Kirim Pesan Rasis tentang Meghan Markle, Eks Polisi Inggris Dipenjara

Jumat, 8 Desember 2023 13:16 WIB

Pangeran Harry, Duke of Sussex dari Inggris dan istrinya Meghan, Duchess of Sussex, menyaksikan final bola voli di Invictus Games 2023, sebuah acara multi-olahraga internasional untuk tentara yang terluka, di Duesseldorf, Jerman 15 September 2023. REUTERS/Piroschka Van Wouw

TEMPO.CO, Jakarta -Enam mantan polisi Inggris dijatuhi pidana penjara pada Kamis, 7 Desember 2023 karena berbagi pesan ofensif dan rasis di WhatsApp tentang anggota keluarga Kerajaan Inggris. Dalam pesan itu termasuk pula menyinggung Meghan Markle, mantan aktris Amerika Serikat yang sekarang menjadi Adipati Sussex.

Lima dari mereka, yang berusia sekitar 60-an tahun, mengaku bersalah karena telah mengirim pesan-pesan tersebut pada September lalu. Mereka dijatuhi hukuman antara enam dan 14 minggu penjara, ditangguhkan selama 12 bulan.

Komandan James Harman, yang memimpin Komando Anti-Korupsi dan Penyalahgunaan Kepolisian Metropolitan, mengatakan dalam sebuah pernyataan setelah sidang hukuman bahwa pesan yang dikirimkan berisi rasis dan diskriminatif. "Pesan-pesan ini benar-benar mengerikan. Mengingat para terdakwa pernah menjabat sebagai polisi, kami menyadari bahwa kasus ini dapat semakin merusak kepercayaan terhadap kepolisian,” kata dia.

Keenam polisi pensiunan tersebut didakwa setelah program Newsnight BBC melakukan investigasi yang menemukan bahwa mereka mengirim pesan-pesan ofensif itu antara Agustus 2018 hingga September 2022. Saat itu mereka semua pensiun dari kepolisian.

Tiga pesan di antaranya menampilkan komentar rasis tentang Meghan, istri putra bungsu Raja Charles III, Pangeran Harry. Meghan lahir dari pasangan warga negara Amerika — ibunya, Doria Ragland merupakan keturunan Afrika dan ayahnya, Thomas Markle merupakan keturunan Jerman, Inggris, dan Irlandia.

Selain Meghan, salah satu pesan yang dikirimkan juga menyertakan foto mendiang Ratu Elizabeth dan suaminya Pangeran Philip. Sementara pesan lainnya merujuk pada putra sulung dan pewaris Charles, Pangeran William dan istrinya Kate, serta Perdana Menteri Rishi Sunak.

Kelima orang yang mengaku bersalah pernah bekerja di berbagai departemen di kepolisian, namun semuanya pernah bertugas di Kelompok Perlindungan Diplomatik. Selama dua tahun terakhir, anggota divisi tersebut ada yang dihukum karena pembunuhan dan pemerkosaan, dan satu orang lagi dipenjara karena melakukan 24 pemerkosaan dan kekerasan seksual lainnya selama kurun dua dekade.

Satu orang yaitu Michael Chadwell, 62 tahun, mengaku tidak bersalah atas satu tuduhan mengirim pesan ofensif. Namun dia dinyatakan bersalah setelah diadili di Pengadilan Magistrat Kota London bulan lalu. Chadwell dijatuhi hukuman 10 minggu penjara, ditangguhkan selama 12 bulan.

Polisi Metropolitan London, kepolisian terbesar di Inggris, telah dilanda berbagai skandal dalam beberapa tahun terakhir. Tinjauan independen terhadap kepolisian tersebut pada Maret menyimpulkan bahwa mereka secara institusional bersifat rasis, misoginis, dan homofobik. Mark Rowley, yang memimpin kepolisian itu, telah berjanji untuk memecat orang-orang yang tidak layak di antara lebih dari 43 ribu polisi dan stafnya.

