Rusia Hujani Kyiv dan Kharkiv dengan Rudal, Ukraina Minta Barat Tambah Bantuan Militer

Reporter

Tempo.co

Editor

Yudono Yanuar

Rabu, 3 Januari 2024 10:08 WIB

Kebakaran terlihat setelah serangan rudal Rusia, di tengah serangan Rusia ke Ukraina, di Kyiv, Ukraina 2 Januari 2024. REUTERS/Vladyslav Musiiink

TEMPO.CO, Jakarta - Rusia menggempur dua kota terbesar di Ukraina dalam gelombang baru serangan udara besar-besaran yang menewaskan sedikitnya lima warga sipil dan mendorong seruan agar negara-negara Barat segera memberikan lebih banyak bantuan militer.

Kementerian Dalam Negeri Ukraina mengatakan 135 orang terluka dalam serangan rudal dan drone terbaru, termasuk 61 orang di dan sekitar Kharkiv, kota kedua Ukraina di timur laut dan 17 orang di dan sekitar ibu kota, Kyiv, Selasa, 2 Januari 2024.

Presiden Volodymyr Zelensky mengatakan operasi penyelamatan berlanjut hingga larut malam karena serangan tersebut juga menyebabkan kerusakan luas dan merusak pasokan listrik.

Rusia meningkatkan serangan selama periode Tahun Baru, dan Presiden Vladimir Putin pada hari Senin memperingatkan bahwa serangan udara Ukraina terhadap kota Belgorod di Rusia, yang menurut Moskow menewaskan 25 warga sipil, “tidak akan luput dari pembalasan”.

Asap mengepul dari sisi sebuah gedung perumahan bertingkat tinggi di Kyiv di mana Wali Kota Vitali Klitschko mengatakan seorang wanita lanjut usia tewas dan 49 orang terluka. Layanan darurat kemudian menemukan mayat lain dari gedung tersebut.

Seorang wanita berusia 91 tahun tewas dalam serangan rudal di Kharkiv yang juga melukai puluhan orang dan sepasang suami istri tewas dalam serangan di daerah sekitar Kyiv, kata pejabat setempat.

“Rusia akan bertanggung jawab atas setiap nyawa yang diambilnya,” kata Zelensky melalui pesan Telegram. Rusia kemudian mengatakan satu orang tewas dan 11 orang terluka dalam serangkaian serangan di Belgorod.

Advertising
Advertising

Zelensky, dalam pidato video malamnya, mengatakan Rusia telah mengerahkan hampir 300 rudal dan lebih dari 200 drone dalam serangan selama tiga hari terakhir. Serangan terbaru, katanya, dimaksudkan untuk menimbulkan kehancuran maksimal.

“...Lintasan telah diperhitungkan secara khusus oleh musuh untuk menimbulkan kerusakan sebesar-besarnya,” ujarnya. “Belum ada negara lain yang mampu menangkis serangan serupa yang menggunakan gabungan drone dan rudal, termasuk rudal balistik.”

Rusia meningkatkan serangan rudal dan drone pada 29 Desember, ketika melancarkan serangan udara terbesar dalam perang tersebut, menewaskan sedikitnya 39 orang. Kyiv telah memperingatkan selama berminggu-minggu bahwa Rusia tampaknya menimbun rudal untuk serangan besar.

Rusia menguasai sebagian besar wilayah di Ukraina timur dan selatan, dan perang ini belum akan berakhir menjelang peringatan kedua invasi besar-besaran Moskow pada bulan depan.

Rusia menggambarkan serangan balasan Ukraina yang diluncurkan pada pertengahan tahun 2023 sebagai sebuah kegagalan. Garis depan tidak banyak berubah dalam beberapa bulan terakhir.

Ukraina bergantung pada dukungan militer dan keuangan dari sekutunya, namun perselisihan politik di AS dan Uni Eropa telah menunda bantuan senilai lebih dari $110 miliar.

Zelensky menulis di Telegram bahwa dia telah membahas peningkatan sistem pertahanan udara Ukraina dengan Perdana Menteri Inggris Rishi Sunak.

Beberapa pemimpin Barat dan diplomat asing di Kyiv mengatakan penting bagi Ukraina untuk menerima lebih banyak dukungan.

“Pertahanan udara Ukraina bekerja dengan baik tetapi Ukraina harus mendapatkan lebih banyak bantuan. Perayaan Tahun Baru telah berakhir dan negara-negara Barat harus serius dan bertindak sekarang,” tulis Presiden Latvia Edgars Rinkevics di platform media sosial X.

Ukraina menjatuhkan semua 10 rudal "Kinzhal" yang ditembakkan dalam serangan terbaru serta 59 dari 70 rudal jelajah dan ketiga rudal jelajah Kalibr, kata panglima militer Jenderal Valeriy Zaluzhnyi.

Namun dia menambahkan: “Tidak ada alasan untuk percaya bahwa musuh akan berhenti sampai di sini. Oleh karena itu, kita memerlukan lebih banyak sistem dan amunisi untuk melawan mereka.”

