Ekuador Menyatakan Kondisi Darurat 60 Hari, Gangster Narkoba Ngamuk

Reporter

Tempo.co

Editor

Yudono Yanuar

Kamis, 11 Januari 2024 06:55 WIB

Seorang pria menodongkan pistol ke kepala presenter TV Ekuador Jose Luis Calderon saat siaran di dalam stasiun televisi TC Ekuador, di Guayaquil, Ekuador, 9 Januari 2024. Sejumlah pria beberapa kali menodongkan senjata api ke arah jurnalis Ekuador Jose Luis Calderon, yang di depan kamera memohon kepada polisi untuk meninggalkan lokasi stasiun televisi. Courtesy TC/Handout via REUTERS

TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Ekuador Daniel Noboa menyatakan negaranya sedang "berperang" dengan geng narkoba yang menyandera lebih dari 130 sipir penjara, menguasai stasiun televisi dan melakukan serangan di sejumlah kota, Rabu, 10 Januari 2024.

Noboa pada hari Selasa menyebut 22 geng sebagai organisasi teroris, dan menjadikannya target militer resmi. Presiden yang mulai menjabat pada November 2023 itu, sebelumnya bertekad membasmi geng penyelundup narkoba yang mengangkut kokain melalui Ekuador.

“Kami sedang berperang dan kami tidak bisa menyerah dalam menghadapi kelompok teroris ini,” kata Noboa kepada stasiun radio Canela Radio. Dia memperkirakan sekitar 20.000 anggota geng kriminal aktif di Ekuador.

Penyanderaan, yang dimulai pada Senin dini hari, dan kaburnya pemimpin geng Los Choneros Adolfo Macias dari penjara pada akhir pekan, mendorong Noboa untuk mengumumkan keadaan darurat selama 60 hari.

Dia memperketat keputusan tersebut pada hari Selasa setelah serangkaian ledakan di seluruh negeri dan pengambilalihan stasiun televisi TC secara sinematik oleh orang-orang bersenjata mengenakan balaclava dan mengudara secara langsung.

Pemerintah mengatakan gelombang kekerasan terbaru ini merupakan reaksi terhadap rencana Noboa membangun penjara baru dengan keamanan tinggi bagi para pemimpin geng. Noboa mengatakan kepada stasiun radio itu bahwa desain dua fasilitas baru akan diumumkan besok.

“Kami melakukan segala upaya untuk menyelamatkan semua sandera,” kata Noboa, dan menambahkan bahwa angkatan bersenjata telah mengambil alih upaya penyelamatan. “Kami melakukan segala yang mungkin, dan yang tidak mungkin, untuk membuat mereka aman dan sehat.”

Badan penjara SNAI mengatakan ada 125 penjaga yang disandera, sementara 14 lainnya adalah staf administrasi. Sebelas orang dibebaskan pada hari Selasa, katanya.

Advertising
Advertising

Video yang beredar di media sosial menunjukkan staf penjara menjadi sasaran kekerasan ekstrem, termasuk ditembak dan digantung. Belum ada penjelasan resmi dari pemerintah soal keaslian video tersebut.

Noboa mengatakan negaranya akan mulai mendeportasi tahanan asing, terutama warga Kolombia, minggu ini untuk mengurangi populasi dan pengeluaran penjara.

Ada sekitar 1.500 warga Kolombia yang dipenjara di Ekuador, kata Noboa, dan tahanan dari Kolombia, Peru dan Venezuela merupakan 90% dari orang asing yang dipenjara.

“Kami berinvestasi lebih banyak pada 1.500 orang tersebut dibandingkan pada sarapan pagi di sekolah untuk anak-anak kami. Ini bukan ekstradisi, ini berdasarkan perjanjian internasional sebelumnya,” kata Noboa.

Hukuman bagi warga Ekuador hanya akan diakui di Kolombia jika para tahanan tiba melalui repatriasi formal, yang disetujui oleh pihak berwenang Kolombia, kata Menteri Kehakiman Kolombia Nestor Osuna kepada wartawan. Jika tahanan Kolombia diusir begitu saja, mereka hanya akan dipenjara jika masih ada tuntutan yang menunggu di negaranya.

