Rusia Tak Takut Jika Harus Putuskan Hubungan Diplomatik dengan Amerika Serikat karena Isu Ukraina

Jumat, 22 Desember 2023 21:30 WIB

Presiden AS Joe Biden dan Presiden Rusia Vladimir Putin tiba untuk KTT AS-Rusia di Villa La Grange di Jenewa, Swiss 16 Juni 2021. Saul Loeb/Pool via REUTERS

TEMPO.CO, Jakarta - Wakil Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Ryabkov dalam sebuah wawancara dengan RTVI pada Jumat, 22 Desember 2023, mengungkap Rusia mungkin akan memutus hubungan diplomatik dengan Amerika Serikat jika Washington menyita aset-aset Rusia yang dibekukan karena perang Ukraina.



Menurutnya, kedua negara memang sedang mengalami krisis akut dalam hubungan bilateral di tingkat yang belum pernah terjadi sebelumnya. Oleh karena itu, dia menilai Kementerian Luar Negeri dan lembaga pemerintah lainnya perlu secara hati-hati mengambil langkah selanjutnya untuk mencegah eskalasi lebih lanjut, sesuai dengan arahan kepemimpinan.



“Namun, kami telah melihat Amerika mengambil serangkaian langkah yang tidak bertanggung jawab dan semakin meningkat sehubungan dengan Ukraina, dan tidak hanya di sana,” kata diplomat senior itu. “Oleh karena itu, jika kita melihat model perilaku Washington sekarang dari perspektif ini, saya tidak mengesampingkan (kemungkinan) apa pun. Tingkat (hubungan diplomatik) mungkin diturunkan; dan pemutusan hubungan diplomatik juga mungkin terjadi.”




Rusia sebelumnya menggambarkan hubungannya dengan Amerika Serikat berada di bawah nol karena Negeri Abang Sam itu mengirim bantuan militer dan keuangan untuk Ukraina dalam perang yang dimulai oleh invasi pasukan Rusia pada Februari 2022. Kendati demikian, Ryabkov menekankan Rusia tidak berencana memulai lebih dulu pemutusan hubungan diplomatik dengan Amerika Serikat.

Advertising
Advertising

“Kami percaya bahwa hubungan diplomatik adalah sebuah elemen dalam urusan internasional yang perlu dijaga,” ujarnya. Jika terjadi pemutusan hubungan diplomatik, Ryabkov mengatakan perpecahan tersebut dapat dipicu oleh berbagai faktor.


“Pemicunya bisa berupa penyitaan aset, eskalasi militer lebih lanjut, dan banyak hal lainnya. Saya tidak akan membahas perkiraan negatif di sini,” katanya, seraya menambahkan Moskow “siap untuk skenario apa pun”.



Diplomat senior tersebut juga menekankan bahwa Rusia akan selalu menanggapi setiap tantangan dan provokasi Amerika Serikat. “Saya pikir Amerika sudah mengenal kami sekarang, menyaksikan betapa tegas dan konsistennya kami membela kepentingan kami di segala bidang,” tegas Ryabkov.


Beberapa politikus Barat sedang mendesak agar aset Rusia yang dibekukan senilai sekitar US$300 miliar (Rp4,6 kuadriliun) diserahkan ke Ukraina untuk membantu membangun kembali perekonomiannya yang hancur akibat perang. Juru bicara Kremlin Dmitry Peskov mengatakan kepada wartawan pada Jumat bahwa tindakan seperti itu akan memberikan pukulan serius terhadap sistem keuangan global.


Dia mengatakan Rusia tidak akan pernah meninggalkan negara mana pun yang menyita aset-asetnya dengan damai, dan dalam skenario seperti itu, Rusia akan mempertimbangkan aset-aset Barat mana yang bisa disita sebagai pembalasan.



