UAV Cina Dikerahkan dalam Penyelamatan Korban Gempa Gansu

Reporter

Tempo.co

Rabu, 20 Desember 2023 11:40 WIB

Mobil-mobil yang rusak terlihat di tengah puing-puing di samping bangunan yang rusak di kota Dahejia pasca gempa bumi di daerah Jishishan, provinsi Gansu, Cina 19 Desember 2023. cnsphoto via REUTERS

TEMPO.CO, Jakarta - Kendaraan udara nirawak (unmanned aerial vehicle/UAV) besar Wing Loong-2H yang dikembangkan secara independen oleh Cina, dikerahkan untuk mendukung pekerjaan penyelamatan darurat pasca-gempa bumi bermagnitudo 6,2 di Provinsi Gansu.

UAV sipil berukuran besar Wing Loong-2H langsung dikerahkan ke daerah yang terkena gempa pada Senin malam, untuk melakukan misi penyelamatan sebagai respons atas seruan otoritas manajemen darurat, kata Aviation Industry Corporation of China (AVIC), pabrikan pesawat terkemuka di negara itu.

Model UAV khusus penyelamatan darurat Wing Loong-2H lepas landas di sebuah bandara di Kota Zigong, China barat daya, pada Selasa siang.

UAV berukuran besar itu akan melakukan dukungan komunikasi darurat melalui udara, pemantauan bencana dan misi lainnya untuk mempertahankan penyelamatan yang efektif dan efisien.

jumlah korban tewas dalam gempa paling mematikan di Cina dalam sembilan tahun terakhir ini meningkat menjadi 131 orang.

Advertising
Advertising

Stasiun penyiaran negara CCTV mengatakan sedikitnya 113 orang tewas di provinsi barat laut Gansu dan 18 lainnya di negara tetangga Qinghai setelah gempa dangkal pada Senin malam merusak ribuan bangunan.

Gempa tersebut merupakan yang paling mematikan di Cina sejak 2014, ketika lebih dari 600 orang tewas di provinsi barat daya Yunnan.

Daerah pedalaman bagian barat Cina sangat rentan aktivitas seismik yang sering terjadi. Gempa besar di provinsi Sichuan pada 2008 menyebabkan lebih dari 87.000 orang tewas atau hilang, termasuk 5.335 anak sekolah.

Daerah yang dilanda gempa secara geografis merupakan zona transisi antara dua dataran tinggi, dengan ketinggian berkisar antara 1.800 hingga 4.300 meter dengan topografi yang "sangat kompleks", kata CCTV.

Pemulihan dari gempa bumi yang terjadi pada Senin malam semakin terkendala oleh cuaca dingin yang melanda sebagian besar wilayah Cina sejak minggu lalu. Suhu di sekitar pusat gempa di Gansu turun menjadi sekitar minus 15 derajat Celcius pada Selasa malam saat tim penyelamat melanjutkan pekerjaan mereka.

Menurut media lokal yang mengutip para peneliti, orang-orang yang terjebak di bawah reruntuhan yang terkena suhu minus 10 derajat Celcius tanpa bantuan, berisiko terkena hipotermia dan hanya dapat bertahan hidup antara lima hingga 10 jam jika tidak terluka.

Kekhawatiran semakin meningkat bahwa para penyintas yang menunggu penyelamatan bisa terkena cuaca dingin yang parah, dengan suhu di pusat gempa di wilayah Jishishan, Gansu, diperkirakan turun hingga -17 derajat Celcius pada Rabu.

Pilihan Editor: Korban Gempa Cina Jadi 131 Orang, Suhu Ekstrem Mengancam Korban dan Tim Penyelamat

XINHUA | FRANCE24

Berita terkait

Duel Maut Antarsesama Manusia Silver di Prambanan Klaten Tewaskan 2 Orang, Pelaku Masih Diburu

5 jam lalu

Duel Maut Antarsesama Manusia Silver di Prambanan Klaten Tewaskan 2 Orang, Pelaku Masih Diburu

Duel maut terjadi di wilayah Prambanan, Jawa Tengah, Selasa petang, yang telah mengakibatkan dua orang meregang nyawa. Identitasnya belum diketahui.