Klitschko mengatakan jaringan pipa gas telah rusak di distrik Pecherskyi di Kyiv, dan listrik serta air telah terputus di beberapa distrik. Pemanasan dan pasokan air rusak di Kharkiv, kata Wali Kota Ihor Terekhov.

Pemadaman listrik ini menghidupkan kembali kenangan musim dingin lalu ketika serangan udara terhadap jaringan energi sering menyebabkan pemadaman listrik.

REUTERS

Pilihan Editor 114 WNI Terdampak Gempa Jepang Mengungsi di Tempat Perlindungan

Berita terkait

Xi Jinping dan Putin Makin Mesra, Janjikan Hubungan Lebih Erat

1 hari lalu

Xi Jinping dan Putin Makin Mesra, Janjikan Hubungan Lebih Erat

Putin mengunjungi Cina dan bertemu Xi Jinping setelah dilantik kembali sebagai Presiden Rusia.

Baca Selengkapnya

Ingin Israel Dihukum, 5 Negara Ini Kritik Ancaman AS Kepada Mahkamah Pidana Internasional

1 hari lalu

Ingin Israel Dihukum, 5 Negara Ini Kritik Ancaman AS Kepada Mahkamah Pidana Internasional

Sejumlah pihak bereaksi setelah Amerika mengancam hakim ICC jika mengeluarkan surat penangkapan kepada PM Israel, Benjamin Netanyahu.

Baca Selengkapnya

Sri Lanka Akui 16 Warganya Tewas Saat Berperang dalam Konflik Rusia-Ukraina

1 hari lalu

Sri Lanka Akui 16 Warganya Tewas Saat Berperang dalam Konflik Rusia-Ukraina

Setidaknya 16 tentara bayaran Sri Lanka tewas dalam perang antara Rusia dan Ukraina, kata wakil menteri pertahanan pulau itu pada Rabu.

Baca Selengkapnya

Putin Tiba di Cina atas Undangan Xi Jinping, Pertama Sejak Terpilih Kembali

2 hari lalu

Putin Tiba di Cina atas Undangan Xi Jinping, Pertama Sejak Terpilih Kembali

Presiden Rusia Vladimir Putin tiba di ibu kota Cina, Beijing, untuk memulai kunjungan resmi selama dua hari atas undangan Xi Jinping

Baca Selengkapnya

Vladimir Putin Akui Dapat Dukungan Beijing untuk Akhiri Perang Ukraina dengan Damai

2 hari lalu

Vladimir Putin Akui Dapat Dukungan Beijing untuk Akhiri Perang Ukraina dengan Damai

Vladimir Putin mendapat dukungan dari Beijing agar bisa menyelesaikan krisis Ukraina dengan damai.

Baca Selengkapnya

Belum Terbitkan Surat Penangkapan untuk Netanyahu, Jaksa ICC Dikecam Tiga Negara Ini

2 hari lalu

Belum Terbitkan Surat Penangkapan untuk Netanyahu, Jaksa ICC Dikecam Tiga Negara Ini

Jaksa ICC disebut takut terhadap ancaman dari Kongres AS dan dipertanyakan independensinya.

Baca Selengkapnya

Belajar Teknologi Drone, 10 Mahasiswa STIK Polri Kursus Singkat di Universitas Kepolisian Korea Selatan

3 hari lalu

Belajar Teknologi Drone, 10 Mahasiswa STIK Polri Kursus Singkat di Universitas Kepolisian Korea Selatan

Selain teknologi drone, mahasiswa STIK Polri juga mempelajari forensik untuk mencari barang bukti penyebab terjadinya pembunuhan.

Baca Selengkapnya

Calon Menhan Rusia: Tentara Butuh Tunjangan dan Akses Kesejahteraan Lebih Baik

4 hari lalu

Calon Menhan Rusia: Tentara Butuh Tunjangan dan Akses Kesejahteraan Lebih Baik

Calon menhan Rusia yang ditunjuk oleh Presiden Vladimir Putin menekankan perlunya kesejahteraan yang lebih baik bagi personel militer.

Baca Selengkapnya

Siapakah Andrei Belousov, Menteri Pertahanan Pilihan Putin?

4 hari lalu

Siapakah Andrei Belousov, Menteri Pertahanan Pilihan Putin?

Presiden Rusia Vladimir Putin secara mengejutkan mengusulkan Andrei Belousov, seorang sipil ekonom menjadi menteri pertahanan.

Baca Selengkapnya

Rusia Rebut 5 Desa di Kharkiv dari Ukraina Lewat Pertempuran Sengit

5 hari lalu

Rusia Rebut 5 Desa di Kharkiv dari Ukraina Lewat Pertempuran Sengit

Rusia merebut lima desa dari Ukraina di wilayah Kharkiv. Rusia melakukan serangan besar-besaran di akhir pekan lalu.

Baca Selengkapnya