Istri Mendiang Alexei Navalny Hadir di Pertemuan Menteri Luar Negeri Uni Eropa

Senin, 19 Februari 2024 20:00 WIB

Yulia Navalnaya, istri mendiang pemimpin oposisi Rusia Alexei Navalny, menghadiri Konferensi Keamanan Munich (MSC), pada hari diumumkan bahwa Alexei Navalny meninggal oleh layanan penjara di wilayah Yamalo-Nenets tempat dia menjalani hukumannya, di Munich, Jerman 16 Februari 2024. REUTERS/Kai Pfaffenbach

TEMPO.CO, Jakarta - Yulia Navalnaya, istri mendiang Alexei Navalny, pemimpin oposisi pemerintahan Presiden Rusia Vladimir Putin, bergabung dengan para menteri luar negeri Uni Eropa (UE) dalam pertemuan di Brussel, Belgia pada Senin, 19 Februari 2024. Pertemuan tersebut berlangsung beberapa hari sebelum peringatan dua tahun perang Rusia di Ukraina.



Kepala kebijakan luar negeri UE Josep Borrell, yang menjadi ketua diskusi 27 menteri luar negeri anggota Uni Eropa tersebut pada Senin, 19 Februari 2024, mengumumkan kunjungan Navalnaya tersebut. Borrell mengatakan pertemuan tersebut akan menyoroti “dukungan kepada pejuang kemerdekaan di Rusia dan menghormati kenangan Alexei Navalny”.



Navalnaya pada pertemuan dengan para pemimpin, diplomat, dan pejabat Barat lainnya di Munich, Jerman pada Jumat, 15 Februari 2024, mengatakan Putin dan sekutunya akan memikul tanggung jawab atas apa yang mereka lakukan terhadap Rusia, terhadap keluarganya, terhadap suaminya.

Navalny, mantan pengacara berusia 47 tahun, menjadi terkenal setelah berkampanye melawan korupsi di Rusia yang terjadi di bawah kepemimpinan Putin. Ia dikenal karena retorikanya yang berapi-api dalam protes publik dan di ruang pengadilan, kehadirannya yang vokal di media sosial, dan investigasi video timnya yang membongkar korupsi negara.

Advertising
Advertising



Menurut laporan pihak penjara, Navalny meninggal pada Jumat, 15 Februari 2024, setelah pingsan di koloni tahanan yang berada di utara Lingkaran Arktik Rusia tempat dia menjalani hukuman penjara tiga dekade. Navalny pernah mengatakan dia diracuni dengan agen saraf di Siberia pada Agustus 2020. Kremlin membantah mencoba membunuhnya dan mengatakan tidak ada bukti dia diracuni dengan agen saraf.


Selain mengenang Navalny, para menteri luar negeri anggota Uni Eropa bertemu pada Senin, 19 Februari 2024, untuk membahas dukungan militer untuk Ukraina dan paket sanksi ketiga belas oleh Uni Eropa terhadap Rusia sejak negara tersebut melancarkan invasi besar-besaran terhadap Ukraina pada 24 Februari 2022.



Pertemuan dilakukan saat Amerika Serikat tengah berjuang untuk menyepakati lebih banyak bantuan ke Ukraina, dan banyak orang di Eropa semakin khawatir mengenai prospek kembalinya kekuasaan mantan Presiden Donald Trump yang meremehkan NATO.


Jerman telah memblokir penambahan dana militer untuk Ukraina dengan alasan Berlin berkontribusi terlalu banyak dibandingkan dengan anggota Uni Eropa lainnya. Sementara, Hongaria sejauh ini menolak mendukung usulan sanksi baru terhadap Moskow. Sanksi itu akan memasukkan hampir 200 perusahaan dan individu – termasuk beberapa di luar Rusia – ke dalam daftar hitam nama-nama yang dianggap terlibat dalam perang, atau melanggar pembatasan perdagangan yang sudah ada.



Hongaria telah menghentikan banyak sanksi sebelumnya, sekaligus kesepakatan-kesepakatan Uni Eropa untuk mengirimkan bantuan dana kepada Kiev. Langkah-langkah seperti itu memerlukan dukungan bulat dari seluruh negara anggota. Perdana Menteri Hongaria Viktor Orban sebelumnya mengatakan dia “bangga” atas kontaknya dengan Rusia.


Uni Eropa telah berkoordinasi dengan Washington dan London ihwal sanksi baru. Seorang diplomat senior UE mengatakan mereka yakin “akan dapat menyelesaikannya tepat waktu” dan menyetujui tindakan hukuman baru yang akan diterapkan pada 24 Februari.


