Australia Akhirnya Punya Kapal Selam Nuklir, Disetujui Kongres AS

Reporter

Tempo.co

Editor

Yudono Yanuar

Jumat, 15 Desember 2023 17:00 WIB

Kapal selam USS North Dakota (SSN 784) kelas Virginia terlihat selama uji coba laut bravo di Samudra Atlantik 18 Agustus 2013. REUTERS/U.S. Angkatan Laut / Selebaran

TEMPO.CO, Jakarta - Perdana Menteri Australia Anthony Albanese memuji Kongres Amerika Serikat karena mengizinkan penjualan kapal selam nuklir ke negara lain untuk pertama kalinya, sehingga memungkinkan kelanjutan kemitraan pertahanan AUKUS antara Australia, AS, dan Inggris.

Lebih dari dua pertiga anggota DPR AS pada hari Kamis, 14 Desember 2023, memberikan suara mendukung rancangan undang-undang kebijakan pertahanan yang mencakup pengeluaran militer tahunan sebesar $886 miliar dan kebijakan resmi seperti bantuan untuk Ukraina dan perlawanan terhadap Cina di Indo-Pasifik.

“Ini adalah pencapaian yang luar biasa,” kata Albanese dalam wawancara dengan jaringan radio 2GB, Jumat, 15 Desember 2023, seraya menambahkan bahwa dia telah berbicara dengan lebih dari 100 anggota parlemen AS untuk mendukung ketentuan AUKUS.

“Dengan disahkannya undang-undang ini berarti AUKUS dapat dilanjutkan, berarti Australia akan memiliki akses terhadap kapal selam kelas Virginia yang bertenaga nuklir dan itu akan sangat penting bagi keamanan nasional Australia.”

Perjanjian AUKUS untuk mengembangkan kapal selam bertenaga nuklir dan senjata berteknologi tinggi lainnya adalah proyek pertahanan Australia yang paling mahal dengan nilai $244 miliar selama tiga dekade, namun bergantung pada persetujuan AS untuk berbagi teknologi sensitif.

Australia mengatakan pihaknya ingin melihat kapal selam bertenaga nuklir berbendera Australia berada di perairan pada awal tahun 2030an untuk menghindari kesenjangan kemampuan seiring dengan pensiunnya armada kapal diesel-listrik kelas Collins yang ada. Kapal selam AUKUS kelas baru buatan Australia diperkirakan baru akan dibangun pada awal tahun 2040.

Albanese melakukan perjalanan ke Washington pada Oktober untuk mendorong undang-undang tersebut – yang diperlukan untuk penjualan tiga kapal selam bertenaga nuklir kelas Virginia AS ke Australia, dan serangkaian langkah lain untuk bersama-sama mengembangkan teknologi pertahanan – yang akan disahkan tahun ini.

“Ini adalah pertama kalinya dalam sejarah Amerika bahwa Amerika dan Kongresnya mengizinkan penjualan kapal selam bertenaga nuklir,” kata Menteri Pertahanan Richard Marles dalam wawancara televisi Sky News pada hari Jumat.

Advertising
Advertising

Marles mengatakan undang-undang tersebut memungkinkan warga Australia untuk bekerja di perusahaan nuklir di AS, dan memungkinkan Australia untuk memelihara kapal selam nuklir AS di Australia, yang rencananya akan dimulai tahun depan.

Yang paling penting, hal ini mengecualikan Australia dari rezim kontrol ekspor pertahanan AS, katanya, seraya menambahkan bahwa hal ini “benar-benar menciptakan apa yang selama ini kami cari, yaitu basis industri pertahanan yang mulus di seluruh Australia, AS, dan dengan Inggris”.

REUTERS

Pilihan Editor Pemimpin Hamas Ungkap Syarat Perundingan Damai dengan Israel

Berita terkait

Joe Biden Tanda Tangani Rancangan Undang-undang Penerbangan

14 jam lalu

Joe Biden Tanda Tangani Rancangan Undang-undang Penerbangan

Rancangan undang-undang penerbangan yang ditanda-tangani Joe Biden diharapkan bisa meningkatkan kualitas di sejumlah sektor.

