Pengungsi Gaza Terpojok di Rafah, Tetap Terancam Serangan Udara Israel

Reporter

Tempo.co

Kamis, 7 Desember 2023 14:00 WIB

Warga Palestina berada di depan tenda pengungsian setelah meninggalkan rumahnya akibat serangan Israel di sebuah kamp di Rafah, saat konflik antara Israel dan Hamas, di Jalur Gaza selatan, 6 Desember 2023. REUTERS/Ibraheem Abu Mustafa

TEMPO.CO, Jakarta - Puluhan ribu pengungsi Palestina berdesakan di daerah Rafah di perbatasan Gaza dengan Mesir untuk menghindari pengeboman Israel, kata PBB pada Rabu, meskipun mereka khawatir bahwa mereka juga tidak akan aman di sana.

Kantor kemanusiaan PBB mengatakan dalam sebuah laporan bahwa sebagian besar pengungsi di Rafah, kurag dari 10 kilometer dari Mesir, tidak dapat tidur karena kurangnya tenda, meskipun PBB telah berhasil mendistribusikan beberapa ratus tenda.

Selembar plastik dipasang sebagai tenda, ranting-ranting dikumpulkan dari sana-sini untuk membuat api di Rafah, ujung selatan Gaza.

Warga sipil telah tiba menyusul perintah evakuasi oleh militer Israel yang meliputi wilayah di dalam dan sekitar Kota Khan Younis di Gaza selatan.

“Kami tiba di sini tanpa tempat berlindung dan kehujanan tadi malam. Tidak ada apa pun untuk dimakan – tidak ada roti, tidak ada tepung,” kata Ghassan Bakr seperti dilansir Arab News.

Advertising
Advertising

Ratusan ribu warga Palestina telah melarikan diri dari Gaza utara ke selatan selama konflik dua bulan antara Israel dan militan Hamas yang coba dilenyapkan.

Eksodus terbaru ini membuat banyak pengungsi Palestina semakin terpojok di dekat perbatasan Mesir, di daerah yang dianggap aman oleh militer Israel.

“Israel berbohong. Tidak ada tempat di Gaza yang aman dan besok mereka akan mengejar kami di Rafah,” Samir Abu Ali, ayah lima anak berusia 45 tahun, mengatakan kepada Reuters melalui telepon dari Rafah.

“Mereka menginginkan Nakba lagi tapi saya tidak akan pergi. Rafah adalah tujuan ‘akhir’ bagi saya,” ujarnya.

Yang dia maksud adalah “Nakba,” atau “bencana,” ketika banyak warga Palestina melarikan diri atau terpaksa meninggalkan rumah mereka selama perang 1948 yang menyertai berdirinya Israel.

Warga Gaza lainnya juga menyuarakan keprihatinannya.

“Israel kini mendorong kami menuju Rafah dan kemudian mereka akan menyerbu ke sana,” kata seorang pengungsi lainnya yang bernama Zinaib melalui telepon dari Khan Younis.

Toko kelontong di Rafah, seperti di tempat lain di Gaza, kosong. Di pasar, para petani yang masih bisa menggarap lahannya menjual tomat, bawang merah, kubis dan sayuran lainnya.

Di trotoar, anak-anak mengambil makan dari panci besar berisi semolina yang disiapkan oleh sebuah badan amal, sambil mengikis bagian bawahnya dengan mangkuk dan wadah plastik.

Warga Palestina di Jalur Gaza hidup dalam “kengerian yang semakin mendalam,” kata kepala hak asasi manusia PBB pada Rabu, hampir dua bulan setelah dimulainya perang, yang telah menyebabkan sekitar tiga perempat dari 2,4 juta orang di wilayah tersebut mengungsi.

<!--more-->

Distribusi Bantuan Terhambat

Seorang anak Palestina tertidur di tenda plastik setelah meninggalkan rumahnya akibat serangan Israel di sebuah kamp di Rafah, saat konflik antara Israel dan Hamas, di Jalur Gaza selatan, 6 Desember 2023. REUTERS/Ibraheem Abu Mustafa

Militer Israel, yang ingin memusnahkan Hamas setelah kelompok militan tersebut melakukan serangan di Israel selatan pada 7 Oktober, mengatakan bahwa pihaknya telah memberitahu warga sipil terlebih dahulu untuk mengevakuasi daerah di mana mereka berencana untuk beroperasi, melalui pesan telepon, pernyataan online dan selebaran.

“Ada pengeboman, perusakan, selebaran yang dijatuhkan, ancaman dan panggilan telepon untuk mengungsi dan meninggalkan Khan Yunis, tapi harus pergi ke mana?” tanya Khamis Al-Dalu.

Lebih dari 80 persen warga Gaza adalah pengungsi atau keturunan pengungsi yang diusir atau meninggalkan tanah mereka ketika Israel didirikan pada 1948.