Baca Selengkapnya

Top 3 Dunia: Daftar Orang Terkaya di Singapura dan Korsel, Cina Diminta Bantu Negara Miskin

6 jam lalu

Top 3 Dunia: Daftar Orang Terkaya di Singapura dan Korsel, Cina Diminta Bantu Negara Miskin

Top 3 dunia kemarin adalah daftar konglomerat Singapura dan Korsel yang masuk daftar Forbes hingga Cina diminta membantu negara miskin dari utang.

Baca Selengkapnya

Membawa Kuliner Sichuan ke Jakarta

11 jam lalu

Membawa Kuliner Sichuan ke Jakarta

Menikmati kuliner hotpot dan bbq dari Sichuan, Cina

Baca Selengkapnya

Cina Minta Israel Berhenti Menyerang Rafah

19 jam lalu

Cina Minta Israel Berhenti Menyerang Rafah

Beijing menyerukan kepada Israel untuk mendengarkan seruan besar masyarakat internasional, dengan berhenti menyerang Rafah

Baca Selengkapnya

Cina Perpanjang Kebijakan Bebas Visa ke 12 Negara Usai Xi Jinping Lawatan ke Prancis

20 jam lalu

Cina Perpanjang Kebijakan Bebas Visa ke 12 Negara Usai Xi Jinping Lawatan ke Prancis

Cina memperpanjang kebijakan bebas visa untuk 12 negara di Eropa dan Asia setelah kunjungan kerja Presiden Xi Jinping ke Prancis

Baca Selengkapnya

Kejati Bali Belum Temukan Korban Lain dalam Kasus Pemerasan Bendesa Adat Bali

20 jam lalu

Kejati Bali Belum Temukan Korban Lain dalam Kasus Pemerasan Bendesa Adat Bali

Kejati Bali menyatakan masih mendalami kasus pemerasan yang diduga dilakukan Bendesa Adat Bali.

Baca Selengkapnya

Korban Tewas Akibat Banjir Bandang di Brasil Bertambah Jadi 90 Orang dan Ribuan Kehilangan Rumah

1 hari lalu

Korban Tewas Akibat Banjir Bandang di Brasil Bertambah Jadi 90 Orang dan Ribuan Kehilangan Rumah

Setidaknya 90 orang tewas dan ribuan orang terpaksa kehilangan tempat tinggal dalam banjir bandang di negara bagian Rio Grande do Sul, Brasil.

Baca Selengkapnya

Jangan Coba Kasih Tip ke Staf Hotel atau Restoran di Dua Negara Ini, Bisa Dianggap Tak Sopan

1 hari lalu

Jangan Coba Kasih Tip ke Staf Hotel atau Restoran di Dua Negara Ini, Bisa Dianggap Tak Sopan

Layanan kepada pelanggan di restoran dipandang sebagai bagian dari makanan yang telah dibayar, jadi tak mengharapkan tip.

Baca Selengkapnya

Puluhan Emak-emak di Depok Kena Modus Investasi Emas Bodong, Kerugian Capai Rp 6 Miliar

1 hari lalu

Puluhan Emak-emak di Depok Kena Modus Investasi Emas Bodong, Kerugian Capai Rp 6 Miliar

Puluhan emak-emak di Depok menjadi korban penipuan berkedok investasi emas bodong. Kerugian mencapai Rp 6 miliar.

Baca Selengkapnya

Info Terkini Gempa M5,1 di Laut Guncang Bali dan NTB, Tidak Berpotensi Tsunami

1 hari lalu

Info Terkini Gempa M5,1 di Laut Guncang Bali dan NTB, Tidak Berpotensi Tsunami

Gempa bumi yang terjadi merupakan jenis gempa bumi menengah akibat adanya aktivitas deformasi batuan di dalam lempeng.

Baca Selengkapnya