Media Belanda: AS dan Israel Manfaatkan Intel Belanda untuk Sabotase Nuklir Iran pada 2007

Reporter

Tempo.co

Selasa, 9 Januari 2024 14:30 WIB

Fasilitas Nuklir Iran di Isfahan.[haaretz]

TEMPO.CO, Jakarta - Seorang pria yang bekerja untuk intelijen Belanda pada 2005 menyabotase fasilitas nuklir Iran tanpa sepengetahuan pemerintah Belanda, sebuah laporan media Belanda mengatakan pada Senin. Operasi itu disebut dilakukan bersama oleh Amerika Serikat dan Israel.

Erik van Sabben, warga negara Belanda, direkrut pada 2005 oleh Badan Intelijen dan Keamanan Umum (AIVD), ungkap harian Volkskrant berdasarkan investigasi selama dua tahun terakhir.

Van Sabben, yang istrinya adalah orang Iran, menyusup ke fasilitas nuklir di Kota Natanz pada 2007 dan memasang spyware Stuxnet. Ini bertujuan untuk memperpendek umur mesin sentrifugal dan membuatnya tidak dapat digunakan dalam jangka panjang.

Virus canggih ini, dengan biaya pengembangan yang dilaporkan melebihi US$1 miliar, mendatangkan malapetaka dengan merusak sebagian besar alat sentrifugal pengayaan. Kerusakan yang diakibatkan oleh operasi sabotase memberikan pukulan telak terhadap program nuklir Iran.

Dia bekerja sebagai insinyur di sebuah perusahaan transportasi di Dubai pada saat itu dan kembali ke sana setelah misinya di Iran. Dia meninggal dalam kecelakaan sepeda motor pada 2009, meski dilaporkan tidak terdapat dugaan pembunuhan dalam kematiannya.

Advertising
Advertising

Van Sabben yang saat itu berusia 36 tahun, "digunakan" oleh AS dan Israel, dan politikus Belanda tidak diberitahu mengenai situasi tersebut, kata laporan itu.

Hanya sekelompok pemimpin partai politik yang mengetahui operasi tersebut, namun pemerintahan koalisi yang dipimpin oleh Perdana Menteri Jan Peter Balkenende tidak diberitahu, tambahnya.

Beberapa tahun lalu, Volkskrant mengungkapkan bahwa badan intelijen Belanda AIVD dan MIVD telah merekrut penyusup dalam operasi sabotase ini. Namun pada saat itu, diyakini bahwa ia adalah seorang insinyur Iran.

Sementara itu, surat kabar tersebut terus menyelidiki masalah tersebut dan berbicara kepada puluhan orang yang terlibat, termasuk 19 pegawai AIVD dan MIVD.

Tidak ada seorang pun di Belanda yang mengetahui bahwa senjata siber jenis baru ini digunakan dalam operasi tersebut, tulis Volkskrant. Menurut jurnalis investigasi, badan intelijen mengetahui bahwa mereka berpartisipasi dalam sabotase program nuklir Iran namun tidak mengetahui bahwa agen mereka membawa Stuxnet.

“Amerika memanfaatkan kami,” kata salah satu sumber intelijen kepada Volkskrant.

Yang mengejutkan, Kabinet Balkenede IV rupanya tidak diberitahu sama sekali mengenai operasi tersebut. Menurut surat kabar tersebut, komite Stiekem, yang diterjemahkan menjadi “komite rahasia,” yang merupakan tempat partai politik terbesar mendapat informasi tentang tindakan badan intelijen, juga tidak tahu apa-apa tentang keterlibatan Belanda dalam operasi ini.

Beberapa anggota parlemen Belanda meminta klarifikasi mengenai operasi tersebut, termasuk mengapa pemerintah dan parlemen tidak mengetahuinya. Badan intelijen mengatakan kepada surat kabar tersebut bahwa mereka tidak dapat memberikan komentar secara substansial mengenai publikasi tersebut.

Seorang eksekutif AIVD yang tidak disebutkan namanya mengatakan bahwa pemerintah mungkin sengaja tidak diberitahu tentang operasi tersebut karena potensi konsekuensi politiknya. Sudah menjadi kebiasaan untuk “menyapu bersih pintu rumah Perdana Menteri,” kata mereka.