“Demi Tuhan, kamu ingin kami pergi ke mana?” Lanjut Dalu, amarahnya membara. “Kami meninggalkan Khan Yunis dan sekarang kami berada di tenda-tenda di Rafah, tanpa atap, tanpa dinding.”

Kota Rafah berjarak sekitar 13 kilometer dari Khan Younis, yang sedang diserang dengan sengit. Letaknya di perbatasan dengan Mesir, dan Penyeberangan Rafah adalah satu-satunya titik persimpangan antara Mesir dan Jalur Gaza.

Laporan PBB yang dikeluarkan pada Rabu mengatakan bahwa meskipun sejumlah bantuan telah masuk ke Gaza dari Mesir melalui penyeberangan tersebut, pendistribusiannya oleh PBB terhambat oleh kekurangan truk dan karena staf tidak dapat melapor ke Rafah karena meningkatnya permusuhan sejak gencatan senjata runtuh minggu lalu.

Pilihan Editor: PBB Cari Jalan Lain Salurkan Bantuan ke Gaza Selain dari Rafah

REUTERS | ARAB NEWS

Berita terkait

Ini Alasan AS Hentikan Pengiriman Bom ke Israel

2 jam lalu

Ini Alasan AS Hentikan Pengiriman Bom ke Israel

Amerika Serikat telah menangguhkan pengiriman senjata ke Israel, termasuk bom-bom berat yang digunakan oleh sekutu AS tersebut di Gaza.

Baca Selengkapnya

Sivitas Akademika Universitas Andalas Gelar Aksi Bela Palestina: Unand Student For Justice In Palestine

3 jam lalu

Sivitas Akademika Universitas Andalas Gelar Aksi Bela Palestina: Unand Student For Justice In Palestine

Setelah puluhan kampus di Amerika, kini sivitas akademika Universitas Andalas (Unand) gelar aksi bela Palestina dengan tema Unand Student For Justice.

Baca Selengkapnya

Joe Biden Janji Tunda Pengiriman Senjata Jika Israel Nekat Serang Rafah

4 jam lalu

Joe Biden Janji Tunda Pengiriman Senjata Jika Israel Nekat Serang Rafah

Joe Biden untuk pertama kali mengutarakan ke publik akan menahan senjata untuk Tel Aviv jika tentara Israel melakukan invasi ke Rafah

Baca Selengkapnya

AS Tangguhkan Pengiriman JDAM ke Israel, Apa Kelebihan dan Kelemahan Bom Ini?

4 jam lalu

AS Tangguhkan Pengiriman JDAM ke Israel, Apa Kelebihan dan Kelemahan Bom Ini?

AS untuk pertama kalinya secara terbuka berjanji untuk menangguhkan pengiriman JDAM ke Israel sebagai tanggapan invasi ke Rafah.

Baca Selengkapnya

Saat Netanyahu Bernafsu Serang Rafah, Media Israel Justru Bilang Ini

17 jam lalu

Saat Netanyahu Bernafsu Serang Rafah, Media Israel Justru Bilang Ini

Haaretz mengatakan invasi Rafah hanya membahayakan kemungkinan kembalinya para tawanan, dan menyatakan sudah waktunya untuk gencatan senjata.

Baca Selengkapnya

Mengapa Netanyahu Menolak Gencatan Senjata dengan Hamas?

17 jam lalu

Mengapa Netanyahu Menolak Gencatan Senjata dengan Hamas?

Israel menolak gencatan senjata dan melancarkan operasi di Rafah, sehingga menimbulkan kekhawatiran bahwa perang di Gaza akan berlarut-larut.

Baca Selengkapnya

Bahama Secara Resmi Akui Palestina Sebagai Negara

18 jam lalu

Bahama Secara Resmi Akui Palestina Sebagai Negara

Bahama secara resmi mengakui negara Palestina. Sebelumnya sejumlah negara melakukan hal serupa.

Baca Selengkapnya

Hentikan Sementara Pengiriman Senjata, Amerika Serikat Ingin Peringatkan Israel

19 jam lalu

Hentikan Sementara Pengiriman Senjata, Amerika Serikat Ingin Peringatkan Israel

Sumber mengatakan langkah penghentian sementara senjata ke Israel adalah untuk memperingatkan Tel Aviv jangan menyerang Rafah

Baca Selengkapnya

AS Hentikan Pengiriman 3.500 Bom ke Israel, Khawatir Serangan ke Rafah

20 jam lalu

AS Hentikan Pengiriman 3.500 Bom ke Israel, Khawatir Serangan ke Rafah

Amerika Serikat menghentikan pengiriman senjata yaitu 3.500 bom ke Israel pekan lalu, khawatir digunakan di Rafah.

Baca Selengkapnya

Cina Minta Israel Berhenti Menyerang Rafah

21 jam lalu

Cina Minta Israel Berhenti Menyerang Rafah

Beijing menyerukan kepada Israel untuk mendengarkan seruan besar masyarakat internasional, dengan berhenti menyerang Rafah

Baca Selengkapnya