Gaza Dilanda Kelaparan
Reporter
Nabiila Azzahra
Editor
Dewi Rina Cahyani
Kamis, 7 Maret 2024 13:48 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Afrika Selatan kembali mendesak Mahkamah Internasional atau ICJ untuk memerintahkan tindakan darurat tambahan terhadap Israel atas perang di Gaza. Dalam permohonannya, Afrika Selatan memperingatkan bahwa warga Palestina di Gaza menghadapi kelaparan. Afrika Selatan meminta pengadilan memerintahkan semua pihak menghentikan permusuhan dan membebaskan semua sandera dan tahanan.
Dalam sebuah pernyataan yang dikeluarkan pada hari Rabu, kepresidenan Afrika Selatan memperingatkan bahwa masyarakat Gaza tidak bisa menunggu. “Ancaman kelaparan besar-besaran kini telah terwujud. Pengadilan perlu bertindak sekarang untuk menghentikan tragedi yang akan terjadi dengan segera dan efektif memastikan bahwa hak-hak yang ditemukan terancam berdasarkan Konvensi Genosida dilindungi,” ujar Afrika Selatan.
Negara ini juga meminta pengadilan untuk memerintahkan agar Israel mengambil langkah-langkah segera dan efektif untuk memungkinkan penyediaan layanan dasar dan bantuan kemanusiaan yang sangat dibutuhkan untuk mengatasi kelaparan dan kelaparan di Gaza. ICJ juga dikenal sebagai Pengadilan Dunia, harus mengambil tindakan ini tanpa menjadwalkan sidang baru karena situasi yang sangat mendesak.
PBB telah memperingatkan bahwa kelaparan yang meluas di Jalur Gaza hampir tidak dapat dihindari jika tidak ada tindakan yang diambil. Menurut Program Pangan Dunia (WFP), jumlah konvoi bantuan kemanusiaan yang memasuki Gaza setiap hari harus setidaknya dua kali lipat untuk memenuhi beberapa kebutuhan paling dasar penduduknya.
“Menurut saya perlu menggandakan level yang dimiliki sekarang. Kami sekarang memiliki sekitar 150 truk. Kami membutuhkan minimal 300 truk setiap hari,” kata Carl Skau, wakil direktur eksekutif dan chief operating officer di Program Pangan Dunia, kepada kantor berita Reuters.
<!--more-->
Pada bulan Januari, ICJ memerintahkan Israel untuk menahan diri dari tindakan apa pun yang termasuk dalam Konvensi Genosida. Israel juga diminta untuk memastikan pasukannya tidak melakukan tindakan genosida terhadap warga Palestina, setelah Afrika Selatan menuduh Israel melakukan genosida yang dipimpin negara di Gaza. Israel menggambarkan tuduhan itu tidak berdasar.
Jumlah korban tewas akibat kelaparan di Jalur Gaza telah meningkat hingga mencapai 20 orang di tengah blokade ketat yang diterapkan Israel, kata Kementerian Kesehatan Gaza pada Rabu, 6 Maret 2024. “Kelaparan di Gaza utara telah mencapai tingkat yang fatal, terutama bagi anak-anak, wanita hamil dan pasien penyakit kronis,” kata juru bicara kementerian Ashraf al-Qudra dalam sebuah pernyataan, dikutip oleh kantor berita Anadolu.
Al-Qudra mengatakan seorang bocah laki-laki berusia 15 tahun dan pria berusia 72 tahun telah meninggal akibat malnutrisi dan dehidrasi di Kompleks Medis Al-Shifa dan Rumah Sakit Kamal Adwan di Gaza utara pada Rabu.
“Ribuan orang berisiko mati kelaparan,” katanya. Dia menyerukan akses segera terhadap bantuan kemanusiaan dan pendampingan medis di wilayah kantong yang terkepung itu.
Israel telah membombardir Gaza sejak 7 Oktober 2023, setelah kelompok Hamas melakukan serangan lintas batas di Israel selatan yang menewaskan 1.139 orang dan menyandera sekitar 250 lainnya.
Pasukan Israel telah menewaskan lebih dari 30 ribu orang dan membuat 72.156 lainnya luka-luka di Gaza sejak 7 Oktober. Israel juga memberlakukan blokade ketat yang melumpuhkan Gaza, menyebabkan penduduknya berada di ambang kelaparan – khususnya penduduk Gaza utara yang sulit mendapatkan akses bantuan.
AL JAZEERA | ANADOLU
Pilihan editor: Belum Ucapkan Selamat, Gedung Putih Tiba-tiba Kirim Pesan ke Prabowo