Pilihan Editor: Iran Tingkatkan Pengayaan Nuklir ke 60 Persen Karena Insiden Natanz

ANADOLU | NL TIMES

Berita terkait

Israel dan Mesir Saling Tuduh Perkara Bantuan Kemanusiaan ke Gaza

1 jam lalu

Israel dan Mesir Saling Tuduh Perkara Bantuan Kemanusiaan ke Gaza

Israel dan Mesir saling menyalahkan atas penutupan penyeberangan Rafah, yang menjadi titik penting masuknya bantuan kemanusiaan ke Gaza.

Baca Selengkapnya

Kementerian Luar Negeri Amerika Serikat Minta Kongres Evaluasi Bantuan Senjata Rp16 T ke Israel

2 jam lalu

Kementerian Luar Negeri Amerika Serikat Minta Kongres Evaluasi Bantuan Senjata Rp16 T ke Israel

Kementerian Luar Negeri Amerika Serikat menyerahkan paket bantuan senjata untuk Israel senilai USD1 miliar (Rp16 triliun)

Baca Selengkapnya

Marinir Amerika Serikat dan TNI AL Latihan Militer Bersama CARAT

4 jam lalu

Marinir Amerika Serikat dan TNI AL Latihan Militer Bersama CARAT

Marinir Amerika Serikat dan TNI AL memulai latihan militer bersama bernama Cooperation Afloat Readiness and Training (CARAT) Indonesia 2024

Baca Selengkapnya

ICJ akan Gelar Sidang Serangan Israel ke Rafah Pekan Ini

8 jam lalu

ICJ akan Gelar Sidang Serangan Israel ke Rafah Pekan Ini

Pengadilan tinggi PBB (ICJ) menggelar sidang atas permintaan Afrika Selatan agar Israel dipaksa menghentikan serangan ke Rafah

Baca Selengkapnya

PM Qatar Sebut Negosiasi Gencatan Senjata Buntu setelah Serangan Israel di Rafah

11 jam lalu

PM Qatar Sebut Negosiasi Gencatan Senjata Buntu setelah Serangan Israel di Rafah

Perdana Menteri Qatar mengatakan negaranya akan terus melakukan mediasi antara Hamas dan Israel.

Baca Selengkapnya

HRW: Delapan Serangan Israel Tewaskan dan Lukai 31 Petugas Kemanusiaan di Gaza

19 jam lalu

HRW: Delapan Serangan Israel Tewaskan dan Lukai 31 Petugas Kemanusiaan di Gaza

HRW melaporkan Israel telah membunuh atau melukai sedikitnya 31 pekerja kemanusiaan di Gaza sejak Oktober dalam setidaknya delapan serangan.

Baca Selengkapnya

Palang Merah Buka Rumah Sakit dengan Kapasitas 60 Tempat Tidur di Gaza

19 jam lalu

Palang Merah Buka Rumah Sakit dengan Kapasitas 60 Tempat Tidur di Gaza

Komite Internasional Palang Merah (ICRC) membuka rumah sakit dengan kapasitas 60 tempat tidur di Rafah, Gaza selatan.

Baca Selengkapnya

PBB: Puluhan Ribu Jenazah di Gaza Belum Teridentifikasi

20 jam lalu

PBB: Puluhan Ribu Jenazah di Gaza Belum Teridentifikasi

PBB mengatakan masih ada sekitar 10.000 jenazah di Gaza yang masih harus melalui proses identifikasi.

Baca Selengkapnya

Tujuh Bulan Perang Lenyapkan Hamas, Apakah Israel Gagal?

20 jam lalu

Tujuh Bulan Perang Lenyapkan Hamas, Apakah Israel Gagal?

Netanyahu bersumpah untuk melenyapkan Hamas, namun tujuh bulan berperang, sumpah itu belum juga terwujud.

Baca Selengkapnya

Pemimpin Hizbullah Ancam Penduduk Israel Tak Bisa Pulang jika Serangan di Gaza Berlanjut

21 jam lalu

Pemimpin Hizbullah Ancam Penduduk Israel Tak Bisa Pulang jika Serangan di Gaza Berlanjut

Pemimpin Hizbullah Hassan Nasrallah mengatakan kelompoknya akan terus memerangi Israel selama serangan di Gaza berlanjut.

Baca Selengkapnya