Sejarah Dunia 32 Tahun Lalu: Profil Mikhail Gorbachev yang Mundur Sebagai Presiden Uni Soviet

Senin, 25 Desember 2023 20:52 WIB

Mantan Presiden Uni Soviet, Mikhail Gorbachev wafat di usia ke-91 tahun. Ia dikenal sebagai sosok yang mengakhiri Perang Dingin bersama dengan Presiden AS saat itu, Ronald Reagen, serta PM Inggris, Margaret Thatcher. REUTERS

TEMPO.CO, Jakarta - Hari ini, tahun 1991, Mikhail Gorbachev mengundurkan diri dari jabatannya sebagai Presiden Uni Soviet dalam sebuah pengunduran diri sukarela.

Pengunduran diri mendiang Gorbachev ini merupakan bagian dari proses resmi pembubaran Uni Soviet yang terjadi pada waktu yang hampir bersamaan dengan pengumuman bahwa Uni Soviet sebagai entitas politik tak lagi ada.

Profil Mikhail Gorbachev

Dikutip dari Britannica, Mikhail Sergeyevich Gorbachev atau Mikhail Gorbachev lahir pada 2 Maret 1931 di Stavropol, Uni Soviet. Dia dibesarkan dalam kondisi pascaperang, yang membentuk pemikiran dan pandangannya terhadap masa depan Uni Soviet.

Gorbachev adalah putra petani Rusia di wilayah Stavropol di barat daya Rusia. Ia bergabung dengan Komsomol (Liga Komunis Muda) pada 1946. Pada 1952, ia masuk jurusan hukum Universitas Negeri Moskow, dan memulai karier politiknya di Partai Komunis.

Ia lulus dengan gelar sarjana hukum pada 1955, dia memegang sejumlah jabatan di Komsomol dan organisasi partai reguler di Stavropol, dia juga menjadi sekretaris pertama komite partai regional pada 1970. Kenaikan cepatnya membawanya ke Kremlin, di mana ia menjadi Sekretaris Jenderal Partai Komunis Uni Soviet pada 1985.

Kebijakan Glasnost dan Perestroika

Gorbachev dengan cepat mulai mengkonsolidasikan kekuatannya dalam kepemimpinan Soviet. Tujuan utama domestiknya untuk menghidupkan kembali perekonomian Soviet yang stagnan setelah bertahun-tahun terpuruk dan pertumbuhan yang rendah selama masa kekuasaan Leonid Brezhnev (1964–1982).

Advertising
Advertising

Dikutip dari History, pada Februari 1986 di Kongres Partai Komunis, Gorbachev menyatakan perlunya restrukturisasi politik dan ekonomi, atau perestroika, dan menyerukan era baru transparansi dan keterbukaan, atau glasnost.

Program perestroika yang dilancarkan Gorbachev melonggarkan kendali terpusat terhadap banyak perusahaan, sehingga petani dan produsen dapat memutuskan sendiri produk apa yang akan dibuat, berapa banyak yang akan diproduksi, dan berapa harga yang harus dibayar untuk produk tersebut.

Namun langkah tersebut dinilai bertentangan dengan kebijakan ekonomi Uni Soviet. Tindakan ini pun membuat marah banyak pejabat tinggi yang sebelumnya memimpin komite pusat yang berkuasa.

Pada Mei 1988, Gorbachev memperkenalkan kebijakan baru yang memungkinkan terciptanya bisnis koperasi terbatas di Uni Soviet, yang menyebabkan munculnya toko, restoran, dan produsen bersifat private property atau milik pribadi.

Gorbachev juga menghapuskan pembatasan perdagangan luar negeri, menyederhanakan proses yang memungkinkan produsen dan lembaga pemerintah daerah untuk melewati sistem birokrasi pemerintah pusat yang sebelumnya menghambat.

Gorbachev mendorong investasi Barat, meskipun ia kemudian membatalkan kebijakan awalnya, yang menyerukan agar usaha bisnis baru ini mayoritas dimiliki dan dijalankan oleh orang Rusia.

Ia juga pada awalnya menunjukkan sikap menahan diri ketika para buruh mulai mendorong peningkatan perlindungan dan hak asasi, dengan ribuan orang memprotes inefisiensi yang sangat besar dalam industri batu bara Soviet.

Namun Gorbachev kembali berbalik arah ketika dihadapkan pada tekanan dari kelompok garis keras setelah pemogokan besar-besaran yang dilakukan oleh 300 ribu penambang pada 1991.

Ketika reformasi di bawah glasnost, Gorbachev juga berupaya merombak sebagian besar sistem politik Uni Soviet. Pada 1988, ia mendorong langkah-langkah yang menyerukan pemilihan umum pertama yang benar-benar demokratis sejak Revolusi Rusia tahun 1917.

Kegagalan perestroika dan bubarnya Uni Soviet

Namun, kegagalan perestroika Gorbachev mempercepat bubarnya Uni Soviet. Setelah beberapa puluh tahun menguasai negara-negara Blok Timur, Uni Soviet di bawah Gorbachev melonggarkan cengkeramannya.

Pada 1988, ia mengumumkan kepada PBB bahwa jumlah pasukan Soviet akan dikurangi, dan kemudian mengatakan bahwa Uni Soviet tak akan lagi mencampuri urusan dalam negeri negara-negara tersebut.