“Jika ada pengusiran, kami akan melihat berapa banyak orang, jika mereka tiba di perbatasan, yang benar-benar perlu ditahan oleh pihak berwenang Kolombia,” kata Osuna, mengungkapkan “solidaritas tulusnya” kepada rakyat Ekuador.

Kolombia mengatakan pada hari Rabu bahwa pihaknya akan meningkatkan kehadiran dan kontrol militer di sepanjang hampir 600 kilometer perbatasannya dengan Ekuador.

Cara terbaik untuk menjaga perekonomian dan investasi asing adalah dengan meningkatkan keamanan dan memastikan supremasi hukum, kata Noboa kepada stasiun radio.

Anggota parlemen pada hari Selasa menyatakan dukungan mereka terhadap angkatan bersenjata dan mendukung upaya Noboa. Noboa memiliki koalisi mayoritas di kongres, setelah partainya bersekutu dengan gerakan kiri mantan Presiden Rafael Correa dan partai Kristen.

“Saya tidak memerlukan persetujuan mereka saat ini atas apa yang kami lakukan,” kata Noboa, merujuk pada keputusan tersebut, “tetapi saya telah meminta dukungan mereka.”

“Tantangan bagi Noboa adalah membuat kemajuan jangka panjang dalam pemberantasan kejahatan melampaui pengamanan jangka pendek yang dipimpin militer,” kata perusahaan konsultan Teneo dalam sebuah catatan.

Noboa bertemu dengan duta besar AS pada Selasa sore dan duta besar lainnya pada hari Rabu.

AS telah menjanjikan bantuan dalam beberapa hari, kata Noboa. Rencana keamanannya yang bernilai $800 juta mencakup $200 juta senjata dari Amerika Serikat.

Penasihat keamanan nasional AS Jake Sullivan mengutuk “serangan kriminal yang dilakukan kelompok bersenjata baru-baru ini” dan mengatakan Washington “bersedia mengambil langkah nyata untuk meningkatkan kerja sama kami” dengan pemerintah Ekuador.

Menteri Pertahanan Peru Jorge Chavez mengatakan kepada wartawan bahwa negaranya sedang menyelidiki kemungkinan penyelundupan bahan peledak dan granat oleh anggota angkatan bersenjatanya yang mungkin digunakan oleh geng-geng di Ekuador, setelah audit peralatan selama enam bulan terakhir menyatakan "ada kemungkinan" beberapa amunisi hilang.

Ada 70 penangkapan sejak Senin sebagai tanggapan atas insiden termasuk pengambilalihan stasiun TV, kata polisi Ekuador pada Rabu pagi.

Empat petugas polisi, yang menurut pihak berwenang diculik oleh penjahat antara Senin dan Selasa, masih disandera.

Polisi mengatakan mereka mengidentifikasi tiga mayat yang ditemukan di sebuah mobil yang terbakar di selatan Guayaquil semalam dan dua petugas polisi dibunuh oleh orang-orang bersenjata pada hari Selasa di provinsi Guayas, tempat Guayaquil berada.

Jalan-jalan di Quito dan Guayaquil lebih sepi dari biasanya pada hari Rabu, dengan banyak bisnis tutup atau bekerja dari jarak jauh.

Kedutaan dan konsulat Cina akan ditutup sementara, kata pemerintah Cina yang merupakan investor besar di Ekuador.

Sekolah-sekolah ditutup secara nasional, dan kelas-kelas berlangsung secara virtual. Warga mengatakan rasanya seperti kembalinya lockdown akibat pandemi.

“Mengerikan, jalanan sangat sepi,” kata petugas keamanan Guayaquil Rodolfo Tuaz, 40 tahun, pada Rabu pagi. “Lingkungannya sangat dingin, seolah-olah ada COVID baru.”

