Menlu Retno Minta G20 Tingkatkan Dukungan untuk Palestina dan UNRWA
Reporter
Nabiila Azzahra
Editor
Dewi Rina Cahyani
Jumat, 23 Februari 2024 04:00 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Luar Negeri Retno Marsudi atau Menlu Retno meminta negara-negara G20 untuk meningkatkan dukungan bagi Palestina saat menghadiri Pertemuan Tingkat Menteri Luar Negeri G20 di Rio de Janeiro, Brasil pada Rabu, 21 Februari 2024.
Retno menghadiri sesi pertama dari dua sesi pertemuan, dengan sesi kedua diwakili oleh Duta Besar Triansyah Djani selaku Sherpa Indonesia. Dalam kunjungannya yang berlangsung kurang dari 30 jam, Retno mengangkat isu serangan Israel di Gaza.
“Isu ini penting untuk diangkat di G20, mengingat semua negara anggota tetap Dewan Keamanan juga merupakan anggota G20,” ujarnya, menurut keterangan tertulis yang diterima media pada Kamis, 22 Februari 2024.
Sembilan belas negara yang menjadi anggota G20 adalah Argentina, Australia, Brasil, Kanada, Cina, Prancis, Jerman, India, Indonesia, Italia, Jepang, Korea Selatan, Meksiko, Rusia, Arab Saudi, Afrika Selatan, Turki, Inggris and Amerika Serikat. Dua organisasi regional, Uni Eropa dan Uni Afrika, juga merupakan anggota.
Anggota G20 mewakili sekitar 85 persen produk domestic bruto (PDB) global, lebih dari 75 persen perdagangan global, dan sekitar dua pertiga populasi dunia.
Di hadapan para perwakilan negara dan organisasi tersebut, Retno mengatakan kekejaman Israel di Gaza yang telah berlangsung lebih dari empat bulan sejak 7 Oktober 2023 “telah melampaui segala logika pembenaran.”
Serangan Israel di Gaza telah menewaskan lebih dari 29 ribu orang dan membuat 69 ribu lebih orang lainnya luka-luka sejak 7 Oktober. Israel membombardir wilayah kantong tersebut setelah serangan lintas batas Hamas pada 7 Oktober yang menewaskan 1.139 orang dan menyandera 250 orang lainnya.
“Warga Gaza menghadapi ancaman genosida dan hidup dalam neraka kekejaman Israel. Saya tegaskan kepada negara-negara G20, bahwa ini bukan hanya bencana kemanusiaan, tapi mimpi buruk geopolitik,” ujar Menlu, dengan menambahkan bahwa imbas dari serangan ini telah meluas dan mengancam stabilitas global.
Retno pun menyampaikan tiga peran kolektif negara-negara yang perlu dilakukan untuk menghentikan pembantaian di Gaza.
<!--more-->
Pertama, ia kembali mendorong gencatan senjata permanen dan segera di Gaza untuk menghentikan pertumpahan darah dan krisis kemanusiaan.
Kedua, ia menyerukan negara-negara untuk menghindari standar ganda. Artinya, perlakuan masyarakat internasional terhadap situasi di Palestina tidak boleh berbeda dengan perlakuan terhadap situasi krisis di negara lain.
“Saya meminta negara-negara G20 tidak tinggal diam menyaksikan Israel menghancurkan rumah sakit, sekolah dan kamp pengungsi,” ucap Retno.
Dia juga mendesak G20 untuk meningkatkan dukungan bagi Palestina, termasuk untuk badan bantuan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) untuk pengungsi Palestina atau UNRWA.
Badan yang menyediakan layanan penting seperti kesehatan dan pendidikan bagi pengungsi tersebut tengah terseok-seok setelah negara-negara donor menghentikan pendanaan kepadanya. Penyetopan dana dilakukan setelah Israel menuduh 12 orang dari 13 ribu staf UNRWA di Gaza terlibat dalam serangan Hamas pada 7 Oktober.
“Saya juga desak negara-negara G20 untuk meningkatkan dukungan bagi Palestina, termasuk untuk UNRWA dan justru bukan menghentikannya. Karena di saat inilah, Palestina memerlukan solidaritas dan bantuan kita,” kata Retno.
Terakhir, dia menyerukan agar G20 mengatasi bersama ancaman teknologi seperti senjata siber, drone dan kecerdasan buatan (AI) terhadap keamanan global. “Indonesia mendorong agar G20 dapat mengatas masalah-masalah ini secara bersama,” ujarnya.
NABIILA AZZAHRA
Pilihan editor: Sakit Kanker, Raja Charles Menangis Terima Banyak Dukungan