Ketika kesulitan reformasi selama setengah dekade mengguncang Partai Komunis, Gorbachev berusaha memperbaiki keadaan, mengubah posisinya untuk menenangkan kelompok garis keras dan liberal. Seruannya yang makin meningkat untuk meminta dukungan dan bantuan Barat, terutama kepada Presiden George HW Bush, tak dihiraukan.

Pada Agustus 1991, sebuah kudeta yang dilakukan oleh kelompok garis keras yang bersekutu dengan beberapa anggota KGB berusaha menggulingkan Gorbachev, namun ia tetap memegang kendali, meskipun untuk sementara.

Pada Desember 1991, hampir 75 tahun setelah Revolusi Rusia yang mengawali era Partai Komunis, Uni Soviet tak ada lagi. Mikhail Gorbachev mengundurkan diri pada 25 Desember 1991. Dan dengan ambyarnya Uni Soviet, Perang Dingin pun usai.

Pilihan editor: Deretan Pejabat Tinggi Hadiri Pemakaman Mikhail Gorbachev

Berita terkait

Ingin Israel Dihukum, 5 Negara Ini Kritik Ancaman AS Kepada Mahkamah Pidana Internasional

3 jam lalu

Ingin Israel Dihukum, 5 Negara Ini Kritik Ancaman AS Kepada Mahkamah Pidana Internasional

Sejumlah pihak bereaksi setelah Amerika mengancam hakim ICC jika mengeluarkan surat penangkapan kepada PM Israel, Benjamin Netanyahu.

Baca Selengkapnya

Sri Lanka Akui 16 Warganya Tewas Saat Berperang dalam Konflik Rusia-Ukraina

3 jam lalu

Sri Lanka Akui 16 Warganya Tewas Saat Berperang dalam Konflik Rusia-Ukraina

Setidaknya 16 tentara bayaran Sri Lanka tewas dalam perang antara Rusia dan Ukraina, kata wakil menteri pertahanan pulau itu pada Rabu.

Baca Selengkapnya

Putin Tiba di Cina atas Undangan Xi Jinping, Pertama Sejak Terpilih Kembali

8 jam lalu

Putin Tiba di Cina atas Undangan Xi Jinping, Pertama Sejak Terpilih Kembali

Presiden Rusia Vladimir Putin tiba di ibu kota Cina, Beijing, untuk memulai kunjungan resmi selama dua hari atas undangan Xi Jinping

Baca Selengkapnya

Vladimir Putin Akui Dapat Dukungan Beijing untuk Akhiri Perang Ukraina dengan Damai

1 hari lalu

Vladimir Putin Akui Dapat Dukungan Beijing untuk Akhiri Perang Ukraina dengan Damai

Vladimir Putin mendapat dukungan dari Beijing agar bisa menyelesaikan krisis Ukraina dengan damai.

Baca Selengkapnya

Belum Terbitkan Surat Penangkapan untuk Netanyahu, Jaksa ICC Dikecam Tiga Negara Ini

1 hari lalu

Belum Terbitkan Surat Penangkapan untuk Netanyahu, Jaksa ICC Dikecam Tiga Negara Ini

Jaksa ICC disebut takut terhadap ancaman dari Kongres AS dan dipertanyakan independensinya.

Baca Selengkapnya

Calon Menhan Rusia: Tentara Butuh Tunjangan dan Akses Kesejahteraan Lebih Baik

2 hari lalu

Calon Menhan Rusia: Tentara Butuh Tunjangan dan Akses Kesejahteraan Lebih Baik

Calon menhan Rusia yang ditunjuk oleh Presiden Vladimir Putin menekankan perlunya kesejahteraan yang lebih baik bagi personel militer.

Baca Selengkapnya

Siapakah Andrei Belousov, Menteri Pertahanan Pilihan Putin?

3 hari lalu

Siapakah Andrei Belousov, Menteri Pertahanan Pilihan Putin?

Presiden Rusia Vladimir Putin secara mengejutkan mengusulkan Andrei Belousov, seorang sipil ekonom menjadi menteri pertahanan.

Baca Selengkapnya

Rusia Rebut 5 Desa di Kharkiv dari Ukraina Lewat Pertempuran Sengit

3 hari lalu

Rusia Rebut 5 Desa di Kharkiv dari Ukraina Lewat Pertempuran Sengit

Rusia merebut lima desa dari Ukraina di wilayah Kharkiv. Rusia melakukan serangan besar-besaran di akhir pekan lalu.

Baca Selengkapnya

Plus Minus KTT Perdamaian Ukraina di Swiss

5 hari lalu

Plus Minus KTT Perdamaian Ukraina di Swiss

Rusia tidak diundang ke pertemuan tanggal 15-16 Juni 2024 dalam KTT Perdamaian Ukraina di Lucerne, Swiss.

Baca Selengkapnya

Warga Negara Rusia Disarankan Tak Melancong ke Meksiko

6 hari lalu

Warga Negara Rusia Disarankan Tak Melancong ke Meksiko

Warga negara Rusia agar mempertimbangkan rencana melancong ke Meksiko setelah otoritas di sana menolak lebih banyak pelancong Rusia

Baca Selengkapnya