Para menteri juga akan membahas perang Israel di Gaza dan wilayah Sahel di Afrika, tempat junta militer mengambil alih Mali, Burkina Faso dan Niger dalam beberapa tahun terakhir. Selain itu, Mauritania telah menjadi titik keberangkatan penting bagi para migran Afrika ke Eropa.



REUTERS

Pilihan editor: Istri Navalny Masih Meragukan Kematian Suaminya

Ikuti berita terkini dari Tempo.co di Google News, klik di sini

Berita terkait

Ingin Israel Dihukum, 5 Negara Ini Kritik Ancaman AS Kepada Mahkamah Pidana Internasional

4 jam lalu

Ingin Israel Dihukum, 5 Negara Ini Kritik Ancaman AS Kepada Mahkamah Pidana Internasional

Sejumlah pihak bereaksi setelah Amerika mengancam hakim ICC jika mengeluarkan surat penangkapan kepada PM Israel, Benjamin Netanyahu.

Baca Selengkapnya

Sri Lanka Akui 16 Warganya Tewas Saat Berperang dalam Konflik Rusia-Ukraina

4 jam lalu

Sri Lanka Akui 16 Warganya Tewas Saat Berperang dalam Konflik Rusia-Ukraina

Setidaknya 16 tentara bayaran Sri Lanka tewas dalam perang antara Rusia dan Ukraina, kata wakil menteri pertahanan pulau itu pada Rabu.

Baca Selengkapnya

Putin Tiba di Cina atas Undangan Xi Jinping, Pertama Sejak Terpilih Kembali

8 jam lalu

Putin Tiba di Cina atas Undangan Xi Jinping, Pertama Sejak Terpilih Kembali

Presiden Rusia Vladimir Putin tiba di ibu kota Cina, Beijing, untuk memulai kunjungan resmi selama dua hari atas undangan Xi Jinping

Baca Selengkapnya

Vladimir Putin Akui Dapat Dukungan Beijing untuk Akhiri Perang Ukraina dengan Damai

1 hari lalu

Vladimir Putin Akui Dapat Dukungan Beijing untuk Akhiri Perang Ukraina dengan Damai

Vladimir Putin mendapat dukungan dari Beijing agar bisa menyelesaikan krisis Ukraina dengan damai.

Baca Selengkapnya

Belum Terbitkan Surat Penangkapan untuk Netanyahu, Jaksa ICC Dikecam Tiga Negara Ini

1 hari lalu

Belum Terbitkan Surat Penangkapan untuk Netanyahu, Jaksa ICC Dikecam Tiga Negara Ini

Jaksa ICC disebut takut terhadap ancaman dari Kongres AS dan dipertanyakan independensinya.

Baca Selengkapnya

Wakil Menteri Luar Negeri Soroti 5 Hal Ini dalam Pertemuan UNCTAD

1 hari lalu

Wakil Menteri Luar Negeri Soroti 5 Hal Ini dalam Pertemuan UNCTAD

Wakil Menteri Luar Negeri mengingatkan negara berkembang mengimbau negara berkembang tingkatkan kerja sama karena ada persaingan geopolitik

Baca Selengkapnya

Uni Eropa, UNODC dan ILO Luncurkan PROTECT untuk Lindungi Hak Perempuan Pekerja Migran

1 hari lalu

Uni Eropa, UNODC dan ILO Luncurkan PROTECT untuk Lindungi Hak Perempuan Pekerja Migran

PROTECT ditujukan untuk memperkuat hak-hak perempuan pekerja migran, anak-anak dan kelompok berisiko di Indonesia

Baca Selengkapnya

Kerja dan Tinggal di Jerman Semakin Mudah dengan Peraturan Baru, Simak Ketentuannya

1 hari lalu

Kerja dan Tinggal di Jerman Semakin Mudah dengan Peraturan Baru, Simak Ketentuannya

Berikut peraturan baru untuk mempermudah proses mencari kerja di Jerman bagi warga negara di luar Uni Eropa.

Baca Selengkapnya

Menteri Luar Negeri Spanyol Minta Israel Jangan Serang Rafah

2 hari lalu

Menteri Luar Negeri Spanyol Minta Israel Jangan Serang Rafah

Menteri Luar Negeri Spanyol mendesak Israel agar menghentikan operasi militernya di Rafah karena di sana ada ribuan warga sipil

Baca Selengkapnya

Calon Menhan Rusia: Tentara Butuh Tunjangan dan Akses Kesejahteraan Lebih Baik

2 hari lalu

Calon Menhan Rusia: Tentara Butuh Tunjangan dan Akses Kesejahteraan Lebih Baik

Calon menhan Rusia yang ditunjuk oleh Presiden Vladimir Putin menekankan perlunya kesejahteraan yang lebih baik bagi personel militer.

Baca Selengkapnya