Kisah Miris Pengungsi Gaza; Tidur di Kandang Ayam dengan Hawa Dingin dan Serangga

Jumat, 9 Februari 2024 07:22 WIB

Banyak pengungsi di Gaza mengatakan tenda tidak dapat melindungi mereka dari cuaca dingin maupun serangan udara Israel.

TEMPO.CO, Jakarta - Lima keluarga pengungsi Gaza terpaksa berdiam sementara di sebuah peternakan ayam, ketika hampir dua juta warga mengungsi dari rumah akibat pengeboman Israel dan mencari perlindungan di kota perbatasan Rafah. Para pengungsi itu harus menempati kandang ayam yang terbuat dari beton. Di dalamnya, kandang baterai atau kandang ayam petelur diubah menjadi tempat tidur bertingkat.

Israel telah membombardir Gaza sejak Oktober 2023. Gempuran itu menewaskan setidaknya 27.840 orang dan membuat 67.317 lainnya luka-luka. Operasi militer yang dilancarkan Israel setelah serangan lintas batas Hamas pada 7 Oktober lalu menewaskan sekitar 1.139 orang, belum termasuk sekitar 250 lain yang disandera.

Lebih dari 85 persen penduduk Gaza—sekitar 2,3 juta orang—terpaksa meninggalkan rumah. Ada sekitar satu juta orang yang berbondong-bondong ke Rafah, kota yang letaknya jauh di perbatasan Mesir. Kebanyakan dari mereka harus menghuni tenda-tenda yang sesak di lahan kosong maupun petak-petak di pantai.

Satu dari lima klan besar yang mengungsi ke sana adalah keluarga Hanoon. “Kami tinggal di tempat yang diperuntukkan bagi hewan,” kata Ummu Mahdi Hanoon sambil berdiri di antara kendang, dikutip dari Reuters. “Bayangkan seorang anak tidur di kandang ayam.”

Tinggal di peternakan ayam terasa seperti titik rendah di hidup mereka. Ummu mengeluhkan ‘rumah’ anyarnya yang sangat buruk. “Air merembes ke tubuh kami. Hawa dingin sangat parah bagi anak-anak, bagi orang tua, bagi mereka yang sakit,” kata dia. “Terkadang kami berharap pagi tidak datang.”

Advertising
Advertising

Putra Ummu, Mahdi, mengatakan mereka sebelumnya menghuni lingkungan Sheikh Radwan di Kota Gaza, sebuah daerah yang menjadi sasaran serangan militer Israel pada awal perang. Risiko kontak senjata dan penembakan memaksa mereka pindah ke Az-Zawayda di Kegubernuran Deir al-Balah.

“Kami mencari tempat lain, tetapi tidak dapat menemukannya karena jumlah kami banyak. Lalu seorang kenalan, teman sepupu saya, memberi tahu saya mengenai peternakan ayam dengan kadang di Rafah,” katanya.

Niat mengungsi di kandang ayam itu awanya hanya untuk beberapa hari. Namun, seiring berjalannya waktu, mereka harus menerima kenyataan dan tinggal di sana lebih lama. “Awalnya kami kesulitan. Ada serangga. Kami punya anak,” ucapnya.

Keluarga pengungsi itu menjadikan kerangka kandang logam sebagai tempat tidur. Ada kalanya mereka memasak roti dengan kompor logam di lantai, itu pun ketika menemukan tepung. “Sulit untuk tinggal di tempat seperti ini, tempat yang dirancang untuk ayam dan burung,” kata Mahdi.

REUTERS

Baca Juga: Sekjen PBB Diminta Usut Kegagalan Pelapor Khusus PBB untuk Genosida Dalam Konflk Gaza

Berita terkait

Biden Akui Bom dari AS Digunakan Israel untuk Serang Rafah, Ancam Setop Suplai Senjata

1 jam lalu

Biden Akui Bom dari AS Digunakan Israel untuk Serang Rafah, Ancam Setop Suplai Senjata

AS menghentikan pengiriman senjata ke Israel. Joe Biden mengakui bom AS digunakan untuk menyerang rakyat Rafah.