REUTERS | TASS

Pilihan Editor: Kongres AS Selidiki Kasus Dugaan Plagiarisme Presiden Universitas Harvard

Ikuti berita terkini dari Tempo.co di Google News, klik di sini

Berita terkait

Alasan 9 Negara Ini Menolak Palestina Jadi Anggota Penuh PBB, Termasuk Argentina dan Papua Nugini

5 jam lalu

Alasan 9 Negara Ini Menolak Palestina Jadi Anggota Penuh PBB, Termasuk Argentina dan Papua Nugini

Sebanyak 143 negara mendukung Palestina menjadi anggota penuh PBB, 9 negara menolak dan 25 negara lain abstain. Apa alasan mereka menolak?

Baca Selengkapnya

Korban Tewas Lebih 35.000 Orang, AS Bantah Israel Lakukan Genosida di Gaza

6 jam lalu

Korban Tewas Lebih 35.000 Orang, AS Bantah Israel Lakukan Genosida di Gaza

Gedung Putih membantah bahwa Israel melakukan genosida di Gaza. Warga Palestina yang tewas di Gaza sudah lebih dari 35.000 orang.

Baca Selengkapnya

Senator AS Sarankan Israel Serang Gaza dengan Bom Nuklir

10 jam lalu

Senator AS Sarankan Israel Serang Gaza dengan Bom Nuklir

Senator AS Lindsey Graham melontarkan pernyataan kontroversial terkait agresi Israel di Gaza. Ia menyarankan Israel membom nuklir Gaza

Baca Selengkapnya

Ditangkap di Australia, Mantan Pilot Marinir AS Akui Bekerja dengan Peretas Cina

19 jam lalu

Ditangkap di Australia, Mantan Pilot Marinir AS Akui Bekerja dengan Peretas Cina

Mantan pilot Marinir AS yang menentang ekstradisi dari Australia, tanpa sadar bekerja dengan seorang peretas Tiongkok, kata pengacaranya.

Baca Selengkapnya

Calon Menhan Rusia: Tentara Butuh Tunjangan dan Akses Kesejahteraan Lebih Baik

20 jam lalu

Calon Menhan Rusia: Tentara Butuh Tunjangan dan Akses Kesejahteraan Lebih Baik

Calon menhan Rusia yang ditunjuk oleh Presiden Vladimir Putin menekankan perlunya kesejahteraan yang lebih baik bagi personel militer.

Baca Selengkapnya

Antony Blinken Akui Israel Tak Punya Rencana Kredibel untuk Serang Rafah

21 jam lalu

Antony Blinken Akui Israel Tak Punya Rencana Kredibel untuk Serang Rafah

Antony Blinken memperingatkan serangan Israel bisa memicu sebuah pemberontakan.

Baca Selengkapnya

Kekayaan Pendiri Google Mencapai Bilangan Kuadriliun, Berapa Triliun?

22 jam lalu

Kekayaan Pendiri Google Mencapai Bilangan Kuadriliun, Berapa Triliun?

Gabungan kekayaan pendiri Google Larry Page dan Sergey Brin mencapai kuadriliun. Berapa triliun banyaknya?

Baca Selengkapnya

Korea Utara Dukung Resolusi PBB untuk Keanggotaan Palestina

22 jam lalu

Korea Utara Dukung Resolusi PBB untuk Keanggotaan Palestina

Korea Utara pada Ahad mendukung resolusi Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa yang memberikan "hak dan keistimewaan" kepada Palestina

Baca Selengkapnya

Siapakah Andrei Belousov, Menteri Pertahanan Pilihan Putin?

23 jam lalu

Siapakah Andrei Belousov, Menteri Pertahanan Pilihan Putin?

Presiden Rusia Vladimir Putin secara mengejutkan mengusulkan Andrei Belousov, seorang sipil ekonom menjadi menteri pertahanan.

Baca Selengkapnya

7 Momen Langka Sidang Majelis Umum PBB Sepanjang Masa: Terbaru Dubes Israel Hancurkan Piagam PBB

1 hari lalu

7 Momen Langka Sidang Majelis Umum PBB Sepanjang Masa: Terbaru Dubes Israel Hancurkan Piagam PBB

Dubes Israel untuk PBB Gilad Erdan mengeluarkan mesin penghancur kertas di podium Sidang Majelis Umum PBB pada Jumat, 10 Mei 2024.

Baca Selengkapnya