Baca Selengkapnya

Profil Alan Walker yang Banjir Pesan Setelah Bagikan Nomor Telepon Menjelang Konser di Jakarta

16 jam lalu

Profil Alan Walker yang Banjir Pesan Setelah Bagikan Nomor Telepon Menjelang Konser di Jakarta

DJ ternama, Alan Walker menghebohkan publik lantaran membagikan nomor telepon Indonesia menjelang konser di Jakarta. Lantas, siapakah Alan Walker?

Baca Selengkapnya

26 Perusahaan Kapas dari Cina Masuk Daftar Hitam Amerika Serikat

16 jam lalu

26 Perusahaan Kapas dari Cina Masuk Daftar Hitam Amerika Serikat

26 perusahaan kapas asal Cina tak bisa melakukam impor ke Amerika Serikat karena diduga melakukan kerja paksa ke minoritas warga Uighur.

Baca Selengkapnya

Airlangga Sebut IA-CEPA Dorong Perdagangan RI-Australia Melonjak 90 Persen

18 jam lalu

Airlangga Sebut IA-CEPA Dorong Perdagangan RI-Australia Melonjak 90 Persen

Menteri Airlangga menyatakan IA-CEPA pada tahun 2020 telah berhasil menggenjot nilai perdagangan Indonesia dan Australia melonjak hingga 90 persen.

Baca Selengkapnya

DPR Amerika Serikat Minta Joe Biden Kirim Senjata ke Israel

18 jam lalu

DPR Amerika Serikat Minta Joe Biden Kirim Senjata ke Israel

DPR AS meloloskan RUU yang akan mendesak Joe Biden untuk memulai lagi pengiriman senjata ke Isreal.

Baca Selengkapnya

Imigrasi Surabaya Tangkap Warga Negara Bangladesh yang Diduga Terlibat Penyelundupan Manusia

18 jam lalu

Imigrasi Surabaya Tangkap Warga Negara Bangladesh yang Diduga Terlibat Penyelundupan Manusia

Seorang Warga Negara Bangladesh berinisial HR yang jadi DPO kasus penyelundupan manusia ditangkap Kantor Imigrasi Kelas I TPI Surabaya.

Baca Selengkapnya

PBB: Dermaga Bantuan Terapung Buatan AS di Gaza Kurang Layak

20 jam lalu

PBB: Dermaga Bantuan Terapung Buatan AS di Gaza Kurang Layak

PBB menyebut dermaga terapung yang baru saja selesai dibangun di Gaza untuk pengiriman bantuan dinilai kurang layak dibandingkan jalur darat

Baca Selengkapnya

DPR AS Loloskan RUU yang Mendorong Biden Kirim Senjata ke Israel

22 jam lalu

DPR AS Loloskan RUU yang Mendorong Biden Kirim Senjata ke Israel

RUU tersebut diperkirakan tidak akan menjadi undang-undang, tetapi lolosnya beleid itu di DPR AS menunjukkan kesenjangan pada tahun pemilu soal Israel

Baca Selengkapnya

Seputar Jokowi Terima David Hurley di Istana Bogor: Dari Tanam Pohon hingga Jadi Sopir

22 jam lalu

Seputar Jokowi Terima David Hurley di Istana Bogor: Dari Tanam Pohon hingga Jadi Sopir

Jokowi menerima kunjungan kenegaraan Gubernur Jenderal Australia David Hurley di Istana Bogor untuk merayakan 75 tahun hubungan diplomatik kedua negar

Baca Selengkapnya

Jokowi dan Gubernur Jenderal Australia Bertemu, Bahas Penguatan Hubungan antar Masyarakat

23 jam lalu

Jokowi dan Gubernur Jenderal Australia Bertemu, Bahas Penguatan Hubungan antar Masyarakat

Menteri Luar Negeri Retno Marsudi, dalam keterangan pers usai pertemuan, menjelaskan, Jokowi dan Hurley misalnya mebahas upaya menggiatkan pengajaran bahasa di masing-masing negara.

Baca Selengkapnya