REUTERS

Pilihan Editor Top 3 Dunia: CEO India Diduga Bunuh Anak di Koper, 514 Tentara Israel Tewas

Berita terkait

Depresi, Epy Kusnandar Dirawat di RSKO Cibubur

16 jam lalu

Depresi, Epy Kusnandar Dirawat di RSKO Cibubur

Polisi mengajukan kepada BNN agar Epy Kusnandar direhabilitasi

Baca Selengkapnya

Narapidana Narkoba Kabur, Kepala Rutan Sukadana Lampung Azis Gunawan Dicopot

16 jam lalu

Narapidana Narkoba Kabur, Kepala Rutan Sukadana Lampung Azis Gunawan Dicopot

Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan HAM Lampung mencopot jabatan Kepala Rutan Sukadana Azis Gunawan buntut narapidana kabur

Baca Selengkapnya

Polda Sumut Pakai Teknologi BRIN untuk Menemukan Ladang Ganja

22 jam lalu

Polda Sumut Pakai Teknologi BRIN untuk Menemukan Ladang Ganja

Polda Sumut memanfaatkan tekonologi dari BRIN untuk melacak keberadaan ladang ganja.

Baca Selengkapnya

Polisi Ringkus 3 Tersangka Pabrik Tembakau Sintetis di Tangsel, 1 Orang Masih DPO

23 jam lalu

Polisi Ringkus 3 Tersangka Pabrik Tembakau Sintetis di Tangsel, 1 Orang Masih DPO

Polisi mengungkap tempat produksi tembakau sintetis di salah satu apartemen di Serpong, Kota Tangerang Selatan. 3 orang ditangkap, 1 DPO.

Baca Selengkapnya

Polri Bongkar Jaringan Narkoba Hydra di Indonesia, Mengingatkan Organisasi Kriminal Musuh Captain America

1 hari lalu

Polri Bongkar Jaringan Narkoba Hydra di Indonesia, Mengingatkan Organisasi Kriminal Musuh Captain America

Polri ungkap jaringan narkoba Hydra belum lama ini. Pecinta komik dan film Captain America pasti teringat organisasi kriminal musuhnya itu.

Baca Selengkapnya

Polisi Tangkap Empat Tersangka Pengedar Ganja di Merauke

1 hari lalu

Polisi Tangkap Empat Tersangka Pengedar Ganja di Merauke

Polres Merauke menangkap empat tersangka pengedar ganja. Polisi masih menyelidiki jaringan narkoba di wilayah ini.

Baca Selengkapnya

Polisi Geledah Pabrik Narkoba Tembakau Sintetis di Apartemen TreePark BSD

1 hari lalu

Polisi Geledah Pabrik Narkoba Tembakau Sintetis di Apartemen TreePark BSD

Sebuah kamar di Apartemen TreePark, BSD, Serpong, dijadikan tempat produksi narkoba jenis tembakau sintetis.

Baca Selengkapnya

Polres Metro Jakarta Pusat Gagalkan Peredaran Narkoba 49,8 Kilogram

1 hari lalu

Polres Metro Jakarta Pusat Gagalkan Peredaran Narkoba 49,8 Kilogram

Satuan Reserse Narkoba Polres Jakpus mengungkap 15 kilogram narkoba dari jaringan Aceh, Medan, Palembang, dan Jakarta pada 7 Mei lalu.

Baca Selengkapnya

Kepolisian Ungkap Jaringan Narkoba Hydra, Berikut Informasi Jaringan Ini dan Kode Pemasarannya

2 hari lalu

Kepolisian Ungkap Jaringan Narkoba Hydra, Berikut Informasi Jaringan Ini dan Kode Pemasarannya

Polisi berhasil mengungkap jaringan narkoba Hydra di Bali. Berikut informasi tentang jaringan tersebut, dan bagaimana cara mereka memasarkannya.

Baca Selengkapnya

Kasus Pabrik Narkoba di Bali, Polisi Buru 2 WNA asal Ukraina

2 hari lalu

Kasus Pabrik Narkoba di Bali, Polisi Buru 2 WNA asal Ukraina

Bareskrim Polri mengungkap pabrik narkoba yang berada di kompleks vila Sunny Village, Desa Tibubeneng, Kuta Utara, Badung, Bali

Baca Selengkapnya