Boris Nadezhdin Siap Tantang Vladimir Putin di Pilpres Rusia

Rabu, 31 Januari 2024 20:30 WIB

Boris Nadezhdin, perwakilan partai politik Inisiatif Sipil yang berencana mencalonkan diri sebagai presiden Rusia pada pemilu Maret 2024, menghadiri wawancara dengan Reuters di Moskow, Rusia 23 Januari 2024. REUTERS/Evgenia Novozhenina

TEMPO.CO, Jakarta - Bakal calon presiden Boris Nadezhdin menyerahkan 105 ribu tanda tangan yang mendukung pencalonannya di Pemilihan Presiden (Pilpres) Rusia 2024 kepada Komisi Pemilihan Umum Pusat (CEC) pada Rabu, 31 Januari 2024. Secara teknis, dia telah mengumpulkan jumlah tanda tangan yang cukup untuk menantang petahanan Presiden Rusia Vladimir Putin di pilpres pada 15 – 17 Maret 2024.



Nadezhdin, 60 tahun, kandidat anti-perang, diusung partai sayap kanan-tengah Civic Initiative. Sebagai kandidat yang dicalonkan oleh partai politik, Nadezhdin perlu mengumpulkan 100 ribu tanda tangan di setidaknya 40 wilayah agar bisa mencalonkan diri dalam pemilu.



Sementara Presiden Putin, yang memilih mencalonkan diri sebagai calon independen daripada sebagai kandidat dari partai berkuasa Rusia Bersatu, membutuhkan 300 ribu tanda tangan. Menurut para pendukungnya, dia telah mengumpulkan lebih dari 3,5 juta,



Otoritas pemilu Rusia sekarang akan memeriksa keaslian tanda tangan yang diserahkan oleh Nadezhdin dan calon kandidat lainnya, serta mengumumkan bulan depan siapa yang akan melawan Putin di pemilu Rusia.

Advertising
Advertising



Komisi Pemilu Pusat Rusia pada periode pemilu sebelumnya, mengungkap apa yang disebut sebagai ketidakberesan dalam tanda tangan yang dikumpulkan oleh beberapa kandidat. Akibatnya, para kandidat didiskualifikasi.



Dalam keterangan di akun resmi Telegramnya, Nadezhdin mengucapkan terima kasih kepada para pendukungnya, yang dalam beberapa pekan terakhir rela menunggu di antrean panjang memberi tanda tangan dukungan untuk pencalonannya.



“Ini kebanggaan saya,” katanya, merujuk pada tanda tangan yang berhasil ia dikumpulkan. “Pekerjaan ribuan orang yang tidak bisa tidur selama berhari-hari. Hasil dari antrean yang Anda alami, dalam cuaca dingin, ada di dalam kotak.”



Nadezhdin, sebagai bakal capres yang memegang pandangan anti-perang, kerap mengkritik kebijakan pemerintah Rusia. Setelah serangkaian pemadaman listrik di seluruh Rusia selama musim dingin, dia mengatakan awal bulan ini, Rusia akan mampu membelanjakan lebih banyak anggaran untuk warganya jika tidak menggelontorkan begitu banyak uang untuk militer.



Selain secara terbuka mengadvokasi penghentian perang melawan Ukraina, Nadezhdin juga berjanji akan memulangkan tentara Rusia, membebaskan tahanan politik, dan menormalisasi hubungan dengan negara-negara Barat jika terpilih.



“Rusia harus damai dan bebas,” kata Nadezhdin kepada The Moscow Times ketika ditanya tentang pesannya kepada Barat sebagai calon presiden.