REUTERS

Pilihan editor: Kim Jong Un Menangis Minta Wanita Korut Melahirkan Banyak Anak

Berita terkait

Profil Sirkuit Silverstone Inggris, Tempat Balap Formula 1 Pertama Diselenggarakan

1 jam lalu

Profil Sirkuit Silverstone Inggris, Tempat Balap Formula 1 Pertama Diselenggarakan

Silverstone adalah salah satu sirkuit paling ikonik di dunia balap Formula 1.

Baca Selengkapnya

Kisah Royal Enfield Sebelum Memproduksi Motor di India

18 jam lalu

Kisah Royal Enfield Sebelum Memproduksi Motor di India

Sebelum membuat motor, Royal Enfield memproduksi sejumlah produk di bawah tanah

Baca Selengkapnya

Ditangkap di Australia, Mantan Pilot Marinir AS Akui Bekerja dengan Peretas Cina

1 hari lalu

Ditangkap di Australia, Mantan Pilot Marinir AS Akui Bekerja dengan Peretas Cina

Mantan pilot Marinir AS yang menentang ekstradisi dari Australia, tanpa sadar bekerja dengan seorang peretas Tiongkok, kata pengacaranya.

Baca Selengkapnya

Ajang Balap Formula 1 Pertama Diadakan 74 Tahun Lalu, Siapa Juaranya?

1 hari lalu

Ajang Balap Formula 1 Pertama Diadakan 74 Tahun Lalu, Siapa Juaranya?

Formula 1 pertama di Sirkuit Silverstone, Inggris dimenangkan oleh Guiseppe Farina, berikut profilnya

Baca Selengkapnya

PSSI Marah Suporter Timnas U-23 Indonesia Serbu Akun Instagram Guinea dengan Ujaran Rasis

4 hari lalu

PSSI Marah Suporter Timnas U-23 Indonesia Serbu Akun Instagram Guinea dengan Ujaran Rasis

Anggota Exco PSSI Arya Sinulingga minta suporter Timnas U-23 Indonesia yang menyampaikan ujaran rasis untuk berhenti melakukan tindakannya itu.

Baca Selengkapnya

Rishi Sunak Minta Universitas di Inggris Lindungi Mahasiswa Yahudi dari Pelecehan

4 hari lalu

Rishi Sunak Minta Universitas di Inggris Lindungi Mahasiswa Yahudi dari Pelecehan

Rishi Sunak menyerukan pada universitas di Inggris agar melindungi mahasiswa pemeluk yahudi dari pelecehan menyusul unjuk rasa pro-Palestina

Baca Selengkapnya

Belgia akan Dukung Resolusi Pengakuan Palestina Jadi Anggota Penuh PBB

7 hari lalu

Belgia akan Dukung Resolusi Pengakuan Palestina Jadi Anggota Penuh PBB

Menlu Belgia Hadja Lahbib mengatakan negaranya akan mendukung resolusi yang mengakui Palestina sebagai anggota penuh PBB

Baca Selengkapnya

Sadiq Khan, Muslim Pertama yang Terpilih Jadi Wali Kota London Tiga Periode

7 hari lalu

Sadiq Khan, Muslim Pertama yang Terpilih Jadi Wali Kota London Tiga Periode

Sadiq khan terpilih untuk ketiga kalinya sebagai wali kota London.

Baca Selengkapnya

Jelajah Lokasi Syuting Baby Reindeer dari Edinburgh hingga London

8 hari lalu

Jelajah Lokasi Syuting Baby Reindeer dari Edinburgh hingga London

Baby Reindeer tidak hanya menarik dari sisi cerita, lokasi syutingnya seolah mengajak penonton berkeliling Edinburgh hingga London

Baca Selengkapnya

RI - Inggris Berkomitmen Perkuat Kerja Sama Ekonomi dan Perdagangan

9 hari lalu

RI - Inggris Berkomitmen Perkuat Kerja Sama Ekonomi dan Perdagangan

Pemerintah Indonesia bertemu dengan Menteri Perdagangan Inggris Greg Hands MP untuk membahas sejumlah kerja sama di bidang ekonomi dan perdagangan.

Baca Selengkapnya