Baca Selengkapnya

Mengapa Netanyahu Menolak Gencatan Senjata dengan Hamas?

1 hari lalu

Mengapa Netanyahu Menolak Gencatan Senjata dengan Hamas?

Israel menolak gencatan senjata dan melancarkan operasi di Rafah, sehingga menimbulkan kekhawatiran bahwa perang di Gaza akan berlarut-larut.

Baca Selengkapnya

AS Hentikan Pengiriman 3.500 Bom ke Israel, Khawatir Serangan ke Rafah

1 hari lalu

AS Hentikan Pengiriman 3.500 Bom ke Israel, Khawatir Serangan ke Rafah

Amerika Serikat menghentikan pengiriman senjata yaitu 3.500 bom ke Israel pekan lalu, khawatir digunakan di Rafah.

Baca Selengkapnya

Tank-tank Israel Menyerbu Rafah, Hancurkan Tanda I Love Gaza

1 hari lalu

Tank-tank Israel Menyerbu Rafah, Hancurkan Tanda I Love Gaza

Israel mulai melancarkan serangan ke Rafah. Tank-tank merangsek menghancurkan bangunan di Rafah.

Baca Selengkapnya

AQUA Menentang Berbagai Agresi Militer Israel

1 hari lalu

AQUA Menentang Berbagai Agresi Militer Israel

Akademisi Universitas Islam Indonesia (UII) Yogyakarta, Edo Segara Gustanto, mengimbau masyarakat untuk selalu mendukung perusahaan-perusahaan yang turut membantu Palestina.

Baca Selengkapnya

Israel Tutup Perbatasan Rafah, PBB: Bencana Kemanusiaan Jika Bantuan Tak Bisa Masuk Gaza

2 hari lalu

Israel Tutup Perbatasan Rafah, PBB: Bencana Kemanusiaan Jika Bantuan Tak Bisa Masuk Gaza

Pejabat PBB mengatakan penutupan perbatasan Rafah dan Karem Abu Salem (Kerem Shalom) merupakan "bencana besar" bagi warga Palestina di Gaza

Baca Selengkapnya

Bertemu di Malaysia, Jusuf Kalla Minta Hamas Bersatu dengan Fatah

2 hari lalu

Bertemu di Malaysia, Jusuf Kalla Minta Hamas Bersatu dengan Fatah

Ketua PMI Jusuf Kalla meminta Hamas untuk bersatu dengan Fatah ketika bertemu perwakilan kelompok tersebut di Kuala Lumpur.

Baca Selengkapnya

12 Senator AS Ancam Sanksi Pejabat ICC dan Anggota Keluarga Jika Perintahkan Tangkap Netanyahu

2 hari lalu

12 Senator AS Ancam Sanksi Pejabat ICC dan Anggota Keluarga Jika Perintahkan Tangkap Netanyahu

12 senator AS mengancam akan menjatuhkan sanksi terhadap ICC jika menerbitkan perintah penangkapan terhadap perdana menteri Israel Benjamin Netanyahu.

Baca Selengkapnya

Malaysia Tolak Larang Perusahaan Pemasok Senjata ke Israel dalam Pameran di Kuala Lumpur

2 hari lalu

Malaysia Tolak Larang Perusahaan Pemasok Senjata ke Israel dalam Pameran di Kuala Lumpur

Suara pro-Palestina, termasuk mantan Perdana Menteri Malaysia Mahathir Mohamad, mengatakan perusahaan Lockheed Martin dan MBDA harus dilarang

Baca Selengkapnya

Profil Gustavo Petro, Presiden Kolombia Tegas Putuskan Hubungan Diplomatik dengan Israel

2 hari lalu

Profil Gustavo Petro, Presiden Kolombia Tegas Putuskan Hubungan Diplomatik dengan Israel

Gustavo Petro, Presiden Kolombia ini menyatakan sikap negaranya memutuskan hubungan diplomatik dengan Israel karena genosida di Gaza Palestina.

Baca Selengkapnya