REUTERS | THE MOSCOW TIMES

Pilihan editor: Bakamla dan Amerika Serikat Resmikan Pusat Pelatihan Maritim di Batam

Ikuti berita terkini dari Tempo.co di Google News, klik di sini

Berita terkait

Uni Eropa Menolak Media asal Rusia, Ketua Parlemen Berang

3 jam lalu

Uni Eropa Menolak Media asal Rusia, Ketua Parlemen Berang

Ketua parlemen Rusia mengecam Uni Eropa yang melarang distribusi empat media Rusia. Hal itu sama dengan menolak menerima sudut pandang alternatif

Baca Selengkapnya

Ajudan Klaim Pembicaraan Vladimir Putin dan Xi Jinping Sangat Sukses

6 jam lalu

Ajudan Klaim Pembicaraan Vladimir Putin dan Xi Jinping Sangat Sukses

Seorang ajudan dari Pemerintah Rusia mengklaim Vladimir Putin dan Xi Jinping bertemu dalam "suasana hati yang sedang baik" di Beijing.

Baca Selengkapnya

Puluhan Turis Australia Terkatung-katung di Kaledonia Baru

18 jam lalu

Puluhan Turis Australia Terkatung-katung di Kaledonia Baru

Sekitar 30 turis Australia terkatung-katung di Kaledonia Baru menunggu kesempatan untuk bisa keluar dari negara itu dengan aman usai pecah kerusuhan

Baca Selengkapnya

Hugua Kader PDIP Usulkan Politik Uang Dilegalkan, Cermati Bentuk Money Politics dalam Pemilu

1 hari lalu

Hugua Kader PDIP Usulkan Politik Uang Dilegalkan, Cermati Bentuk Money Politics dalam Pemilu

Politik uang jadi sorotan setelah diusulkan Hugua, anggota Komisi II DPR yang juga kader PDIP agar dilegalkan. Seperti apa bentuk money politics?

Baca Selengkapnya

Kader PDIP Usul Politik Uang Dilegalkan, Ini Aturan Larangan Money Politics dan Sanksi Bagi Pelanggarnya

1 hari lalu

Kader PDIP Usul Politik Uang Dilegalkan, Ini Aturan Larangan Money Politics dan Sanksi Bagi Pelanggarnya

Anggota Komisi II DPR yang juga Kader PDIP, Hugua usulkan politik uang dalam Pemilu dilegalkan. Bagaimana regulasi money politics dan sanksinya?

Baca Selengkapnya

Xi Jinping dan Putin Makin Mesra, Janjikan Hubungan Lebih Erat

2 hari lalu

Xi Jinping dan Putin Makin Mesra, Janjikan Hubungan Lebih Erat

Putin mengunjungi Cina dan bertemu Xi Jinping setelah dilantik kembali sebagai Presiden Rusia.

Baca Selengkapnya

Ingin Israel Dihukum, 5 Negara Ini Kritik Ancaman AS Kepada Mahkamah Pidana Internasional

2 hari lalu

Ingin Israel Dihukum, 5 Negara Ini Kritik Ancaman AS Kepada Mahkamah Pidana Internasional

Sejumlah pihak bereaksi setelah Amerika mengancam hakim ICC jika mengeluarkan surat penangkapan kepada PM Israel, Benjamin Netanyahu.

Baca Selengkapnya

Sri Lanka Akui 16 Warganya Tewas Saat Berperang dalam Konflik Rusia-Ukraina

2 hari lalu

Sri Lanka Akui 16 Warganya Tewas Saat Berperang dalam Konflik Rusia-Ukraina

Setidaknya 16 tentara bayaran Sri Lanka tewas dalam perang antara Rusia dan Ukraina, kata wakil menteri pertahanan pulau itu pada Rabu.

Baca Selengkapnya

Respons Mendagri Tito Karnavian Soal Perlunya Sistem Pemilu Dievaluasi

3 hari lalu

Respons Mendagri Tito Karnavian Soal Perlunya Sistem Pemilu Dievaluasi

Mendagri mengatakan perbaikan sistem pemilu melalui RUU jangan sampai bersifat kejar tayang.

Baca Selengkapnya

Putin Tiba di Cina atas Undangan Xi Jinping, Pertama Sejak Terpilih Kembali

3 hari lalu

Putin Tiba di Cina atas Undangan Xi Jinping, Pertama Sejak Terpilih Kembali

Presiden Rusia Vladimir Putin tiba di ibu kota Cina, Beijing, untuk memulai kunjungan resmi selama dua hari atas undangan Xi Jinping

Baca Selengkapnya